Chapter-6

465 20 2
                                    

Hari ini semua murid berkumpul di tempat latihan yang sudah sediakan oleh pihak sekolah karena tournament akan di lakukan beberapa kelompok ada yang tempat latihan indor ada juga yang di outdor.

Sedangkan kelompok yang di pimpin oleh Pangeran Alvin Vaselio sudah berkumpul di tempat latihan outdor mereka akan berlatih meningkatkan kekuatan mereka dari tingkat bawah ke tingkat atas.

"Aku ingin bertanya pada kalian apa di antara kalian ada yang belum mengetahui element yang bisa kalian kendalikan...?"tanya Alvin pada kedua anggotanya yaitu Sivia dan Agni.

"Aku bisa mengendalikan element Api dan angin"ucap Agni santai.

"Ck.orang sepertimu bisa mengendalikan dua element" remeh Cakka dengan nada mengejek "Aku tidak percaya" lanjutnya.

Agni hanya bisa memutar bola matanya jengah "memang Aku bisa mengendalikan dua element memang kau bisa mengendalikan berapa hah.." tanya Agni kesal.

"Aku kau tak usah meremehkan ku karna Aku sudah bisa mengendalikan dua element sekaligus dalam waktu satu tahun"ucap Cakka bangga.

"Baru bisa mengendalikan dua element saja sombong"cibir Agni.

"Apa kalian bisa diam jika kalian ingin bertengkar jangan di sini mengerti"ujar Alvin dingin,Agni dan Cakka yang mendengar keluhan Alvin langsung diam."kau element apa yang bisa kau kendalikan.?" tanya Alvin pada Sivia.

Sivia yang tadinya menunduk langsung mendongkak dan matanya langsung menatap Alvin yang sudah ada di depannya.  Aku harus jawab apa Aku benar-benar tidak tau element apa yang Aku kuasai. Ucap Sivia dalam hati.

"Element apa yang kau kuasai..?" tanya Alvin lagi kali ini dengan kesal.Sedangkan Sivia sudah dilanda ketakutan dan rasa gugup.merasa lawan bicaranya tak menghiraukan ucapnya hanya memutar bola matanya kesal."bisakah kau menjawab pertanyaanku" ucap Alvin dingin.

Sivia yang sadar jika Alvin sudah kesal langsung menjawab "A-Aku ti-tidak tahu" ucap Sivia gugup.

"Apa kau benar-benar tidak tahu element apa yang bisa kau kuasai...?"tanya Cakka heran,sedangkan Agni hanya tersenyum sinis.

Sivia pun langsung menundukan kepala takut bila anggota kelompoknya tak mau menerimanya.

Sedangkan Alvin langsung menatap Sivia tajam dia benar-benar tak habis pikir bagaimana bisa seorang siswa Royal Academy tak memiliki kemampuan mengendalikan element apa pun.

"Apa benar kau tak tahu element apa yang bisa kau kendalikan....?"tanya Alvin datar

Sivia yang di tanya hanya bisa menunduk "i...iya"jawab Sivia gugup "jika kalian tidak bisa menerimaku juga tidak apa aku akan mengundurkan diri"tambah Sivia dia semakin menundukan wajahnya tak berani menatap wajah teman-temannya.

Semua teman-teman Sivia memasang ekspresi yang berbeda-beda ada yang memandangnya heran ada juga yang menatapnya sinis tapi berbeda dengan Alvin dia memandang Sivia dengan pandangan tajam dan datar.

"Kalin berdua berlatihlah..."ucap Alvin pada Cakka dan Agni "dan kau,kau ikut Aku"lanjutnya langsung menarik Sivia dengan kasar Agni hanya memandang puas dan tersenyum sinis melihat Sivia di perlakukan kasar oleh Alvin.

"Apa yang akan Alvin lakukan"gumam Cakka menatap Alvin bingung.

"untuk apa kau memperdulikannya dia itu hanya gadis lemah"sinis Agni mulai berlatih.

"Diam kau,kau itu membuatku muak tahu dasar singa"cibir Cakka memandang Agni tak suka.

"Hey kau tadi memanggilku apa!!?"ucap Agni keras.

"SI-NG-A"ucap Cakka menekan setiap suku kata.

BRAKK!!

Tiba-tiba angin besar menerpa Cakka dengan keras dan membuatnya jatuh terjungkal kebelakang dan itu membuat Agni tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha....itu pantas untukmu...hahaha"ucap Agni disela tawanya dia benar puas bisa membuat Cakka terjungkal.

"Hey tunangan macam apa kau yang berani membuat tunanganmu jatuh terjungkal  tidak sopan Aku menyesal memiliki tunangan sepertimu"ucap Cakka menekan kata TIDAK SOPAN.

Agni adalah tunangan cakka mereka bertunangan pada saat umur mereka 15 tahun.
Agni yang mendengar keluhan Cakka hanya mendengus kesal dia paling tidak suka jika Cakka mengungkit tentang pertunangan itu.

"Kau kira Aku mau menjadi tunanganmu tidak aku tidak sudi menjadi tunanganmu lebih baik aku menjadi tunangan seekor kambing dari pada dengan pangeran yang tak mempunyai sopan santun sepertimu"ucap Agni dalam satu tarika nafas.

"Kau kira aku sudi menjadi tunangan mu...?"ujar Cakka memandang sinis pada Agni.
"Tidak Aku tidak akan sudi menjadi tunangamu dasar menyebalkan"tambah Cakka berdiri dari tempatnya jatuh tadi.

"ok.aku akan bilang pada ayahku untuk membatalkan pertunangan ini"kata Agni melangkah pergi meninggal kan Cakka.

"DASAR GADIS GILA!!!"teriak Cakka kesal.


****

Bersambung...

Hufh akhirnya bisa update juga minta vote sama comentnya ya.


THE POWER IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang