'Meski aku hanya bisa mengawasimu dari jangkauan terbatas, itu sudah cukup membuatku bahagia. Kau tersenyum, aku ikut tersenyum. Kau senang, aku ikut senang. Kau tertawa, aku ikut tertawa. Bahkan saat kau sedih aku juga begitu. Aku tak menuntut lebih darimu, asalkan kau tetap dalam pengawasanku, maka semuanya akan baik-baik saja. Sesederhana itu caraku mencintaimu'
***
*klik...
*klik...
*klik...Kembali kuarahkan kamera handphoneku. Tepatnya menuju kearah sesosok pria yang sudah 3 tahun terakhir mengiasi hariku. Ini bukan kali pertaman, aku mengarahkan kameraku untuk memotretnya. Ini sudah ribuan kalinya. Saat ini dia tengah bermain-main dengan bola basket kesayangannya ditengah lapangan ditemani dengan terik matahari. Pria dengan postur tinggi 180 cm, berbadan tegap dengan kulit putih, rambut hitam pekat, dan bola mata berwarna coklat terang. Pria yang dikagumi oleh seluruh sekolah bukan hanya siswa, siswi, guru, staf dan bahkan kepala sekolah juga sangat mengaguminya. Pria dengan sejuta kemampuan baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dan dia adalah pria yang kusukai selama ini.
Pria itu adalah Kevin Ardianto Putra. Dan sekarang dia terlihat mengelap keringatnya dipojok bangku yang ada dilapangan. Tak beberapa lama, terlihat juga beberapa siswa perempuan menyodorkan minuman dingin kearahnya dan berusaha untuk membantu mengelap keringat yang keluar membasahi tubuhnya.
Sedangkan aku? Aku, Keina Maharani. Hanya siswa perempuan biasa disekolah.
Tak ada yang dapat kulakukan selain hanya mengamatinya dari kejauhan dan memotretnya menggunakan handphone secara diam-diam. Aku tidak bisa seperti siswa perempuan lainnya yang secara terang-terangan mengaguminya.Kevin, dia hanya diam tidak merespon siswa perempuan yang ada di hadapannya. Dia bangkit lalu pergi. Saat ini memang sudah bel pulang. Kevin terlihat berjalan keluar pagar sekolah.
"Dia pasti mengunjungi cafe itu lagi" aku hanya bergumam lalu mengikuti dia diam-diam.
Seperti yang kutebak, dia mengunjungi cafe itu. Nama cafe favorit kevin adalah "City cafe". Dan dia pasti duduk di meja dekat jendela sebelah kanan nomor 5 dan memesan spaghetti serta chocolate milkshake.
Ini adalah kebiasaan rutin yang dia lakukan sehabis latihan basket dan terkadang pulang sekolah. Dan aku? Aku hanya mengamatinya dari luar cafe. Aku tidak berani masuk lalu berjumpa dengannya. Kemudian kembali kuarahkan kamera handphone untuk memotretnya lagi.
Aku tersenyum, aku senang dengan hasil foto yang kudapat saat ini. Aku lalu beranjak pulang dan tak lupa melihatnya sekilas.
"Makasih untuk hari ini, kevin. Aku akan selalu mencintaimu"
#
KAMU SEDANG MEMBACA
For First Time
Teen FictionAku melihatnya lagi... Melihat wajah dan senyumnya... Aku mendengarnya lagi.... Mendengar suara dan tawanya... Dia disana, bahagia dengan dunianya. Dia begitu dekat namun tak mampu tergapai. Aku selalu menunggu datangnya waktu. Waktu yang tepat, sam...