Bab 3 - Sang Mentari

35 4 3
                                    

Sore itu hujan semakin deras. Ayane memandang luas langit Kota Tokyo dari balik jendela ruangannya. Pikirannya menerawang ke beberapa jam yang lalu saat ia berkenalan dengan beberapa teman kantornya. Pertama, ia bertemu dengan seorang manager marketing yang tidak sengaja bertemu dengannya saat sedang berada dalam lift. Kyosuke Akira namanya. Usianya 27 tahun dan dia lebih tua 4 tahun dari Ayane. Sejak obrolan pertama dalam lift, Ayane bisa melihat bahwa Kyosuke adalah tipe pria yang simple dan juga bersahabat. Bagi Ayane, Kyosukelah yang menjadi teman pertamanya. Kemudian ia bertemu dengan Keiko Fujimine, perempuan seumuran dengannya yang merupakan salah satu karyawan disana. Sejak jam istirahat tadi mereka berdua makan siang bersama dan Keiko mengajarinya banyak hal.
Ayane tersadar dari lamunannya saat suara pintu ruangan bosnya terbuka, Naoki Sagara.
" anda perlu sesuatu Pak ?" tanya Ayane refleks. Ayane dapat melihat mata hitam bosnya yang mempesona. Ya Tuhan ! Dia bisa meleleh sekarang juga.
" hn, kau sudah siapkan semua berkas untuk rapat sore ini ?" tanyanya dengan suara baritone khasnya.
" ya,"
" bagus. Aku tunggu kau di lobi dan jangan lupa bawa semua berkas yang kita perlukan." Naoki berjalan menuju lift tanpa menoleh kearah Ayane.
' rasanya aku seperti terkena serangan jantung...'

oOo

Naoki melihat jam di tangan kanannya. Sore ini rapat yang sangat penting bagi perusahaannya. Dia harus bisa meyakinkan pihak Sunday Grup untuk bisa bekerja sama dengan perusahaannya. Naoki menatap ke arah lift yang sedang terbuka. Ia terpaku pada seorang gadis yang sedang membawa banyak berkas ditangannya. Itu Ayane ! Tiba-tiba pikirannya kembali ke beberapa waktu lalu saat pertama kali mereka bertemu. Penampilannya terkesan sangat simple dan formal. Seperti sekarang ini. Naoki menatap Ayane dari atas sampai bawah. Rambut yang diikat rapi, kacamata berframe agak tebal menempel di wajahnya, kemeja berwarna blue royal, rok abu dibawah lutut dan heels hitam tengah dipakai Ayane saat ini. Baginya itu terlihat agak kaku. Dengan perlahan dia berjalan menuju Ayane. Ayane yang terkejut hanya bisa terdiam.
" ada yang salah Pak ?" tanya Ayane. Kedua tangan Naoki menyentuh kaca matanya dan melepasnya perlahan. Naoki menatap kedua mata coklat milik Ayane. Hanya bertahan beberapa detik, Naoki langsung berbalik.
" begitu lebih baik." jawab Naoki. Seketika wajah Ayane memanas. Ini pertama kalinya dirinya bisa sedekat ini dengan sang direktur muda. Pasalnya setiap kali Ayane bertemu dengan bosnya itu selalu bersikap dingin. Namun kali ini berbeda. Rasanya sedikit..., manis ?

Butuh waktu setengah jam untuk sampai di Sunday grup. Kau tahu Tokyo bukan ? Kota yang sangat padat. Jika saja hari ini macet, mungkin Naoki dan Ayane bisa terlambat dan itu akan membuat citra perusahaan menjadi buruk. Bukankah motto tuan muda itu adalah 'waktu adalah uang' ?
Naoki segera masuk ke ruang rapat bersama dengan Ayane. Banyak yang mereka bicarakan dan ini pertama kalinya bagi Ayane melihat rapat kedua perusahaan kelas kakap secara langsung. Jika kedua perusahaan ini bisa bergabung maka berapa banyak uang yang bisa didapatkan dari hasil kerja sama ini ? Ayane tak bisa membayangkannya.

Naoki bernapas lega. Akhirnya dia bisa mencapai kesepakatan dengan Sunday grup. Memang butuh waktu 2 jam untuk bisa meyakinkan CEO Sunday Grup tersebut.
Sebelum memasuki mobil, Naoki kembali melihat ke arah Ayane yang sedang berbincang dengan supir pribadinya. Naoki cukup terkesan dengan kemampuannya saat presentasi dalam rapat tadi. Ayane cukup membantunya hari ini.
" Nozomi-san !" panggil Naoki. Ayane melihat ke arah Naoki.
" ya Pak ?"
" ada tempat yang ingin aku kunjungi,"
" anda bisa mengatakannya padaku," jawab Ayane sambil tersenyum.

Ayane menatap kagum pada bangunan didepan matanya. Sebuah restoran bergaya british yang sangat mewah. Ayane menatap wajah bosnya dengan tatapan bertanya.
" sebentar lagi waktunya makan malam. Masih ada waktu sebelum kembali ke kantor," ucap Naoki. Ayane meneguk ludah susah payah. Makan malam ? Disini ? Berdua ?!
" ta tapi aku masih banyak pekerjaan Pak," jawab Ayane gugup.
" kau bisa melanjutkannya setelah kita sampai di kantor. Anggap saja sebagai hadiah atas presentasimu yang menakjubkan." jawab Naoki menyeringai. Ayane tersenyum kaku dan melangkah masuk kedalam restoran mewah itu.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang