Goresan Aksara Tanpa Makna

aku ingin menulis puisi

Aku ingin menulis puisi!
Tapi tentang apa?
Cinta?
Kehidupan fana?
Tentang apa aku tak mengerti..

Aku ingin menulis puisi!
Dan untuk itu, aku menjelma menjadi sebuah layang2..
Yang terbuat dari kertas rapuh..
Yang terombang ambing oleh angin..
Dibawanya aku terbang melihat elok sawah, sungai, hutan dan lautan membentang..
Dari keindahan angkasa di atas sana..
Lalu aku jatuh cinta padanya..
Pada sosoknya yang tak nyata..
Sosok sang angin..
Yang membawaku melihat keindahan dari sudut yang berbeda..
Dan pula sosok itu pulalah yang kan menjatuhkanku dari ketinggian tak terhingga..
Dan aku tak berdaya menuliskannya dalam bait puisi lara..

Aku ingin menulis puisi..
Lalu aku menjelma menjadi bintang kecil..
Berusaha keras memberikan cahaya yang suram
Bagi para nelayan yang tak tahu jalan pulang
Namun dalam sekejap pula aku menghilang terlupakan
Ketika matahari pagi datang menyilaukan..
Tidak tidak, aku tak mau menulis puisi penuh kesedihan.

Tapi heiiii, aku ingin menulis puisi!
Aku kan menjadi rinai hujan yang membasuh penat..
Aku kan menjadi bara api yang menghangatkan..
Aku kan menjadi pelangi yang membawa keindahan..
Aku kan menjadi apa saja agar bisa kutuliskan bait bait puisiku..

Tapi bisakah aku?
Ketika rinai hujan itu akan membuat orang menderita sakit
Lemah tak berdaya karena terkena rinaiku..

Ketika bara api yang harusnya menghangatkan
namun pada kenyataannya membakar hingga menjadi abu..
Tak bersisa..

Ketika sang pelangi yang indah dengan 7 lapis warnanya
Tak lebih hanya semacam fatamorgana
Fatamorgana untuk menyenangkan mata..
Semu..

Bisakah aku menulis puisi dengan semua itu?
Semua lara, tangis, derita, kehampaan?

Saat itulah kau datang..
Memelukku dan berbisik..
Tak perlu kau menjadi itu semua..
Lupakanlah..
Karena kau adalah ketiadaan yang akan kupeluk dalam fana..

Dan saat itu pula aku berhenti mencoba menulis puisi..

End of march 2016
Ditulis gegara kalah taruhan challenge road to silver *lol