1

81 3 2
                                    


  Alunan piano itu selalu terdengar indah. Aku tak bisa memainkan piano tapi setiap kali melihat Ayah memainkannya . Aku langsung hanyut dalam setiap alunannya. Yah, bagiku Ayahku adalah idolaku. Meski aku tau dia memiliki fans yang luar biasa banyak mengidolakannya diluar sana. Dan aku tak mau kalah dari mereka semua. Mungkin ini aneh tapi aku menyayangi Ayahku.
Aku sangat terinspirasi olehnya. Bagaimana perjuangan beliau sampai bisa sesukses ini. Dan suatu saat aku ingin sepertinya . Tapi bukan menjadi seorang pianis . Aku memang selalu suka dengan alunan musiknya tapi tidak untuk memainkannya. Entahlah dari kecil aku lebih suka main drum. Ada emosi tersendiri saat tanggan ini memukul kedua stik ke drum itu. Itu seperti obat saat aku terlalu banyak fikiran.
Ayahku sangat pengertian terhadapku. Apapun hobiku selama aku mau mengembangkan keahlianku , gak ada yang gak mungkin didunia ini.

         ☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Hay, namaku Rey Renaldi Rahadian. Anak dari seorang pianis terkenal Rudi Rahadian. Dan ibuku adalah seorang dokter dirumah sakit yang cukup besar diBandung. Dan aku sekolah di SMAN 3 Bandung.

   Aku sudah kelas 3 SMA semester pertama intinya ini awal pelajaran baru dikelas yang baru. Aku mengikuti beberapa ekskul , salah satunya dan yang paling kugemari. Apalagi kalau bukan BAND. Tapi akhir-akhir ini aku harus disibukkan oleh jadwal osis . Apalagi dengan aku terpilih menjadi ketuanya.

Masa orientasi siswa memang sudah selesai tapi masalahnya wakilku diosis tiba-tiba harus pindah sekolah. Itu sebabnya aku dan semua anggota osis harus mencari penggantinya. Dan sebenarnya ibu Mega selaku guru BP sudah mencarikan pengganti yang cocok untuk menjadi wakil ketua osis. Itu berarti wakilkulah. Tapi kata Bu Mega tiga hari ini dia tidak masuk karena harus mengurus ibunya yang tengah dirawat di rumah sakit.

  Hari ini rencananya ada rapat untuk membahas acara pensi tahunan. Acaranya memang masih lama tapi beberapa bulan kedepan aku selaku ketua osis harus menghadapi ujian itu sebabnya kita membahasnya jauh-jauh hari. Dan hari ini pula orang yang katanya akan menjadi wakil akan hadir. Jadi penasaran orangnya seperti apa sampai Bu Mega mengharuskan dia menjadi wakilku.

  Aku masih duduk sendiri sambil mengotak -atik laptopku diruang osis sambil menunggu yang lain datang.
Dan suara desisan pintupun terdengar terbuka.

   "Akhirnya kalian datang juga "ucapku menoleh kearah pintu tapi ucapank langsung berhenti saat melihat ternyata orang yang baru saja membuka pintu bukan yang kumaksud .

Seorang cewek berkacamata dengan rambut yang dia gerai seperti avril lavigne dengan baju yang dia lipat pada lengannya dan beberapa buku yang dia bawa. Intinya dia lumayan manis dengan rambut yang digerai dan kacamata yang pas buat dia.

  "Mencari siapa ?"
  "Seseorang yang bernama Ray" ucap cewek itu datar.
   "Emmz,,," belum sampai kulanjutkan ucapanku dia sudah memotong.
    "Apa dia ada disini, jika tidak, aku akan pergi. Karna aku tidak punya banyak waktu" ucapnya semakin datar tapi yang pertama kufikirkan bukan itu. Apa dia tidak mengenalku. Aku kehabisan kata-kata dibagian ini. Karena setahuku semua murid disekolah ini mengenaliku. Bukan berlaku sombong. Tapi siapa yang tidak kenal anak dari seorang pianis terkenal. Apalagi aku juga familiar dikalangan perempuan. Hanya saja kadang aku yang tidak terlalu mengenal mereka. Bukan apa-apa dan aku memang belum pernah pacaran karena aku juga belum tertarik dan belum ada seorang yang menarik buatku. Itu sebabnya aku masih menjomblo sampai sekarang.

  Sepertinya aku harus menarik ucapanku bahwa semua murid disekolahan ini mengenalku.

  "Apa kau tuli. Aku bilang apa dia ada disini "ucapnya lagi . Tapi tiba-tiba aku bingung harus menjawab apa. Sampai anggota lainnya datang.

"Oh jadi kamu yang akan menjadi wakil Ray. Pantes Bu Mega ngotot kamu harus jadi wakilnya "ucap Dio selaku sekretaris osis .

  "Oh ya Alika namaku Dio , aku sekretaris disini kalau kamu butuh bantuan apa-apa atau ada yang kamu gak ngerti bilang aja. Tapi aku yakin kamu pasti bakal cepet ngerti . Secara kamu cewek yang masuk akselerasi langsung masuk kelas dua karena gak diragukan pintarnya"ucap Dio semakin sok akrab tapi tatapan perempuan itu masih tetap sama datar.

Dan sepertinya yang lain juga mengenal siapa namanya tadi. Alika, yah itulah yang kutau. Aku masih terdiam dikursiku. Dan fixs gak bisa berkata apa-apa lagi anggap saja ini impas aku gak tau siapa dia , dia juga sebaliknya.

Sepanjang rapat aku masih terus kepikiran dia.

  " Alika selamat ya cewek pertama yang membuatku stres hanya karena hal sepele. Kamu tidak mengenaliku"

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Happy reading ja semoga kalian suka.

Jangan lupa like dan commenya ya. Jangan
lupa sarannya juga.

Love you all

She ALIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang