Saya-Kamu??

15 1 0
                                    

Sudah genap seminggu Raja resmi menjadi murid di sekolah Anggi dan juga genap seminggu Raja terus terusan menjahili Anggi. Mulai dari menoel pipi Anggi, merangkulnya ke kantin, menjadikan mereka berdua pusat perhatian, mencubit kedua pipi Anggi, bernyanyi di depan kelas untuk Anggi, merangkul Anggi secara paksa, memperhatikan Anggi lekat lekat saat makan di kantin sambil senyum senyum kayak orang idiot, meminum es teh manis milik Anggi tanpa izin, dan lain lain.

Sama seperti hari ini saat bel istirahat pertama berbunyi, Anggi dan ketiga temannya berjalan ke kantin tanpa Adam maupun Raja. Mereka buru buru sengaja menghindari kedua setan yang manghantuinya seminggu belakangan ini.

Udah Adam, nambah lagi satu si Raja.

Anggi mendengus kesal sambil memakan mie ayam pak Tukul di kantin bergurau dan sesekali melirik ke arah Mada.

"Kok ninggalin sih, Nggi?" Ya. Hancur sudah. Adam duduk di depannya dengan cemberut karena ditinggali oleh Anggi. Lagi. Anggi mendengus menanggapi dengan malas. "Sori. Laper."

"Kamu kenapa kesini duluan? Saya daritadi nungguin sama Adam didepan kelas kamu." Bisa ketebak lah itu siapa. Cowo yang sejak 4 hari lalu mengubah cara bicaranya dengan 'saya-kamu' saat bicara dengan Anggi. "Siapa suruh ditungguin." Balasnya tak acuh. Ketiga temannya hanya menonton. Benar benar menonton sambil makan somay, mi ayam, dan bakso. Anggi melirik ke bangku kawanan Mada sekali lagi.

Deg.

Anggi menegang. Hampir teriak dan tersedak saat matanya ditangkap oleh mata Mada yang tersenyum geli kearahnya. Sambil terbatuk Anggi mengalihkan pandangan ke arah Hanum membiarkan temannya tertawa karena keanehannya. "Eh eh kok keselek sih. Nih minum minum." Raja yang melihat kejadian Anggi keselek langsung menyodorkan es teh manisnya ke arah Anggi.

"Orang Anggi kesedak garagara minuman kok malah lu tawarin minun lagi sih!" Pekik Vita kepada Raja yang bingung. "Ya terus kasih apa dong?" Tanya Raja balik. "Kasih cinta." Sontak dumelan Adam membuat kawanan yang ada di meja tersebut kaget dan tertawa. Tak terkacuali Anggi yang terkekeh karenanya. "Kenapa lu bro?" Raja mengerinyit bingung ditengah tawanya. Adam menggeleng sambil unjuk gigi.

---

"Kerjain tugas halaman 32 di buku tulis pake cara! Jangan jawabannya aja. Kamis nanti kita periksa bareng bareng." Suara bu Erna menggema sampai ke pojok kelas lalu bel berdenting. Anggi memasukan buku dan alat tulis yang terserak diatas meja ke dalam tasnya. "Nggi. Naik angkot kan?" Hanum sudah berdiri dan merapihkan penampilannya sementara Puti masih berkaca di ponselnya. Anggi mengangguk.

Untuk sampai dirumahnya, Anggi harus 2 kali naik angkutan umum lalu disusul dengan jalan kaki dari depan perumahannya. Bila dihitung hitung naik angkot dan menunggunya, dan jalan kerumahnya butuh waktu sekitar 20menitan. Kalau lagi buntung bisa sampai stengah jam. Kalau lagi ada razia lagi bisa sampai 45 menit. Kalau naik mobil sih, 15 menit juga sampai. Apalagi motor, paling 10 menit.

"Duluan ya, Rafa jemput!" Puti nyengir lalu ngacir keluar kelas. Hanum geleng geleng kepala. "Mentang mentang punya cowo!" Sahutnya kesal. Anggi hanya tertawa geli menanggapi kedua temannya. Belum juga 5 meter keluar dari kelasnya tiba tiba Vita dari arah belakang berlari sambil teriak minta tolong membuat Anggi dan Hanum sontak memutar arah tubuhnya.

"WOY SUMPAH TOLONGIN GUA!! ITU ANAK GILA WOY." Vita mengumpat dibalik kedua temannya menjadikan Hanum dan Anggi sebagai tameng. Sekarang objek pandangan ketiganya terarah pada Adam dan Raja yang mengejarnya dari belakang. "Maju lo, Ja! Sini lo hadepin Anggi!" Dahi Anggi berkerut lalu menoleh ke arah Vita. "Kok gua?" Vita tak menyaut bahkan melirik.

"Beraninya ngumpet! Jangan pake pawang dong." Seru Adam kesal. "Apaan sih ini?" Tanya Hanum bingung karena bahunya sedari tadi ditarik oleh Vita. "Tuh, temen lo duluan yang mulai!" Sembur Adam. "Ja, ceritain Ja!" Adam mulai meminta bantuan kepada Raja yang daritadi diam kayak patung menatap lurus Anggi.

Raja And Who?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang