P

1.4K 221 16
                                    

Author POV

Chanyeol dan Joy membuka pintu ruangan kerjanya.

Chanyeol menghentikan langkahnya begitu melihat seseorang menduduki kursi besarnya.

"Ayah."

Tuan Park bersama seseorang yang tersenyum sengit kearah Chanyeol.

"Kris, bukannya kemarin ucapan saya udah jelas kenapa kamu masih berani nginjak lantai perusahaan ini."

Oh lagi, haruskah pagi cerah ini dirusak dengan pertengkaran? Joy belum memakan sarapannya.

"Ayah yang suruh dia kesini, anakku."

Ayah Chanyeol tersenyum hangat.

"Joy akhir pekan ini Nenekmu ulang tahun yang ke-70, aku denger juga keluarga kamu bakal ngadain pesta besar-besaran?" Ucap Kris dengan wajah senganya.

"Bukan urusanmu." Balas Chanyeol dengan cepat, Joy hanya bisa menelan ludah. Lebih baiknya dia diam kali ini.

"Kenapa kamu nggak berkunjung ke tempat tinggalnya? Sebentar lagi kalian berdua kan menikah." Ucap Ayah Chanyeol.

"A-ah saya rasa nggak akan bisa soalnya pekan ini banyak rapat yang harus didatangi p- eh Chanyeol." Hampir saja Joy memanggilnya dengan embel Pak.

Kalau bukan karena Chanyeol yang melotot kearahnya, mungkin tuan Park akan menertawainya karena ucapan 'Pak' untuk calon suami selama 2 tahun berhubungan, terdengar aneh, bukan?

"Tim psikolog sebentar lagi dateng, semoga kalian udah siap." Ucap tuan Park.

Tuan Park meninggalkan ruangan, disusul Kris dibelakangnya yang berjalan sambil menatap kearah Chanyeol sarkastik.

Tak lama, seorang dengan kacamata minusnya memasuki ruangan Chanyeol.

"Selamat pagi."

Itu pasti..

"Saya duduk sini boleh? Pagi ini saya cuma pingin tanya-tanya sedikit aja, gausah panik." Ucap lelaki itu diselingi tertawa renyah.

Joy menuntunnya untuk duduk dikursi tamu.

Chanyeol berusaha untuk tidak terlihat tegang. Dia menggenggam tangan Joy dengan segera.

Diliriknya wajah Chanyeol, Joy ingin tertawa rasanya melihat wajah kaku Chanyeol.

Joy mengusap lembut bahu Chanyeol. Dan ntah kenapa itu sedikit membuat rasa nervous Chanyeol berkurang sedikit.

"Silahkan duduk." Ucap laki-laki dengan kacamata itu.

Chanyeol dan Joy duduk berdampingan.

"Perkenalkan saya Baekhyun."

Baekhyun membuka isi tasnya.

"Jadi..."

Baekhyun berdeham beberapa kali, menatap bergantian dua insan didepannya.

"Udah berapa lama kalian memiliki hubungan satu sama lain?"

"Dua tahun." Jawab Chanyeol cepat yang dibalas anggukan Joy.

Baekhyun kemudian mencatatnya lagi dikertas yang ada dipangkuannya.

"Dimana tempat tinggal Joy?" Baekhyun menatap Chanyeol.

"Di apartementnya."

"Maksud saya tempat asal asli."

"Kenapa nggak langsung tanya ke Joynya." Balas Chanyeol, sambil tertawa garing.

Chanyeol melirik ke arah Joy.
"Dimana sayang?"

"Gyeo..."

"Gyeongdong, ya dia tinggal di Gyeongdong. Sebentar lagi Neneknya ulang tahun yang ke-70. Akhir pekan ini."

Chanyeol memperlihatkan cengiran khasnya. Dia ingat sedikit alamat tempat asal Joy hanya saja tadi entah kenapa dia begitu blank.

Joy hanya menghela napas, lagi-lagi Eyang yang dibawa kesetiap topik pembicaraan.

Joy bosan mendengarnya.

"Bagus. Kalau gitu kalian pergi ke Gyeongdong besok."

"Apa?!"

Teriak Chanyeol dan Joy bersamaan.

Bedanya Chanyeol terlihat tidak senang, sedangkan Joy tentu saja sangat amat senang.

"Gak bisa." Sanggah Chanyeol.

"Harus..."

"...Karena sebentar lagi tes sesungguhnya akan dimulai, tadi cuma pemanasan aja."

...

Chanyeol POV

Menjawab 20 soal pertanyaan dan dia bilang itu cuma pemanasan?

Aku hampir gila tadi, sekarang ditambah lagi dengan yang satu ini.

Apa jadinya Goguma Corp. tanpa kehadiran ku barang sedetik pun.

Ayah benar-benar licik. Dia pasti akan menyerahkan tugas ku ke Kris tonggos itu.

"Lusa ulang tahun nenek kamu kan Joy?" Tanya Baekhyun.

Joy mengiyakan.

Dari tadi dia yang paling terlihat biasa saja diantara kami, atau hanya aku saja yang memang terlalu berlebihan?

"Besok kalian harus pergi ke Gyeongdong, lusa saya bakal datang lagi setelah pesta ulang tahun, sampai ketemu di Gyeongdong nanti."

Baekhyun beranjak dari tempat duduknya. Tapi kemudian dia berhenti sejenak.

"Chanyeol, ada baiknya kamu cepat nikahi dia. Lebih cepat lebih baik..."

"...Sebelum Ayah kamu meluncurkan rencana lain supaya kamu mau menikah dengan anak pemilik perusahaan saingan."

Dia benar.

Aku harus pergi ke Gyeongdong, meminta restu/? Okey terdengar tidak enak. But yeah anyway, Baekhyun ada benarnya juga.

"Baekhyun."

Aku tersenyum hangat, dia ternyata baik juga.

"Terima kasih."

Baekhyun mengangguk lalu beranjak keluar.

...

Joy POV

Aku benar-benar jengah dengan Chanyeol.

Dari 20 pertanyaan dia selalu saja memotong ucapan ku.

Tanganku terasa keram karena dia terus menggengamnya dan lagi mencengkramnya dengan keras.

"Siapin dua tiket pesawat ke Gyeongdong. Kita berangkat hari ini."

Apa katanya? Jadi aku nggak akan melewatkan ulang tahun Eyang? God, bagus! Aku tidak akan kena omelan Ayah dan Ibu, apalagi Eyang.

Sekali lagi terima kasih pagi berhargaku.

Sekarang aku jadi tahu alasan Chanyeol terlihat nggak menyukai ayahnya.

Yah diJodohkan itu memang nggak menyenangkan.

Aku tahu perasaan itu.

...

Seperti biasa aku akan up next day kalau banyak yang leave some support here
So, jarinya jgn digunain u/ scroll doang ya:(

「 PROPOSAL 」 ↝revisi↜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang