#Autor
04:35, mentari masih malu-malu menampakan wajahnya. Tapi Alika sudah siap bertemu dengannya dan merasakan energi panasnya.Jika kau fikir Alika orang yang sangat hebat. Kamu salah , dia memang lebih memilih melewati semua masalahnya dengan caranya sendiri. Harus hidup sebatangkara dan masih harus memikirkan biaya rawat ibunya itu bukan suatu hal yang mudah. Kadang Alika sering mengeluh dengan hidupnya tapi memikirkan masalah itupun tak akan membuat semua menjadi lebih baik.
Kadang kamu harus yakin untuk sesuatu yang mustahil. Meski kamu tahu dan sangat sadar hal itu sangat mustahil.
Tapi mencoba hal yang mustahil itupun tak ada ruginya , setidaknya kamu tahu sampai dimana kemampuanmu jikalau itu gagal.Alika juga manusia biasa yang kadang juga berharap waktu berputar lebih cepat atau kembali kesemula. Dan jika kamu fikir Alika tak pernah menangis kamu salah lagi. Hampir setiap malam dalam kesendiriannya dia menangis. Wait, Alika memang selalu sendirikan. Berharap semua ini cepat berakhir. Dia bisa saja mengakhiri sekolahnya dan fokus dengan kesembuhan ibunya . Dengan begitu bebannya mungkin akan lebih ringan. Tapi, Alika berfikir itu tidak akan menjadi lebih baik. Karena Alika sendiri ragu dengan kesembuhan ibunya. Ini akan seperti membuang waktu yang percuma saat semua menjadi tak mungkin. Jika kamu bisa melakukan hal yang terbaik dari yang lebih baik kenapa tidak. Mungkin semuanya akan lebih berat . Setidaknya telah berusaha.
Dimasukannya semua buku-buku kedalam tas. Tanpa sengaja dia menjatuhkan sebuah kotak . Kotak yang baru dia ingat dari Ray tadi malam. Tadinya Alika tak berniat membukanya , entah kenapa tiba-tiba dia merasa penasaran. Dengan sangat penasaran dia membukanya secara perlahan dan,,, ,,,,,,,.
"I beautiful , I smart and I cute,,,,"itu suara yang muncul secara tiba-tiba bersama sebuah patung perempuan yang sangat cute berkacamata sepertinya.
Entah apa yang terjadi senyum tipis muncul dari mulut Alika. Dia meletakan kotak itu diatas meja belajarnya lalu bersiap pergi kesekolah.
Alika tinggal disebuah rumah susun. Meski hubungannya dengan para tetangga tak begitu akrab karena kepribadiannya. Dengan sering melihat mereka berkeliaran membuat Alika merasa tak sendiri.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Hari ini rapat osis yang terakhir untuk Alika dan kawan-kawan. Karena para ketua dan anggota osis yang baru sudah ditentukan. Rapat kali ini hanya sekedar menyerahkan tugas para osis lama ke osis baru.
"Selamat untuk kalian yang sudah terpilih. Dan kami harap kalian bisa menjadi anggota osis dan tidak menyalahgunakan tanggung jawab" ucap Ray menutup rapat.
Setelah rapat selesai semua meninggalkan ruangan. Saat itu juga dengan ragu-ragu Alika menghampiri Ray dihadapan semua temannya.
"Ray, "panggil Alika saat itu juga.
Ray menoleh mencari sumber suara. Setelah yakin ternyata itu Alika Ray sedikit bingung mengingat sikap dia tadi malam.
"Kalian duluan saja"ucap Ray kepada teman-temannya.
"Ada apa ini Ray"ucap Dio.
"Tidak ada apa-apa. Kau duluan saja bukannya tadi kau bilang sangat lapar"
"Baiklah. Ayo Van perutku sudah sangat lapar"ucap Dio menarik Ivan dengan masih penasaran dengan Alika dan Ray.
"Kau tak perlu melakukan itu. Karena itu akan membuat mereka berfikir yang tidak-tidak. Karena aku hanya ingin mengatakan terima kasih untuk tadi malam"ucap Alika kemudian.
"Itu yang tidak kuingin mereka tahu"
"Kenapa,,,"
"Apa kau pernah lihat atau tahu aku dekat dengan seorang perempuan "
"Kenapa kau tanyakan itu padaku. Apa segitu pentingnya dirimu sampai aku harus membuang waktuku untuk sekedar tahu tentang kamu"
"Baiklah aku lupa tentang itu. Tapi keberitahu kepadamu aku tak pernah berhububgan special dengan siapapun jika mereka tahu aku memberikan sesuatu kepadamu mereka akan berfikir yang tidak-tidak""Dan apa kau fikir apa yang kau lakukan tadi tidak membuat mereka curiga"
"Mungkin iya tapi,,,,"belum sampai Ray melanjutjan ucapanya sudah dipotong oleh Alika.
"Aku tidak perduli "ucapnya lalu meninggalkan Ray yang masih mati kata dengan apa yang dilakukan Alika.☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
KAMU SEDANG MEMBACA
She ALIKA
FanfictionIni tentang bagaimana akhirnya aku tau hidup tidak selalu tentang cinta. Jika kamu berfikir kamu akan mati tanpa cinta. Mungkin kamu harus memikirkan itu dua kali. Dan ALIKA kau mengajarkan aku hal positif dalam hidup ini. Yang mungkin tak kufikirka...