Semakin hari semakin lama aku menyadari ada yang kurang dari diriku. Jika kufikir drumer adalah segalanya yah itu benar tapi aku tak tau aku mulai merasa ada yang kurang dari diriku yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Yaitu sebuah cinta. Aku ingin tau apa itu cinta , mencintai dan dicintai. Orang bilang jatuh cinta itu indah. Tapi ada juga yang bilang jatuh cinta itu sakit. Lalu apa itu cinta yang sebenarnya. Sehingga aku mulai penasaran dengannya.
Kolaborasi sebuah alat musik dengan lagupun selesai.
"Wah keren-keren "ucapku saat mengakhiri latihan band. Yah aku mempunyai grub band disekolah yang kita namai dengan sebutan "Blue Boy" kenapa dinamakan itu karena kita semua menyukai warna biru. Aku sendiri memegang drum Dio teman sekelasku selaku skretaris juga di osis digitar. Lalu Ivan anak kelas 2 IPA di basis , yang kita usulkan masuk karena tau dulu saat acara penutupan osis dia jago banget main bass. Dan yang terakhir sekaligus image yang menggambarkan band kita Kelvin di vokal anak kelas 3 IPA sementara disini cuma aku dan Dio yang satu kelas , 3 IPS.
"Guys aku duluan ya aku ada janjian sama Kheny. Entar dia bisa ngamuk-ngamuk kalau aku disini terus" ucap Kelvin pergi menemui kekasihnya yang kutau sangat posesif. Aku sempat heran bisa-bisanya Kelvin sabar menghadapi Kheny. Itu semua karena cinta itu yang selalu Kelvin lontarkan. Cinta, huh apa cinta bisa segitu dahsyatnya.
"Yo, kulihat kemaren kamu kenal banget sama wakilku itu. Siapa namanya. Yah ,,, Alika"
"Aku sih gak kenal-kenal banget aku hanya tau saja"ucap Dio.
"Ray ya jelaslah Dio kenal. Diakan pernah nembak Alika, tapi ditolak"ucap Ivan lalu ketawa puas. Sementara aku kaget dan Dio langsung melemparkan tatapan tajam keIvan."Hay bangke mulutmu gak pernah diajarin sopan santun ya . Ember banget " ucap Dio kesal.
"Tunggu-tunggu jadi dia cewek yang katanya pernah kamu tembak tapi ditolak dan ditolaknya tidak dengan ucapan melainkan tanpa reaksi tidak dihiraukan dan pergi begitu saja"ucapku mulai ingat kejadian dulu tapi dulu aku tak pernah tau siapa orangnya.
"Yeah bangke kalian semua"bisa dilihat Dia semakin kesal." Dan Ray kenapa tiba-tiba kamu menanyakan dia dan gak biasanya kamu menanyakan hal tentang seorang cewek." Ucapan Dio tadi mematikan ucapanku. Sementara Ivan yang tadi berada dipihakku sekarang juga jadi ikut penasaran.
"Hanya penasaran saja kenapa kemaren aku merasa sepertinya cuma aku yang gak tau siapa dia"
"Makanya jangan fokus sama duniamu sendiri. Jadi gak tau kan "ucap Ivan.
"Dia itu anak kelas 3 IPA dengan jalur akselerasi. Dia langsung masuk kelas 2 pertama kali masuk sekolah disini karena kepintaranya yang tak diragukan. Dia orangnya super cuek dan jarang tersenyum dan benda yang paling sering dia bawa adalah buku. Dia itu disebut kutu buku tapi kutu buku cantik makanya banyak yang suka sama dia pertama kali dia masuk. Ingat pertama kali dia masuk. Banyak juga yang sering nembak dia semua berakhir sama sepertiku. Sejak saat itu gak ada lagi yang berani mendekatinya"jelas Dio panjang lebar.
Aku masih terperanga mendengar cerita Dio.
"Tapi kenapa waktu itu kamu biasa aja saat tau Alika masuk anggota osis"ucapku penasaran.
"Awalnya aku sempat canggung takut dia cuekin aku lagi tapi aku bukan pendendam person. Aku hanya tau dia bisa diandalkan. Dan jangan bilang kamu tertarik dengan Alika"
Aku tersenyum garing" ya gaklah aku hanya heran saja aku tidak tau orang pintar disekolah kita. Dan apa kau masih mencintainya"
"Tidaklah Ray. Aku sudah membuang perasaan itu jauh-jauh"ucap Dio.
"Ray dia itu sekarang lagi pedekate sama anak baru yang kemeren dia mos"timpal Ivan.
"Hay bangke , kemari kau. Biar mulutmu aku sekolahin"ucap Dio kesel. Sampai akhirnya mereka saling ledek-ledekan.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Kulangkahkan kakiku dilorong koridor tanpa tau tujuanku kemana. Jam kosong dan tidak ada latihan apapun. Kulihat beberapa perempuan berkali-kali menyapaku dan hanya senyum yang bisa kuberikan.
Pandanganku berhenti disalah satu lorong . Kulihat gadis itu masuk kesebuah perpustakaan. Entahlah tiba-tiba aku tertarik mengikutinya. Sialnya aku langsung kehilangan jejaknya saat didalam perpustakaan. Tak berapa lama kemudian kulihat dia kesusahan mengambil buku yang terlalu tinggi. Dengan cepat kuraih buku itu dan kuberikan kepadanya. Kulihat dia agak terlalu tidak suka bisa dilihat dari sikapnya langsung pergi setelah mengambil buku yang kuberikan tadi tanpa sepatah katapun. Apa dia tidak tau terima kasih.
Tapi anehnya aku semakin tertarik mengikutinya dan bahkan kuberanikan diri duduk didepannya satu meja dengannya. Yang makin membuatku kesal bisa-bisanya dia tetap tenang dan fokus dengan bukunya sementara aku ada didepannya sementara dari tadi beberapa gadis berlalu lalang menyapaku.
Kulihat lagi dia mendengkus kesal membereskan buku-bukunya beranjak pergi. Hay ,,,, apa dia tidak memperdulikanku.
"Hay,,,"kuberanikan menyapanya dan menarik lengannya saat dia beranjak pergi. Dia masih diam lalu fokus pada tangan yang kutarik. Dan dengan cepat kulepaskan tangannya. Karena dia tidak terlalu suka saat aku melakukan itu. Yang membuat aku makin kesel dia kembali melanjutkan langkahnya. Fixs dia membuatku gila.
Kukejar dia lalu berdiri tepat dihadapannya.
"Aku tak tau apa yang terjadi denganmu. Tapi jika aku punya salah , aku minta maaf"ucapku panjang lebar.
"Apa kau tidak punya kerjaan"
"Apa kau selalu seperti ini"
"Aku tidak punya banyak waktu. Jika ada yang ingin kau bicarakan cepatlah jika tidak cepatlah pergi""Aku minta maaf untuk kemarin malam"
Dia hanya terdiam seperti tidak suka.
"Aku tidak mau membahas itu lagi. Anggap saja tidak pernah terjadi apa-apa"ucapnya lalu pergi.
Hay Ray, ada apa denganmu kenapa kau merasa sedih saat dia mengacuhkanmu. Kenapa tiba-tiba kau merasa aneh dengan dirimu.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
She ALIKA
FanfictionIni tentang bagaimana akhirnya aku tau hidup tidak selalu tentang cinta. Jika kamu berfikir kamu akan mati tanpa cinta. Mungkin kamu harus memikirkan itu dua kali. Dan ALIKA kau mengajarkan aku hal positif dalam hidup ini. Yang mungkin tak kufikirka...