Flower// Satu.

133 28 10
                                    

"LIHAT, INI DIDIKAN MU YA KAN?" suara bariton Bani menggelegar di ruangan ini.

"KAMU MENYALAKAN SAYA? HEH, BANI INI TUH DIDIKAN MU!!" Velove pun tak mau kalah.

Fio duduk di ruang tamu, seperti biasa makan keripik kentang, dan menonton drama korea, plus mendengar adu mulut orang tuanya.

Menurut Fio, itu sudah terlalu mainstream. Bahkan pagi, siang, malam, ia akan bersedia menjadi penonton setia untuk sekedar menonton orang tuanya berantam.

Bani mendekat ke Fio, "cepat katakan pada papa, siapa yang mengajari mu sebandal ini?"

Fio menautkan alisnya, sambil menyuapkan kripik kentang ke mulutnya.

Velove tak mau kalah, ia mendekati Fio, "heh bani, kenapa kamu bertanya seperti itu? Yang pasti penyebabnya adalah kamu!"

Bani mengacak rambutnya frustasi, "kamu menyalahkan saya!? Kamu sebagai ibu harusnya mendidik anak mu! Liat sekarang dia! Di keluarkan dari sekolah!"

Velove mengangkat dagunya, "harusnya kamu sebagai ayah mendidik dia agar lebih benar!"

Plakkk...

Satu tamparan dari Bani mendarat mulus di pipi velove, "kamu ibu yang ga bener, kerjaannya cuma arisan, ga pernah mikirin anak!"

Velove usap pipi kanan nya yang memanas, "saya masih wajar cuman arisan, ga kaya kamu malah asik asik kan nyewa pelacur!!"

Plakk...

Satu tamparan lagi mendarat mulus di pipi kiri velove,  Flo meringis.

Bani murka, "JAGA UCAPAN MU!! VELOVE"

"SAYA AKAN JAGA UCAPAN SAYA JIKA —"

"STOPPPP" lerai Flo, semua terdiam.

Flo memejamkan matanya sejenak lalu membukanya lagi, "puas? PUAS KALIAN ADU MULUT DI HADAPAN SAYA!? kalian hargain saya ga si? SAYA ITU ANAK KALIAN!! kalian ga cape adu mulut terus? KENAPA KALIAN GA SEKALIAN CERAI SAJA!!?"

Nafas Flo memburu, air mata yang ia bendung sudah jebol, hati nya terasa lega.

"Permisi, saya harus pergi, ada urusan" Velove pergi dari hadapan Flo dan Bani.

Beberapa menit kemudian Bani pun pergi dari hadapan Flo tanpa mengucap kan sepatah kata pun.

Flo terduduk lemas di atas sofa bed, "gue cape sama kehidupan gue yang kaya gini, gue kangen kehidupan gue yang dulu"

-------


Varo menyeruput minuman botol berperisa jeruk itu, "aneh ga tuh?"

Reza menggangguk, "aneh sih? Tapi, emang ada cewe kaya gitu?"

Mike menunjuk wajah Reza, "ada, yang di ceritain Varo, ya kan?"

Hening.

Mata Varo dan Reza menatap mike dengan dahi mengkerut dalam.

Mike menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "hehe, ga ngerti ya? Oke, abaikan"

Varo menggeleng, aneh melihat kelakuan sahabatnya itu, seperti anak. Idiot.

"dan parah nya lagi!" Varo memulai bicara lagi, membuat kedua temannya merepat kepadanya.

"Apa Var? Apa yang parah, apa?" Mike bertanya dengan nada dramatis yang di buat-buat.

FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang