Chapter 3

55 7 0
                                    

Aldy POV

Hari ini aku datang lebih awal dan sekarang sedang menjadi panitia MOS untuk adek kelas aku yang baru. Aku dan beberapa anggota OSIS serta beberapa perwakilan dari ekstrakurikuler yang ada di sekolah ini. Karena aku adalah ketua eskul basket maka aku ikut menjadi salah satu panitia, dan sebenarnya aku malas.

"Al, lo bengong aja sana liatin anak anak yang masih di depan sekolah gih." Perintah salah satu temanku yang juga menjadi panitia dalam MOS ini.
"Hmm. Gue liat ke depan deh" ujarku lalu berlalu berjalan ke depan sekolah seperti intruksi dari temanku tadi. Tiba tiba ada adek kelas yang menabrakku. Wajahnya cantik dan manis. Dan ia berdiri namun ia hanya diam menatapku. Aku menatapnya dingin seperti biasa dan sedikit mengintimidasi.

"Ma...ma.. af k..aak, maaf aku nggak sengaja" Ucapnya terbata bata.
Aku tidak menjawab, dan pergi meninggalkan ia yang masih kaget dengan sikapku. Biarlah memang aku seperti ini.
"Aah dasar dingin, aku kan udah minta maaf malah ditinggal. Ah untung cogan" gerutunya namun masih dapat terdengar. Aku tersenyum tipis.
"Hey, kamu ngapain disana? Cepat bergabung dengan anak anak. Kamu mau di hukum?" Ucap salah satu yang kuyakini temanku dan salah satu panitia.
"Ii..iyaa kak" Ucapnya dengan gugup.

-*-

Aku memeriksa keadaan di luar sekolah dan aku kembali menuju lapangan.

Sudah berbaris sesuai dengan warna pita yang berada dilengannya hingga terdengar suara dari Fero a.k.a ketos

"Diam dulu adik adik, saya disini selaku ketos Global International High School mau menyampaikan sedikit mengenai MOS untuk beberapa hari kedepan." Ucapnya
"Saya Fero Ahmadika , ketua osis di sini. Dan di sebelah saya ini Jessie Astrid Weobley sebagai wakil ketua osis. Dan di sana kak Aberdeen selaku ketua eskul basket, dan itu kak Febby ketua eskul cheerleaders. Dan yang lainnya nanti silahkan kenalan sendiri ya. Semua panitia disini bukan hanya OSIS saja tapi semua ketua eskul. Dan setelah ini kalian silahkan menuju kelas yang telah ditentukan. Sekian dari saya terima kasih." Tutup Fero.

-*-

Aku segera masuk ke ruang OSIS untuk pembagian pendamping di kelas.
Setelah dibacakan aku mendapat kelas X-2 bersama Bima sama Felisa.
Aku dan mereka segera bergegas menuju ke kelas tersebut.
Ketika memasuki kelas tersebut banyak bisik bisik dari kelas yang ku dampingi ini.
Aku berdiri bersandar di dekat pintu.

"Halo, kita disini sebagai pendamping kelas kalian. Nama gue Bima. Dan cewek cantik ini namanya Felisa. Dan cowok diseberang sana itu Aldy atau Al. Kita bakal dampingi kalian mengikuti MOS selama beberapa hari ini, ada yang ditanyakan?" Tanya Bima.
"Enggak kak" jawab mereka serempak.
"Oke, setelah ini kita bakal bawa kalian observasi alias pengenalan sekolah" Kata Felisa.

Setelah itu aku, Bima, dan Felisa menjelaskan keadaan disekolah ini.

*-*

Tak terasa waktu sudah memasuki jam istirahat. Aku menuju ke kelas karena memang anak kelas XI dan XII masuk sekolah namun masih free alias masih jamkos. Aku menuju ke teman temanku di kelas bersama Steven temanku sekelas.

"Whats up bro, gimana MOSnya ada cecan gak?" Ujar Vincent salah satu temanku yang terkenal player.
"Ah lu mah, cecan mulu lu. Kena karma baru tau rasa lo" sahut Bian.
"Ye gue kan cari kenangan di masa SMA daripada lu pada flat flat amat hidupnya" ejek Vincent dengan memeletkan lidahnya.
"Anjir lu ngatain hidup kita flat, ah udah lah semerdeka elu. Sebahagia lu deh" ujar Bian sembari tertawa. Dan kita juga tertawa. Sementara Vincent mendengus kesal.
"Eh bro gausah dengus dengus gitu dong, kek banteng mau nyeruduk tau" canda Steven. Dan seketika mereka tertawa terbahak bahak.
"Ah elah lu bikin gue badmood aja. Udah ah kantin yok. Cuci mata kali aja ada yang nyantol ama gue." Ucap Vincent.
"Pede amat lu nyet, yaudah ayok" ujarku menanggapi ucapannya.
Seperti inilah aku dengan orang orang terdekatku, namun aku akan bersikap dingin kepada orang yang baru aku kenal dan hangat kepada keluarga serta teman terdekat dan untuk lainnya aku kembali menjadi sosok dingin. Aku nggak mau terlalu larut kesedihanku karena dia, dan membuat tameng agar tidak ada yang mengetahui jadi aku hanya hangat kepada orang terdekatku.

*-*

Aku dan teman temanku bergegas menuju kantin. Di sepanjang koridor banyak yang berbisik tentang kita.
Ketika kita datang ke kantin banyak teriakan dari para fans kita.

"Wihh keren banget sih"
"Jadi pengen jadiin pacar"
"Aaa kak Al ganteng banget sih"
"Kak Al"
"Kak vincent"
"Aaa kak cogan hwa"
"Gue rela dijadiin istrinya deh"
Seperti itu kurang lebihnya teriakan para kaum hawa. Yang menurutku lebay.

Aku duduk bersama teman temanku yang sedang bersendau gurau sesekali aku tertawa. Namun aku merasa seperti ada yang menatapku. Aku menatap sekelilingku. Aku menangkap orang yang sepertinya familiar aku mengingat-ingat dan aku baru ingat kalo ia yang menabrakku tadi pagi dan aku mencuekinya.
Dan bel terdengar menandakan bahwa kelas sudah masuk, walaupun free pelajaran tapi tetap saja kita tidak boleh berkeliaran jadi kita tetap berada di kelas.
Aku menuju kelas yang aku dampingi bersama Felisa dan Bima dan menjelaskan apa yang sudah di jelaskan Fero tadi.
Tak terasa bel pulang sudah berbunyi. Aku segera mengambil tasku dan pulang. Namun Steven menghadangku.

"Al, ikut kita gak nongkrong di cafe biasanya?" Ajak Steven
"Hmm. Ikut deh, dirumah gue juga bosen." Ujarku.
Dia membalas dengan ucapan sip dan kita pergi menuju ke cafe yang sering kita datangi.

>~<

Valerie POV

Setelah pulang sekolah aku diajak Stefi mampir ke Cafe Vintage yang bergaya klasik tak jauh dari sekolahku.

Ketika kami sampai kita memilih duduk di dekat jendela kesukaan kita, karena kita dapat melihat lalu lalang kendaraan. Pelayan mendatangi kami dan bertanya.

"Selamat siang kak, mau pesan apa ya?" Tanya pelayan tersebut.
"Hmm.. aku mau pesan Green tea satu aja deh, kalo lo apa val?" ucap raisa.
"Aku red velvet satu aja deh" pesanku.
"Oke saya ulangi ya kak. Green tea sama red velvetnya satu ya. Tunggu ya kak, pesanan kalian akan datang beberapa menit lagi" ucap pelayan itu.
Aku dan Stefi hanya mengangguk.

Kami dilanda keheningan, kita memandang jalanan yang dipadati kendaraan. Dan pelayan datang membawa pesanan kita.
"Ini kak pesanannya. Selamat menikmati ya kak." Ucap pelayan tersebut dengan ramah.
Ketika kita sibuk meminum minuman kita, bel tanda lonceng di dekat pintu masuk berbunyi menandakan ada orang yang masuk.

"Eh val, itu bukannya kak Steven sama temen temennya ya?" Tanya Stefi.
Aku segera melihat ke arah pintu masuk.
"Eh? Iya ya. Itu kan kak Steven, kak Al sama temen temennya ya?"
Mereka duduk tak jauh dari tempat dudukku.
Aku tidak terlalu mendengar omongan mereka, karena aku memang duduk sedikit jauh dari mereka. Kadang mereka tertawa terbahak bahak. Tiba tiba kak Steve berdiri dan berjalan mendekat ke kita.

"Oy val, lu disini juga?" Tanya kak Steven.
"Eh. Hmm iya kak aku disini sama Stefi temanku. Kenalin kak ini Stefi, Stef ini kak Steve" ucapku
"Gue Steve. Salam kenal ya" ucap kak steven.
"Eh. Anu iya kak. Aku Stefi salam kenal juga ya kak hehe" ucap Stefi dan ku yakini ia gugup.
"Sip deh" ucap kak Steven.

"Eh Steve lu ngapain?" Kak Al bertanya ke kak Steve. Aku nggak tahu kapan dia datang tiba tiba aja datang.
Tiba tiba jantungku berdetak kencang jika berdekatan dengan Kak Al.

TBC

Thanks yang udah mau baca cerita absurd aku. Heheh. Kasih aku VotMents yah. Maaf kalo banyak typo yah. =)) Terima kasih banyak. ^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senior High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang