HAPPY READING AND SORRY FOR TYPOSS
000
Sejak hari itu Grace tak pernah melihat June lagi. Setiap hari, Grace selalu mengetuk pintu apartement June, berharap ada balasan. Sudah satu bulan berlalu pintu itu tak pernah terbuka. Awalnya ia sempat mengira June mencelakakan dirinya sendiri, untungnya ia diberitahu Pak Amir bahwa June pergi berlibur. Ingin menyepi dari hiruk pikuk ibu kota, katanya.
Grace ingat ia pernah merasakan seperti itu. Ingin menyendiri, jauh dari semua orang. Pergi meninggalkan semua kenangan. Menjadi seseorang yang baru. Grace yang baru.
"kamu mau kemana Grace?"
Pandangan Grace yang semula tertuju pada pintu apartement June beralih ke asal suara yang menyapanya. Lelaki tinggi berkulit putih yang tinggal disampingnya kini berjalan mendekatinya. Melirik kantung plastik yang ada di tangan Grace.
"mau buang sampah? Sini sekalian." Kantung sampah yang semula berada di tangan kiri Grace kini beralih ke tangan kanan Kevin.
Grace memperhatikan pakaian yang Kevin kenakan. Sedikit heran, karna biasanya Kevin menggunakan celana jeans bukan celan hitam katun yang tersetrika rapi. Apalagi kemeja putih dengan sedikit garis hitam di bagian depan yang membuat Kevin terlihat sedikit rapi.
"kamu mau kemana?" tanya Grace penasaran.
Mendengar pertanyaan Grace, Kevin segera mengikuti arah pandangan Grace. Ia tersenyum, dengan tangan kanannya ia merapikan bagian depan kemeja.
"ke Bandung. Ada sedikit keperluan. Kenapa? Kamu mau nitip sesuatu?"
Grace menggeleng. "hanya sekedar bertanya, berapa lama kamu di sana?"
Melihat Kevin yang hanya diam menatap Grace selidik sambil tersenyum, Ia segera masuk ke dalam apartementnya dan menutup pintu. Meninggalkan Kevin berdiri sendiri di depan pintu.
"loh? Loh? Grace?" Kevin memanggil Grace sambil mengetuk pintu berulang kali.
"Grace? Kamu kenapa nutup pintu? Grace?"
Grace masih berdiri di balik pintu, mengabaikan panggilan Kevin dengan sedikit kesal. Ia bahkan menutup mata seakan tak peduli dengan Kevin.
"kamu marah karna aku gak jawab pertanyaan kamu? okey, nanti malam aku juga udah pulang. Kenapa? Karna besok pagi aku juga ada urusan di kampus." Kevin berteriak menjelaskan.
"Grace? Aku harus pergi sekarang atau aku akan terlambat." Grace mendengar helaan napas frustasi dari balik pintu di belakangnya.
"nanti pulang dari Bandung aku langsung nemuin kamu, oke? Aku pergi dulu!"
Terdengar suara langkah kaki berlari yang semakin jauh, menandakan Kevin telah pergi. Menyadari itu, Grace segera berjalan menuju jendela dan berdiri menatap kebawah. Tak lama Kevin nampak sedang membuang kantung plastik ke box pembuangan sampah, ia berlari menuju trotoar, melewati para pejalan kaki dan menghilang dibalik mereka.
Dan Grace tersenyum.
***
Wanita yang berada di cermin itu kini terlihat meraba perutnya, menyadari bahwa perutnya kini mulai sedikit membuncit. Seperti ibu hamil. Ia merapikan rambutnya yang tergerai, menyadari bahwa rambutnya mulai memanjang, melewati bahunya.
"Grace? Kamu masih di situ?"
Grace meninggalkan cermin besar di depannya, berjalan menuju meja kerja Agung, dimana Nasya dan Lius sedang duduk disana. Menunggu dirinya.
"duduk di sini Grace." Lius berdiri, membiarkan Grace duduk di kursinya. Berada di tengah-tengah.
Grace mengangguk sambil menggumamkan terimakasih. Kemudian ia menatap Agung, mendengarkan penjelasan dokter kandungannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Job Pregnant
Ficción GeneralGrace bosan hidupnya yang selama 2 tahun ini tak ada perubahan. Hidup di apartement kecil peninggalan orang tuanya dan kerja banting tulang untuk membiayai hidupnya sendiri. Grace kehilangan kuliahnya dan teman-temannya. Ia ingin perubahan dalam hid...