19

3.5K 185 11
                                    

Mumpung lagi weekend dan UTS udah selesai dgn lancar😁 hari ini aku ngelnjutin chapter ini😉

Ada yg nungguin gak? Hhuu.. pasti udah pda bosen nungguin ya? Maaf deh!! Aku banyak kesibukan dan mungkin besok, besok dan besoknya lgi pasti gak bkalan update😔

Daripda curhat gaje... Silahkan dibaca chapter 19 ini😊😊

Selamat menikmati.. *emgMakanan😂*

****

Sampai di rumah....

"Maaf. Aku terlalu lama mengajak Hinata kencan."

"Sudahlah. Aku bisa mengerti. Yang terpenting sekarang, Hinata baik- baik saja." Kata Neji.

"Benar."

"Aku mau ke kamar." Aku berjalan melewati Neji dan meninggalkan mereka berdua.

****

Tanpa ditemani cahaya sang surya, ukiran awan bergerak lembut memenuhi langit dengan warnanya yang mendung. Memulai hari ini dengan sentuhan aroma embun pagi yang masih menetes membasahi bumi. Aku membuka jendela perlahan, seketika itu juga alam menghebuskan anginnya menuju gorden yang terpasang sempurna di tempatnya. Jalan ternyata masih lenggang. Belum ada kendaraan yang melalui jalan basah itu.

Setelah puas memandangi sebagian dari ciptaan Tuhan, aku berbalik melangkah menuju kamar mandi.

Dalam balutan baju handuk bewarna putih, aku keluar dari kamar mandi. Tanpa kuduga, aku melihat pemandangan yang lebih indah dari yang tadi. Dari pinggir kasurku, Naruto duduk dengan menyilangkan kedua kakinya. Dia tersenyum dengan matanya yang menenggelamkan kesadaranku.

"Kau membuka jendelamu." Katanya.

"Kau masuk lewat jendela?"

"Ya."

"Akan terasa lebih normal kalau kau masuk lewat pintu utama."

"Baiklah." Dia tersenyum dengan matanya. Lalu berbalik melompat turun dari jendela.

***

Entah kenapa, jalanan macat. Kami terjebak di dalamnya.

"Kita bisa terlambat ke sekolah!" katanya.

"Lalu?"

" Kita ke sekolah naik skate board aja ya?" sarannya.

"Apa? "

"Sudah ayo!" Naruto mengajakku keluar mobil. Lalu menuju bagasi mengambil skate boardnya. Di letakkan skate boardnya di bawah lalu menaikinya. Kakinya yang satu di sisi belakang Skateboard, yang satu lagi di depan. "Ayo naik!" Ajaknya sambil memainkan matanya memberi kode agar aku naik ke atas skate board bersamanya. "Anggap skateboard ini motor!"

"Baiklah." Aku tapaki skateboard itu.

"Sudah siap?"

"Yup." Aku memegang bahunya.

"Ok!!!" Naruto menekan sisi belakang dengan kuat bersamaan mendorong kaki depannya. Naruto memainkan skateboard itu dengan laju yang sangat cepat. Semua orang melihat kami aneh. Pergerakan Naruto memang sangat cepat dan sekilas dalam hitungan sekejap.

Dalam waktu kurang dari dua menit, kami sampai di gerbang sekolah. Kami turun dari skateboard itu. Saat ingin melangkah, Naruto menarik lenganku.

"Ada apa?" tanyaku. Naruto tak menjawab. Dia membungkukkan badannya dan tanpa di duga dia mengikat tali sepatuku yang ternyata terlepas.

"Hal kecil tapi bisa membahayakan" Katanya sambil menbenarkan blazer seragamku dan perlakuaannya ini terasa sangat romantis. "A Sweet Moment. Kami berjalan menuju kelas. Semua mata yang melihat menyurat makna penuh kecemburuan.

Faflei Dan VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang