Gue terbangun dengan mimpi indah tentang Laras. Disana dia memeluk gue dengan erat disebuah ruangan dan berkata ia sangat menyayangi gue. Wajah Laras berseri indah dan senyum lebar tak pernah lepas dari pipi mungilnya. Disana gue justru menangis kencang dan berulang kali menyalahi diri sendiri. Gue berjerit-jerit sembari memeluk Laras. Berulang kali pula Laras berkata bahwa tak apa. Tak ada yang harus disalahkan dan ia baik-baik saja. Dengan senyum manisnya ia pergi menuju pintu putih diujung ruangan tersebut. Dan gue kembali menangis meraung lalu terbangun dengan air mata mengalir dikedua pipi.
Ras, gue kangen.
Kangen ketawa bareng.
Kangen jailin orang bareng.
Kangen ambek-ambekan.Ras, gue kangen.
Pengen peluk lo lagi.
Pengen cubit pipi lo lagi.
Pengen jejeritan nonton korea bareng.
Pengen nangis baper gara-gara drama sad ending lagi.Ras, kenapa tinggalin gue disini? Kenapa tega banget tinggalin gue sendiri? Kenapa bisa dengan gampangnya lo musnahkan mimpi-mimpi indah kita yang sudah melambung tinggi?
"DARAAAA!!!! TOK... TOK.. TOK." Suara geduran keras di pintu membuat kepala gue berputar. Dengan langkah berat gue menuju pintu kamar dan membuka kuncinya pelan.
Sosok Keke dengan dandanan rapinya terpampang didepan kamar gue.
"Ada Juna tuh didepan. Dia manggilin elo dari tadi. Eh gila, lo baru bangun?" Gue mengangguk pelan sembari mengucek mata yang masih terasa panas akibat tangis.
"Lo kenapa, Ra? Abis nangis?" Dengan anggukan pelan gue kembali membalas pertanyaan Keke.
"Lo ada masalah apa, Ra?"
"Gak ada masalah apa-apa kok. Gue gak papa. Gue cuci muka dulu ya mau nemuin bebeb Juna." Dengan wajah yang dibuat ceria gue bersiap menemui Juna dan bergegas mencuci muka lalu membubuhkan lipstick berwarna nude dibibir. Walaupun kenyataannya kepala gue berputar dan rasa dingin menusuk seluruh tubuh, gue nggak boleh kelihatan lemah. Gue gak suka kelihatan lemah, karena hal itu ngebuat orang lain makin gampang injek-injek harga diri gue.
"Kamu kenapa?" Saat sudah didepan gerbang lagi-lagi pertanyaan 'kenapa' keluar dari bibir orang yang gue temui pagi ini.
"Kenapa gimana? Gak apa-apa kok." Gue kembali menampilkan senyum palsu. Kenangan bersama Laras terus berputar dibenak gue, dan rasa bersalah makin membuat gue merasa jadi alasan laras untuk bunuh diri. Gue... jahat.
"Udah sarapan? Makan diluar yuk."
"Enggak dehh pengen dikosan aja. Lagi gak nafsu makan."
"Oh yaudah deh. Aku pergi ya." Juna mengangguk pelan sebelum menghidupkan mesin motornya dan melaju pergi.
Dengan tubuh lemas gue kembali menuju kamar kosan tercinta, menutup pelan pintu kamar dan menelungkupkan diri dikasur dengan spray spongebob kesukaan gue.
Gue kangen rumah, kangen mama, kangen papa, kangen kakak. Selama kuliah disini, gue jarang sekali pulang kerumah. Padahal jarak rumah gue hanya 3 jam dari kampus. Dan guepun hanya berkuliah senin sampai kamis. Berbeda dengan teman-teman kosan dan kelas gue yang hampir setiap minggu pulang kerumah mereka, gue hanya berhubungan dengan keluarga dirumah melalui telefon.
Keluarga guepun memaklumi keadaan gue sekarang. Dengan kalimat-kalimat mutiara mereka selalu menyemangati keadaan gue. Tak jarang mereka yang datang kekosan gue untuk sekedar bertukar sapa dan berjalan-jalan bersama.
Gue masih belum sanggup pulang kerumah, belum sanggup melewati SMA kami, dan belum sanggup melihat keadaan kamar yang dipenuhi kenangan-kenangan manis bersama Laras dan lelaki kecintaanku dulu, Vino.
Bahkan saat liburan semester yang lamanya melebihi waktu kecoa berkembang biak hingga mempunyai cucu san cicit, gue dengan manjanya merengek kepada papa dan mama agar bisa memberi gue uang untuk pergi berlibur kerumah nenek. Setidaknya disana tidak ada secuilpun kenangan tentang kami. Tak ada rasa menusuk saat gue menyusuri setiap ruangan disana. Dan tidak ada air mata yang mengalir saat dengan terpaksa gue harus tidur dikamar gue sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jones Love Story "Ketika Cerita Cinta di London Kejauhan."
Humor"Jones Akut." Satu kalimat yang mencabik-cabik harga diri gue. Entah kenapa temen-temen kuliah gue hoby (atau doyan?) ngejudge gue sebagai jones akut. Hell-o? Gue single brooooh! Single! Gak pake T yaa! Ntar jadinya singlet (re: baju dalem). "Seora...