"ah sialan aku telat"
jam telah menunjukkan pukul 07.00 am, aku segera menuju ke kamar mandi dan bersiap untuk pergi ke sekolah. rutinitas yang sangat tidak kuinginkan, ya pembully-an terhadapku setiap hari. Setelah mandi dan berpakaian aku melihat adikku yg sedang sarapan sendiri.
" mio kenapa kau tidak membangunkan aku?" Teriakku sambil mengambil roti dan mengoleskan selai diatasnya
"salah kakak sendiri kenapa tidur kemalaman" jawabnya cuek, itu mio dia adalah anggota keluargaku satu-satunya, setelah ayah dan ibu menghilang 3 tahun lalu, aku dan mio hidup berdua.*****
"ah akhirnya sampai" dengan nafas yang terengah engah aku tiba digerbang sekolah.
ya aku kesekolah hanya dengan berjalan kaki, untuk naik bus biayanya terlalu mahal.aku mencoba untuk hemat agar biaya hidupku dan mio tercukupi dan hanya dengan kerja paruh waktu aku bisa mencukupinya. Aku tiba dikelas dan menjalaninya seperti biasa.
"kringggggggg"
bel pulang berbunyi, aku segera berkemas untuk pulang segera agar tidak berurusan dengan mereka, iya mereka si jun dan gerombolannya yang sering membully orang sepertiku.
"ah sial lagi-lagi tak bisa lewat" pekikku dalam hati, jun dan gerombolannya telah siap menghadangku.
"hey budak mana setoranmu? kau bilang hari ini bakal kau bawa" teriak jun sambil memegang pundakku
"nnn maaf jun uangku belum cukup ,gaji dari kerja paruh waktuku belum bossku berikan" ucapku sambil menundukkan kepala
"apa maksudmu tidak cukup?, apa kau mau membangkang perintahku hah?" Teriaknya lagi sambil mendorongku.
"tidak jun, aku ..." tak sempat kuselesaikan ucapan ku, mereka langsung memukuliku.
yah inilah rutinitasku, aku hanya cukup diam dan menunggu sampai mereka puas memukuliku, daripada melawan mereka yang mustahil kukalahkan.*****
aku pulang dengan badan penuh lebam, sesampainya di rumah aku langsung mencari kotak p3k didekat kamar mandi
"kak nih ada surat, tadi tergeletak di depan rumah" ucap mio sambil menghampiriku
"heh, ada surat? tumben ada orang yang mengirim surat dan juga tulisannya untukku, ah nanti saja kuperiksa" ucapku dalam hati.
"kak kenapa mukamu lebam begitu?" Tanya mio bingung.
"kakak jatuh dari tangga sekolah tadi" jawabku santai, aku tidak mau mio terlalu khawatir
"heh? kau pasti dipukuli lagi kan?" Teriaknya sambil meraba pipiku.
"tidak kok, ngomong-ngomong bagaimana SMPmu? apakah menyenangkan?" Ucapku sambil menghindari pertanyaannya itu.
"yah aku sangat gugup karena tak punya teman dari SD yang sama denganku, yah walaupun begitu mereka sangat baik... eh lagi lagi kau mengalihkan pembicaraan" jawabnya.
" hehehe, maaf maaf" jawabku sambil mengusap kepala.
kemudian kubawa dulu surat itu kedalam dan pergi mandi. selepas mandi dan berpakaian, aku membuka surat itu dan betapa terkejutnya aku, sebuah cahaya muncul dari dalam surat,
"hey nak, kau telah terpilih" suatu suara tak dikenal yang asalnya dari cahaya tersebut.
"terpilih? apa maksudmu? siapa kau?" Tanyaku panik.
"aku? kau akan tahu pada waktunya, kuberi kau penawaran."
"penawaran? penawaran apa?"
"sebelum itu aku ingin bertanya, muak kah kau dengan sistem hidup didunia ini? apakah berat bagimu untuk hidup didunia ini? apakah kau pernah terpikirkan mengapa dunia begitu tidak adil padamu?"
"mengapa kau bertanya seperti itu?"
"aku tahu dirimu nak"
"heh apakah kau penguntit hingga tahu kehidupanku?"
"hey jaga bicaramu? sudahlah jawab saja pertanyaanku"
" yah bagiku hidup ini begitu rumit, kenapa yang kuat terus menjadi yang terkuat dan yang lemah selalu menjadi si lemah. jujur, bagiku dunia ini sangatlah tidak adil, kenapa aku mendapatkan kehidupan seperti ini"
"jika begitu, apakah kau ingin mencoba dunia yang menyenangkan dan tak ada rasa ketidak adilan dalam hidupmu, dengan segala sesuatunya itu layaknya dongeng?"
"yah mungkin jika dunia seperti itu ada mungkin aku ingin menjelajahinya untuk melepaskan diriku dari ketidak adilan ini".
"kalau begitu maukah kau mencobanya?"
"maaf mio tapi kakak ingin mencoba dunia itu" bisikku dalam hati, "baiklah akan kucoba" sontak cahaya tersebut semakin menyilaukan dan aku tak sadarkan diri.
*****
tiba tiba aku terbangun. " heh siapa kau" seorang wanita sedang menatapku bingung.
"ah maaf, namaku eina, aku tadi melihatmu tidur disana, kupikir kau mati" jawab wanita itu panik
"eh tempat apa ini?"tanyaku bingung sambil berusaha untuk berdiri.
"ini adalah padang rumput yang terletak di eris, kota sihir terbesar di phantasma" jawabnya kagum.
"eh apa? apa itu?" Tanyaku bingung.
"hey, kau ini pura-pura bodoh apa tidak tahu sih? phantasma ini adalah dunia kita" tanyanya sambil mengamati penampilanku yang mungkin aneh baginya.
"heh ternyata ini yang dikatakan cahaya itu, tapi bertemu dengan seorang gadis yang sedang memandangiku di padang rumput, betapa bahagianya" ucapku dalam hati sambil tersenyum senyum sendiri.
"hallo? tuan, hallo?" Teriaknya dan membuyarkan lamunanku.
"eh maaf, sebenarnya aku bukan berasal dari dunia ini" jawabku santai
"apaa? jadi kau berasal dari dunia lain begitu?" Dia terkejut lalu berdiri berputar kikuk.
"hmmm" aku mengangguk"terus apa tujuanmu disini?" Tanyanya bingung.
"aku tidak tahu, ya menjelajah mungkin" aku menjawab asal.
"hey kalau begitu bagaimana kalau kau menemaniku menjelajah? sebelum itu bolehkah aku tahu siapa namamu?"tanyanya polos dengan melontarkan senyuman manis.
"eh maaf namaku riku, baiklah, untuk sekarang aku ikut denganmu".
itulah awal mula kehidupanku di dunia antah berantah ini. maaf mio kakak pergi sementara untuk bersenang senang...
KAMU SEDANG MEMBACA
Is it wrong if isekai is better than reality?
FantasyRiku adalah seorang siswa SMA yang menjadi korban bullying disekolahnya yang membuatnya menjadi pengurung diri dikamar dengan video game. namun semua berubah ketika dia mendapat sebuah undangan misterius yang menuntunnya menuju dunia fantasy yang be...