TRAIN

112 5 2
                                    

Jeon Jungkook & Bae Suzy
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku melihatnya sekali lagi. Lelaki yang selalu ada di gerbong yang sama denganku. Aku memang tidak mengenalnya, namun ia telah menarik atensiku dari pertama aku melihatnya. Entah ada magnet apa yang ada di dirinya, rasanya seluruh duniaku hanya berpusat padanya.

Ia duduk di hadapanku lagi, masih sama seperti kemarin-kemarin. Aku memandangi wajahnya yang sedang tertidur, sangat tenang. Aku menyukai itu. Tanpa sadar, ia terbangun. Dengan cepat aku memalingkan wajahku ke arah lain. Jantungku berdegup kencang, rasanya seperti ketahuan mencuri. Aku meliriknya, berharap bahwa ia tidak menyadari apa yang ku lakukan. Namun sial, ia malah sedang tersenyum ke arahku. Beruntung suara pemberitahuan ke stasiun yang akan ku tuju sudah dikumandangkan. Setidaknya untuk saat ini aku bisa bernapas lega.

Dengan cepat aku turun dari kereta itu. Sedikit berlari untuk mencapai pintu keluar.

"Hei Nona, tunggu!"

Aku menoleh ke suara berat yang memanggilku. Aku terkejut bukan main, sampai tak sadar kalau mataku sudah membulat sempurna. Lelaki itu mengikutiku; ini gawat. Aku segera mengubah ekspresiku menjadi biasa saja, "Ya, ada apa?"

Ia terkekeh, seakan sedang melihat sesuatu yang lucu, "Tidak, aku hanya ingin berjalan ke pintu keluar bersamamu."

Aku mengerutkan dahiku. Apa katanya tadi? Ingin berjalan? Bersamaku? Oh Tuhan, ia sudah gila.

"Ayo nona, aku akan terlambat kalau seperti ini terus." Ucapnya sembari menarik tanganku agar mengikutinya.
Aku berjalan sejajar dengannya. Ku lepaskan tanganku dari genggamannya. Ia menoleh ke arahku dan tersenyum lagi.

"Oh iya, namamu siapa, nona? Aku Jeon Jungkook." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya padaku

"Aku Bae Suzy." Sahutku sambil membalas uluran tangannya.

"Boleh pinjam ponselmu?"

Aku mengerutkan dahiku lagi. Kenapa ia suka sekali sih membuatku bingung?

"Untuk?"

"Aku ingin pinjam sebentar."

Aku menyerahkan ponselku padanya. Sedikit takut ia akan melakukan yang tidak-tidak. Tidak mungkinkan selama ini aku mengagumi orang yang tidak benar?

Ia mengembalikan ponselku sambil tersenyum misterius, "Ini ponselmu. Kalau kau rindu padaku, telpon saja atau mengirim pesan juga tak apa. Jangan melihatku sembunyi-sembunyi lagi. Tunjukkan saja dirimu."

"Apa?"

Ia tersenyum lagi, kali ini lebih lebar dari sebelumnya, "Oh iya, ini bukumu yang pernah tertinggal. Aku tak sengaja membaca itu, maaf. Aku pergi dulu."

Pantas saja.

Sial.

Sial.

Sial.

Diaryku yang hilang ada padanya. Dan lebih sialnya lagi, isinya adalah semua tentangnya. Mau taruh dimana wajahku ini, hah?

Fin.

-daff-

BTS FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang