Entah sihir apa yang telah menyerangku. Entah keajaiban apa yang telah aku dapatkan. Dan entah perasaan apa yang telah menyerangku. Aku hanya tau dia menarik. Just it.
Pukul 11:48 aku sampai dirumahku. Kulangkahkan kakiku perlahan memasuki rumah yang sudah kutinggali sejak kecil.
"Baru pulang Ray" ucap Ayah yang sontak membuatku kaget.
"Iya yah, tadi keasikan main sama temen"ucapku asal sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
"Teman yang mana, karena tadi salah satu temanmu yang bernama,,, ,, Dio menelfon dan menanyakan kamu dimana karena katanya kamu tak menjawab telfonnya"
Entah kebetulan atau apa tapi sepertinya malam ini bukan keberuntunganku. Awalnya aku memang sengaja keluar karena bosen dirumah parahnya ponselku ketinggalan dan sampai setengah sembilan aku hanya memutari jalan karena tak tau harus kemana. Sampai akhirnya kuputuskan ketempat Alika . Entahlah kenapa tiba-tiba aku malah memilih menemuinya. Parahnya aku tak berani menemuinya karena dia masih kerja dan aku takut dia semakin membenciku jika aku mengganggu kerjanya lagi. Dan,,,, tidak tau kenapa aku memutuskan menunggunya sampai pulang. Sampai sekarang aku bingung kenapa aku melakukan itu.
"Kuakui Ray memang tidak bisa berbohong sama Ayah. Aku lagi suntuk dirumah jadi kuputuskan keluar cari angin dan sampai lupa kalau sudah larut"
Masih kulihat raut wajah Ayah seperti mengintimidasiku.
"Apa anginnya cukup segar untuk mengurangi bosanmu sampai membuatmu lupa waktu"
"Yah ,,,,,, begitulah"ucapku santai .
"Sepertinya kau benar-benar menyukai anginnya"ucap ayah sambil meneguk segelas air putih.
Aku mulai kesal dengan perkataan ayah.
"Sudah ya yah bicara anginnya. Ray capek ngantuk"ucapku mengabaikan Ayah menuju kamar.
"Kapan kamu akan mengenalkan dia sama Ayah"
Langkahku langsung berhenti seketika.
"Maksud Ayah,,,"ucapku tak mengerti.
Ayah menghampiriku menunjukkan sebuah foto yang ada diponselnya. Aku langsung terkejut dengan apa yang Ayah tunjukkan. Foto malam itu saat kugenggam tangan Alika.
"Dari mana Ayah mendapatkan itu"ucapku sangat kaget saat Ayah menunjukan foto itu . Dan itu berarti bukan kabar baik. Ayah itu orang tua yang kepo apa lagi jika Ayah sampai salah paham dan mengira aku benar-benar jadian dengan Alika. Itu sangat buruk. Kalian tau kenapa , Ayah akan terus membuatku lebih care dengan Alika dan aku tak akan bisa bayangkan bagaimana reaksi Alika. Mungkin dia akan semakin membenciku.
"Itu tidak penting Ray, Ayah hanya ingin tau kenapa kau tak pernah menceritakan tentang dia kalau kalian sudah lama pacaran"
"Ayah salah paham. Aku tidak ada hubungan apa dengan Alika. Kemarin itu hanya sebuah kecelakaan"
"Jadi namanya Alika, kamu bahkan mengenalnya. Dan kecelakaan macam apa yang membuatmu terus menggenggam tangannya dan bahkan mengakuinya didepan semua orang yang tau siapa kamu kalau kalian ada hubungan"
"Aku terpaksa melakukan itu karena,,,,,,,,, saat itu malam minggu dan aku merasa terpojokan jika tidak punya pasangan dan orang yang kukenal dicafe itu cuma Alika itupun baru kukenal setelah dia menjadi wakilku diosis"
Kulihat Ayah masih tak percaya dengan ucapanku.
"Ray,,Ray,, Ray,, kau bilang tadi tidak ada hubungan apapun dan kau bilang lebih detail lagi dengan dia"
"Yaah, maksud Ray hanya sebatas itu hubungan kita"
"Ray,, Ayah tak pernah melarang kamu pacaran dengan siapapun selama dia baik untuk kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
She ALIKA
FanfictionIni tentang bagaimana akhirnya aku tau hidup tidak selalu tentang cinta. Jika kamu berfikir kamu akan mati tanpa cinta. Mungkin kamu harus memikirkan itu dua kali. Dan ALIKA kau mengajarkan aku hal positif dalam hidup ini. Yang mungkin tak kufikirka...