Kaki calum sudah sembuh dari lama dan sudah hampir sebulan calum menjadi guru bass pribadiku, sudah pula juga kita bertambah akrab layaknya sahabat, or more?
....
"Cal, hari ini lo bisa ke rumah gua ga? Bukan ngajar, lo main aja yayayayayaya plis" gue memohon lewat telfon
"Mmm bisa si len, tapi gue boleh ngajak band mate gue gak?" kata calum
"Wah boleh boleh tuh, oke gue tunggu ya babang cal" kata gue seneng
"Haha yaya dedek helena, bye" kata calum dengan suaranya yang di imut-imutin
"Dih, Bye" kata gue yang langsung gue putuskan sambungannya.
....
Calum pun dan satu temannya yang berambut pirang dan tampan sudah duduk di sofa ruang tamu di rumah ku.
"Helena ini luke, luke ini helena" kata calum yang memperkenalkan aku dan temannya.
"Hai helena, senang bertemu denganmu!" katanya sambil menjabat tanganku
"Senang juga bertemu denganmu luke, kamu vokalis sekaligus gitaris di 5SOS kan yak?" tanya gue
"Ya benar" kata luke
"Eh kok lo tau? gue kan g kasi tau lo len?" tanya calum bingung
"Ituuu gue kan sering nonton video kalian di youtube, makanya jadi tau. Kan lu yg nyuru." jawab gue
"Oh"
"Iya"
Hening. Kita semua diam untuk beberapa saat.
"WOYYY BEDUN, ngapa diem dieman gini, ah gue cium lu"
"Yaudah cium gue aja HAHA" kata luke yg tertawa
"Apalu pirang! gue aja yang di cium" kata calum yang udah monyong monyong in bibirnya
"Ye pentil gue gak serius" gue
"Gue serius, yaudah kalo lo gamau cium gue, biar gue yang cium lu" tanpa babibu calum langsung memajukan wajahnya untuk mencium bibirku tapi yang terasa bukanlah sebuah bibir, tapi seperti telapak tangan. Ya, tangan luke. Tangan luke menghalangkan bibir ku dan bibir calum.
THANKS LUKE, tapi gue mau dicium calum si sebenarnya.
"Sumpah ya ini awkward banget, cium ciuman di depan gue." kata luke protes
"Dia yang cium-cium! udah ah jangan di bahas lagi. Yok luke adu gitar sama gue hehe" kata gue yang langsung menyeret luke ke kamar atau studio dan mengambil gitar masing masing.
Sementara calum masi mengusap ngusap bibirnya yang bekas cium telapak tangan luke, mungkin dia merasa kotor. Dungu.
Setelah merasa cukup duet maut gitar bersama luke, gue teringat calum yang dari tadi gue telantarin di ruang tamu.
"Lo keren banget len, cewe yg terjago main gitarnya yang pernah gue kenal" puji luke
"Haha bisa aja, lo lebih jago sumpah. Btw calum daritadi kita telantarin wk, bentar yak gue cari dulu" gue langsung mencari kalum ke arah dapur, takutnya dia tergeletak di lantai lagi karena terpleset kencing gue yang berceceran, tapi kan gue kaga ngompol. Memang tidak ada juga sih, di toilet di ruang tamu juga tidak ada. Sebentar, kok bau asap rokok di dalem rumah gue. Siapa yg ngerokok? Calum?. Aku pun mengikuti arah asal asap rokok tersebut yang berasal dari teras dan benar saja, calum yang merokok.
"Cal, lo gue cariin ternyata disini!" kata gue yang langsung duduk di sebelahnya dengan tangan menutup hidung karena tidak kuat dengan asap rokoknya
"Ngapain cariin gue, bukannya lagi asik sama luke?!" kata calum dengan ketus
"Oh yaudah kalo g mau di cariin" gue pun ingin berdiri untuk kembali ke luke tapi sudah dihadang oleh tangan kekar calum yang mengenggam pergelangan tangan ku.
"jangan!!! temenin gue disini" kata calum dengan suara dan tampang datar, gue pun kembali duduk.
"Gadanta banget sih cal" lalu terjadi keheningan, yang ada hanya suara calum yang sedang menghirup dan menghempaskan asap rokoknya.
"Sejak kapan lo ngerokok?"
"Sejak setiap gue merasa depresi dan cemburu" kata calum yang masih sama datar suaranya
"Oh. Gue boleh nyoba y dikit" gue
"Gak" calum
Gue yang tidak menghiraukan larangan calum langsung mengambil satu batang rokok dan pemantiknya, ku nyalakan rokoknya dengan pemantik dan siap2 untuk dihisap, belum sempat ku menghisapnya, calum sudah merebutnya dari tanganku
"Bandel banget si, gue bilang enggak yang enggak. G baik cewek ngerokok" kata calum dengan tatapan sebal
"Tapi kan gue cuma nyoba, gue belom pernah nyoba. Gue penasaran kaya gimana rasanya" kata gue yang seperti merengek
Tiba tiba ada sesuatu yang kenyal menempel di bibir ku, mencoba untuk masuk dan melumatnya dengan perlahan. Aku menikmati permainanya dan ku balas gerakan demi gerakan. Ya, itu bibir dan lidah calum. Kita berciuman?
Tangan calum memegang tengkuk ku, membuat permainan itu makin dalam dan liar. Sampai sampai nafas ku hampir habis. Permainanya pun berakhir dengan deru nafas kita yang berisik.
"Rokok, sama aja kaya ciuman gue yang TADINYA belom lo coba, dan ketika lo udah coba sekali. Lo bakal ketagihan" kata calum dengan smirk nya yang menggoda
Gue hanya melihat kebawah tidak percaya dengan apa saja yang baru terjadi, murid dan guru berciuman. Sebenarnya aku sama sekali tidak menganggapnya sebagai guru sungguhan, tapi itulah status kami. Bisakah kamu merubah status kita ke yang lebih pantas dengan apa yang baru saja kita lakukan cal? Sepertinya tidak.
"Mmm cal, nel, gue balik duluan ya. Nyokap gue udah bawel ini hehe" kata luke yang sudah berada di ambang pintu teras, semoga dia tidak melihat adegan tadi.
"Oh iya, ayok gue anter kedepan" gue langsung jalan ke arah luke tanpa sedikit pun melirik calum.
"Lain kali main kesini lagi ya luke, seru deh main gitar sama lo haha"
"Pasti pasti."
"Oke gue cabut dulu y nel"
"Ya hati hati" dia memberikan a little hug, akupun membalasnya.
"LUKE GUE IKUT" teriak calum dari dalam yang sudah siap untuk pergi
"Gue pulang ya" kata calum yang langsung mengecup kening ku, membuat ku membeku tak berkutik (lagi). aku sangat merasakan kasih sayang darinya.
"Hati-hati" kataku dengan lembut
Calum dan luke pun sudah masuk ke mobil dan pergi. Memang mereka tadi juga berdua dengan mobil itu, mobil luke tepatnya. Mungkin calum mengajak luke biar ada tumpangan. Dasar. Untung sayang.
...