IMAGINATION

116 3 1
                                    

Kang Seulgi & Kim Taehyung

.
.
.
.

Sinar mentari pagi menyelinap masuk melalui jendela, mengganggu seorang gadis yang tertidur dengan pulasnya. Gadis itu menggeliat ketika sinar mentari mengenai wajah cantiknya. Dengan perlahan, ia membuka kelopak matanya, dan begitu terkejut saat melihat pemandangan di depannya. Tangannya terjulur untuk mengelus wajah tampan yang berada satu jengkal dari wajahnya. Pertama pipi yang halus, kemudian pindah pada mata yang masih tertutup rapat, pun hidung mancung yang tak lepas dari sentuhannya.

"Sudah puas mengagumiku, eh?" celetuk lelaki di hadapannya dengan suara serak khas bangun tidur.

Dengan segera tangan mungil gadis itu tersingkir dari wajah tampan yang dipujanya. Matanya sedikit membulat kala melihat mata lawan jenisnya yang masih terpejam, "Sejak kapan kau sudah bangun?" katanya dengan gugup.

Mata itu terbuka, lalu menampilkan lekungan manis nan menggoda yang disukai oleh gadis itu. Tangan kekar lelaki itu terulur untuk mengelus surai hitam milik gadisnya, dan menimbulkan warna merah pada pipi gadisnya, "Aku selalu tergoda dengan sentuhanmu tahu."

Lagi, pipi perempuan itu merona karena perkataan lelaki di hadapannya. Lelaki itu tak pernah sekalipun menghilangkan merah di pipi gadisnya walaupun hanya dengan perkataannya yang memabukkan bagi gadis itu.

"Lihat, pipimu memerah lagi." ucap lelaki itu usil dengan cengiran lebar yang menyertai.

Dengan sigap, tangan mungil gadis itu memukul dada bidang lelakinya dengan pelan, terkesan manja namun manis di mata lelakinya.

Suara tawa lelaki itu terdengar memenuhi kamar yang mereka tempati, menambah hangat pagi hari yang mereka lalui.

"Tidak ada morning kiss, eh?" goda lelaki itu

Manik gadis itu membulat sebagai jawaban untuk lelakinya, tentu saja dengan warna merah di pipinya. Gadis itu tidak menyangka kalau lelakinya itu adalah lelaki penggoda. Untung saja lelakinya itu hanya bersikap seperti itu padanya.

Gadis itu memajukan wajahnya. Tinggal beberapa centi lagi mendapatkan bibir lelakinya yang begitu menggoda. Nafas lelakinya menerpa wajahnya, dan itu terasa menggelitik. Tinggal sedikit lagi dan....

"Hei Kang Seulgi! Kau pasti melamunkan kakak kelas itu lagi." ujar teman sekelasnya seraya menepuk pundaknya dan menghancurkan khayalan indahnya.

"Lagi-lagi kau yang mengacaukan khayalan indahku, Kim Taehyung." amuk Seulgi dengan wajah marahnya.

"Bagus 'kan? Lagipula tak baik pagi-pagi sudah berpikiran yang tidak-tidak." kata Taehyung sambil duduk di samping Seulgi.

"Apanya yang tidak-tidak, huh?!"

"Aku selalu tahu apa yang ada pikiranmu ketika sedang memikirkan kakak kelas itu."

"Namanya Song Mino, bodoh." kesal Seulgi dengan tangan yang memukul kepala Taehyung.

Tangan Taehyung mengusap kepalanya yang terkena pukulan maut Seulgi, "Kau selalu saja kasar padaku."

"Kau saja yang terlalu lemah," cibir Seulgi, "Tumben sekali pagi-pagi kau mendatangiku. Mau menyalin tugasku lagi, eh?"

"Kau tahu saja. Aku lihat tugas fisika, ya? Kau 'kan cantik dan baik hati." pinta Taehyung dengan cengiran di wajahnya.

"Ugh, kau memang selalu datang kalau ada butuhnya saja. Ini nanti kau kembalikan sebelum masuk, ya." kata Seulgi seraya menyerahkan buku tugasnya pada Taehyung.

"Aku selalu datang kapanpun kau butuhkan. Percayalah," balas Taehyung sambil mengambil buku yang diberikan Seulgi, "Omong-omong, aku pinjam pulpenmu juga dong." ucap Taehyung dengan wajah memelas.

Seulgi menghela napas kasar, "Kau benar-benar tidak niat sekolah ya, Kim Taehyung." Seulgi memberikan pulpen pada Taehyung, dan langsung diterima oleh lelaki itu.

Dengan cepat Taehyung menyalin tugas itu dan Seulgi menaruh kepalanya di atas meja dengan kedua tangannya sebagai bantalan; ia ingin tidur sebentar sampai bel masuk berbunyi.

"Em... Seulgi, pulpenmu tidak nyata." ucap Taehyung dengan hati-hati sambil menyentuh pundak Seulgi, barangkali Seulgi sudah tertidur dan tidak mendengar suara Taehyung.

Seulgi mengangkat kepalanya dan melihat Taehyung dengan mata menyipit, "Yang benar?"

"Coba saja, nih." kata Taehyung seraya menyerahkan pulpen itu pada Seulgi.

Seulgi memakai pulpen itu di bukunya yang lain, dan tak lama matanya menyipit menatap Taehyung, "Ini masih nyata, Kim Taehyung."

"Kalau begitu, coba tuliskan nomor ponselmu di bukuku." ujar Taehyung dengan senyum anehnya.

"Sialan kau, Kim Taehyung."

"Siapa tahu kau akan terus memikirkanku, daripada Song Mino itu."

"Dasar perayu."

"Aku hanya merayumu, kok."

"ENYAH KAU, KIM TAEHYUNG!!"

FIN.

-daff-

BTS FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang