Selamat pagi minna-san😊 gomen baru dinext hari ini.. sebenarnya kemarin malem mau dinext chpter ini tapi, akunya ketiduran karna sakit😔
Maafkan aku yah... baru bisa dinext chpter ini
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Happy reading minna*****
"Dia lomba lari dengan Fedle di atap paling atas. Dia hampir jatuh."
"Hampir? Berarti dia selamat?" tanya Naruto.
"Bukan begitu. Dia hanya berhasil menggantungkan diri dengan tangan memegang salah satu pinggiran atap sekolah nomor dua dari atas."
"Kita harus kesana!!" Aku berlari ke luar. Di luar sangat ramai. Aku melihat ke atas. Gaara sedang bergelantungan di ketinggian kurang lebih tiga puluh meter.
"Gaara??" kata Naruto.
Tanpa berpikir panjang, aku segera berlari menuju tangga. Aku berlari dengan kencang seperti sedang dikejar radius ledakan nuklir. Akhirnya aku sampai di atas. Sial!! kenapa aku tidak terpikir untuk terbang saja dari tadi. Aku meloncat dari atap paling atas ini dan bersiap terbang. Namun lagi-lagi ada tangan yang menangkapku. Naruto melingkarkan tangan kanannya di pinggang aku dan tangan kirinya berpegangan pada tali. Mungkin dia loncat dengan menggunakan tali. Posisi kami sekarang bergantung dengan jarak satu meter di bawah Gaara.
"Jangan bodoh! Kau ingin identitasmu diketahui?" bisik Naruto pelan dengan suara selirih hembusan angin.
"Aku....."
"Sudah! Sekarang pegangan yang erat denganku. Karena tanganku harus melepaskanmu. Aku harus menangkap Gaara."
"Baik." Dengan sigap aku langsung memeluknya erat. Tangannya sudah tidak lagi menahanku.
"Aaa. . .." Ternyata pegangan Gaara terlepas dan.....Hap! Naruto berhasil menangkap tangannya. "Huh...." Deru napas Gaara terdengar.
Naruto menarik tali itu dengan kuat dan berhasil mengangkat kami ke atas.
"Arigato. Kau menyelamatkanku," kata Gaara pada Naruto. Naruto hanya menatap datar.
"Kau baik-baik saja? Kenapa bisa seperti ini?" tanyaku beruntun memandang Gaara. Naruto menatap kami sinis. Lalu pergi tanpa satu kata.
"Aku baik-baik saja. Awalnya ini hanya permainan." Gaara menjelaskan.
"Permainan? Tapi permainan ini berakibat fatal. Kau tahu itu?"
"Hinata," panggilnya lirih dan lembut.
"Kau membuatku cemas."
"Maafkan aku. Ayo kita turun!!" ajaknya. "Oh ya, ternyata tangan kekasihmu itu sangat dingin"
"Ya. Dia memang seperti itu."
***
Aku belum bertemu Naruto sejak tadi. Entah mengapa dia menghilang. Aku berjalan ke toilet. Sepi! Aku masuk dan tiba-tiba di dalam toilet sudah ada Yahiko. Vampire yang waktu itu tersesat di rumah Naruto. Dia tersenyum menyeringai. Matanya juga ikut tersenyum. Senyuman evil. Aku berbalik berniat ingin pergi. Namun tangannya menekan pintu dan membuat pintu itu terkunci.
"Apa yang kau inginkan?" tanyaku. Aku menempelkan punggungku rapat-rapat ke pintu. Usaha terakhir yang bisa kulakukan untuk menciptakan rentang jarak. Dia menatapku tajam. Dengan senyum di kedua matanya, tapi tidak di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faflei Dan Vampire
FanfictionPemilik resmi -->>>> MannaWassalwa Ns: hanya nama pemeran nya diganti. Copyright2015 by BukuOryzaee