Kait puisi 14
=======
Hening mengusik nadiku
Kegelapan merasuk dalam jiwaku
sepi, satu kata yang bagiku menggambarkan semua. Tidak terelakan lagi betapa kosongnya hati ku ini
Bergemuruh membentuk awan hitam
Menatap cakrawala, dingin menusuk batinNyatanya mati menjadi takdir
Mengelak sejengkal pun nyatanya tak berarti
Kelak menjadi seutuh semu
Menyisa sepi sewarna abu
Menyiksa hati sampai kelabuAku menyusur lorong-lorong buntu dengan tatapan kosong tidak beratur
Semua hampa, seolah mencekikku tanpa oksigen
Sesak membelai relung hitam bergores perih
Tubuhku lunglai lirih merintihAkankah hitam ini kelak menjadi putih
Sedang menerus, putih kugerus dengan kufur
Pekatnya hitam yang kian mengejar
Harmoni dengan setan, merayu membujukTuhan, masihkah terampun jika mati adalah akhir yang kusengajakan?