#2. Awal Yang Buruk

2.2K 557 144
                                    

"Hei, tunggu!"

"Hei!" Deera berjongkok memegang kedua lututnya dengan napas terengah. Berlari dengan menghindari banyaknya kerumunan siswa yang berlalu-lalang, dengan diiringi suara yang tak ada henti, sungguh membuatnya lelah. Ia menegakkan tubuhnya dan mengatur napasnya agar normal kembali. "Cepet banget sih jalannya, sumpah." Deera menatap lelaki yang kini sejajar dengannya. Menurutnya, lelaki ini pantas mengikuti lomba lari marathon. Karena jika jalan saja seperti ini, bagaimana jika lari?

"Kau, berbicara denganku?" lelaki itu menatap gadis di sampingnya bingung. Membuat Deera melotot kaget menatapnya. Entah, apakah itu pertanyaan paling bodoh di dunia? Yang jelas hal itu mampu membuat Deera menyimpulkan bahwa lelaki ini. Too smart!!

Deera menangkup wajahnya kasar, dengan gertakan gigi yang mendukung kekesalannya. "Iyalah, siapa lagi?" lelaki itu hanya menatap Deera datar. Kemudian mengalihkan pandanganya ke arah lain, tanpa berniat untuk membalas pertanyaan Deera. "Bentar deh, tunggu." ucap Deera sembari meletakkan jari telunjuknya di dahi seperti tengah berpikir keras. Lelaki tersebut menyadarinya dan hanya menatap aneh tanpa berniat untuk bertanya. Karena memang menurutnya, hal itu tidak terlalu penting.


"Nama lo.." Deera melirik lelaki di sampingnya melalui ekor matanya. Seketika Deera menjentikkan jarinya heboh. "Alfa, iya kan?" Alfa hanya menanggapinya dengan diam dan tatapan yang sulit diartikan.


Pandangan Alfa pertama kalinya untuk Deera yaitu, gadis ini memang sama layaknya gadis lain. Yang mengagumi Alfa layaknya baru mengenal pria, mengejar Alfa layaknya barang langka di dunia. Tapi nyatanya, semua itu tak berlangsung lama. Sikap Alfa lah yang menjadi penyebabnya. Membuat semua gadis menyerah dan akhirnya hanya bisa, mengagumi dari jauh dan mengenal lewat mimpi.


"Iyalah, orang disitu ada." Deera melirik name-tage di dada kanan Alfa dengan senyum yang merekah di bibir tipisnya. "Ya ampun, Deera benar-benar gak nyangka deh, bisa ketemu sama Alfa. Orang yang selama ini Deera anggap misterius, sekarang ada di hadapan Deera. Bahkan kita satu sekolah. Sumpah, takdir keren banget ya?" Deera tertawa sambil menepukkan tangannya girang.


Alfa semakin mengernyit heran. Ia tidak pernah membayangkan akan bertemu orang seperti Deera. Jika orang berpikir sangat bahagia dikagumi oleh gadis cantik seperti Deera, tapi itu tidak berlaku bagi Alfa. Justru ini merupakan malapetaka bagi Alfa.

Deera menepuk jidatnya pelan. Lalu mengulurkan tangannya. "Oh ya, Deera sampai lupa. Kenalin nama---"

"Ya, aku tau."

"Hah?"

"Kau sudah menyebutkannya berulang kali." Alfa mengalihkan pandangannya dari manik mata Deera yang entah mengapa membuatnya merasakan sesuatu yang aneh.

Deera memandang Alfa dengan mata berbinar. "Ya ampun, jadi dari tadi Alfa perhatiin Deera ngomong?" Deera menangkup wajahnya dengan senyuman yang tak dapat disembunyikan. "Deera benar-benar nggak nyangka buat KEDUA kalinya. Alfa memang hebat. Padahal diem aja, tapi Alfa ngerti. Dan ini, Deera bisa menyimpulkan kalau Alfa itu emang mudah menangkap materi. Pantes aja genius. Ya kan?"


Deera mengalihkan pandangannya untuk menatap Alfa kembali. "Alfa?" Deera meletakkan tangannya di kanan kiri pinggang. Keningnya berkerut, ia menggertakkan giginya gemas, tak mengerti akan lelaki yang baru dikenalnya ini.

When Dark Meet LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang