Mulmed Flower Rose Clopper [ Chloe Morrezt ]
~~~
Varo. Point of view.
Gila. Bisa gila gue kalo terus sama cewek freak kaya dia. Gue liat dia lagi muter-muter knop, dasar aneh sampe tujuh turunan juga ga bakalan ke buka tuh pintu.
"eh, Freak. Mending lo duduk trus cari solusi, "
Flo menoleh ke gue,"lo sadar ga si? "
Gue menaikan satu alis sembari menggeleng.
Dia menghela nafas, "bego. Ini tuh gara-gara lo! "
Gue berdiri lalu menghampiri cewek itu, "lo nyalahin gue? "
Dia mengangkat dagunya,"iya ini salah lo! "
Dia menabrak bahu gue pelan, lalu mendekati kaca washtafel. Gue ngeliat dia cuci muka, dan saat cuci muka wajah dia tetap sama. Maksud gue, gue kira tadi dia pake bedak atau semacam nya ternyata itu natural. Kalo di perhatiin cewek ini can-? Stop. Oke, gue ngelantur.
"apa lo liat-liat? "
Gue mendelik, lalu mengambil ponsel di saku seragam gue.
"Rez, gue ke jebak di kamar mandi. Tolong panggil penjaga sekolah, "
"....."
"iya gue gapapa, cepet ya bro!,"
Gue menaruh ponsel gue lalu melirik Flo yang lagi mainin kukunya, "lo ga mikirin gimana cara lo keluar dari sini?, "
Dia menoleh, " lo tadi udah minta bantuan 'kan?, "
Gue memutar bola mata malas, "gue ya gue, elo ya elo. Cari sendiri! Kalo nanti gue keluar lo ga boleh keluar! "
Mata biru Flo terbuka lebar, "apa-apaan! He, tuan Varo terhormat. Kita masuk bareng-bareng. Keluar juga bareng-bareng lah! "
Gue tertawa sinis, "I don't care! "
Hidungnya mengembang, gue tau nih cewek pasti mau teriak.
"DASAR COWOK GA PUNYA HATI DAN PERASAAN! LO TEGA NINGGALIN CEWEK SENDIRIAN DI TO- lllltttmmpp", gue bekep mulut Flo sebelum teriak yang ngak-ngak.
Gue mendekatkan wajah gue ke wajah Flo, "bisa ga teriak-teriak?", Flo menggeleng.
Gue makin mendekatkan wajah gue, "lo sadar? Kalo lo ga neko-neko segala mau ngerjain gue pasti ga ak-"
"MASYAALLAH! FLOWER-VARO. LO NGAPAIN? "
--------
Flower. Point of view.
Aku mengeleng. Kenapa sekarang aku yang di salahin, Varo terus membekap mulut ku sehingga ku sulit bernafas. Ku lihat dia makin mendekatkan wajahnya.
"lo sadar? Kalo lo ga neko-neko segala mau ngerjain gue pasti ga ak-"
"MASYAALLAH! FLOWER-VARO. LO NGAPAIN? "
Varo melepaskan tangannya dari mulutku, dan aku segera mengambil oksigen sebanyak-banyaknya.
ya gile bibir gue di bekep.
"Rez, pliss jangan mikir aneh-aneh! " Varo memberi kepeercayaan pada cowok itu.
Aku melirik cowok yang entah namanya, mungkin sahabat Varo,"tenang gue masih suci. Belom di apa-apain sama nih cowok"
Lagi juga emang gue di apain?
Aku melewati Varo dan cowok tadi dan segera masuk ke kelas. Namun belum selesai aku keluar tangan ku sudah di cengkram.
"enak aja lo mau keluar! Udah gue bilang 'kan. Gue ya gue, dan elo ya elo. Ini cara gue keluar, dan lo cari solusi sendiri,"
Astaga! Mas kau tega sekali dengan adik!
Cih. Shit!
Rahang ku jatuh, Ya Tuhan adakah cowok setega dia?
Aku memasang puppy face ku, aku tau ini terlalau Alay. Tapi bodo bagaimana lagi ini darurat.
"ga lucu sumpah, malah bikin eneg, "
Enak aja bikin eneg!
Muka lo tuh bikin eneg!
Aku mengembungkan pipi ku. Sumpah gila banget nih cowok ga punya hati.
"ya elah Var. Tega banget sih jadi manusia. Dia 'kan cewek, inget ibu kita siapa? "
Yes, akhirnya cowok itu bela Aku Semoga Varo luluh, masa iya dia mau ninggalin cewek sendiri.
Varo berdecak sembari mengangguk. Gue tersenyum puas lalu keluar dari ruangan yang di sebut toilet ini. Dua puluh menit di toilet berdua sama Varo. Sumpah bagi ku ini itu mimpi buruk.
-------
Author. Point of view.
Varo sangat jengah atas kelakuan teman-temannya itu. Sejak tadi tak sudah Reza bilang jika Varo ingin mencium Flo.
"udah ngaku aja deh Var. Lo itu suka 'kan sama Flo? "
Varo memutar bola mata jengah, sejak tadi pertanyaan itu lah yang selalu Reza dan Mike tanyakan. Meski Varo menjawab tidak, namun Reza terus saja bertanya.
"udah ngaku aja deh Var, "
Varo menatap kedua temannya itu jengah, lalu memasang earphone agar suara teman-temanya itu tak terdengar.
Saat ini kelas sedang tak ada guru alias free class. Tak banyak yang ada di kelas karna murid-murid lebih memilih ke kantin.
Pertanyaan yang di lontarkan Mike dan Reza terhenti di saat Flo datang memasuki kelas, dan menempati tempat di sebelah Varo.
Mata Varo yang terpejam tadi terbuka, "Ngapain lo disini!? "
Flo menaikan satu alis, tanpa berniat menjawab pertanyaan Varo dan langsung memainkan ponselnya.
Tuk.
Flo meringis saat merasa ada sesuatu yang mengetuk dahinya, ia mendongak lalu menatap Varo kesal, "apa si lo! Pengen bercanda sama gue!? Pengen maen sama gue!? Pengen caper sama gue!? Pengen apa lo!? "
Varo meniup rambut Flo yang menutup sebelah matanya, "pengen nya lo pergi dari sini!! ", usir Varo dengan penegasan di setiap suku kata.
Flo tersenyum miring, "tapi sayangnya ga bisa, gue akan selalu ada deket lo, dan menggangu lo? Mungkin akan jadi hobi gue,"
Varo menaruh ponsel yang ia gunakan untuk mengetuk dahi Flo ke dalam sakunya. Dan segera pergi dari kelas sebab tak tahan jika terus bersama Flo.
Dan, sialnya ternyata Mike dan Reza meninggalkan nya sejak tadi bersama Flo atau di sebut Varo 'cewek freak'
------
Saat bel pulang berbunyi, tak henti Flo merengek minta pulang bareng ke pada Varo, meski di tolak tapi tetap saja Flo meminta.
"Lo harus ganti yang tadi! "
Varo mengernyit saat mendengar penuturan Flo yang kelewat tak jelas.
"kok diem! Ayo anterin gue pulang! " Flo menarik tangan Varo kasar namun langsung Varo tepis.
"elo itu emang freak ya!? Ganti rugi apa gue? "
Flo menghela nafas,"ganti rugi yang tadi lah bego! "
Varo tak mengubris langsung pergi dari hadapan Flo.
Flo mencekal lengan Varo, "Lo anterin gue pulang atau gue teriak sekarang!"
Varo menoleh ke belakang sembari menepis tangan Flo, "Oke gue nyerah, dasar Freak"
Flo tersenyum sedangkan Varo yang melihatnya merasa horror. Dan merekan pun pergi ke parkiran dengan Flo yang mengekori nya di belakang.
Tanpa di sadari oleh mereka, ternyata di ujung koridor sedari tadi ada yang melihat mereka dengan tatapan tak suka.
-----
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower
Teen FictionFlower Rose Clopper atau sering di sebut Flo, adalah gadis cantik, yang periang. Tapi itu dulu, sebelum semuanya terjadi. Sebelum orang tua nya seperti ini, ribut dan akan berujung ke perpisahaan. Mendapat julukan Bad Girl, bukan hal yang sulit untu...