chapt 5

1.3K 99 33
                                    

Vero buru-buru keluar dari mobil lamborgini-nya, pikiran sepenuhnya sudah tertuju pada Veo. Ia harus menemukan adik angkatnya itu di kamarnya dengan selamat.

"Papa?"

Tiba-tiba saja seorang pria paruh baya dengan tubuhnya yang tegap itu menatapnya dengan sengit.

Pria itu berdiri di depan teras dengan kawalan 5 bodyguard.

"Delvero," Suara berat Abigail langsung membuat Vero bergidik.

"Apa sesungguhnya rencana busukmu itu?"

Vero berdecak "Berapa kali Saya bilang, Anda tidak usah ikut campur."

Vero melangkah mendekati ayahnya, aura mengerikan menyeruak membuat para pelayan yang lewat langsung terdiam di tempat dan menunduk.

"Apa yang baru saja Papa lakuin ke Veo?"

"Peliharaanmu itu?" Abigail menunjukan wajah meledek dibalik kaca mata hitamnya. Iya memberikan cerutu ke salah satu bodyguard lalu menepuk pundak tegap Vero yang sudah berada di hadapannya.

"Kelinci percobaan yang menjijikan," Abigail berbisik, lalu memukul lengan anak emasnya ini.

"Mana Veo sekarang?" Perasaan yang tidak enak sudah membuat Vero berapi-api, jika sudah begini ia tahu ayahnya baru saja melakukan sesuatu diluar dugaan.

"Belum saatnya," Abigail melangkah mulai meninggalkan Vero.

"Santai saja, nikmati permainanmu." Pria itu kembali mengambil cerutu dan menghisapnya. "Nanti Saya akan menyusul,"

Abigail pergi begitu saja menuju limosin yang sudah bertengger di halaman. Membuat Vero merutuk dalam hati ingin menggiling ayahnya saat ini juga.

Vero dikelilingi orang-orang yang berbahaya.

"Gak. Gak. Whats mine is mine and mine alone." Vero berucap tegas. Membuat Abigail yang sudah mau masuk ke dalam mobil langsung menengok, beliau membuka kaca mata hitamnya.

Tersenyum licik, "Jaga baik-baik kelinci itu, jangan sampai serigala liar menangkapnya saat lapar mencari mangsa."

Kalimat itu jelas membuat gunung berapi dalam diri Vero meletus. Ia tak mengubris ayahnya saat ini, ayah yang selalu menjadi musuh dalam selimut sejak lahir. Ayah yang memberikan didikan keras kepadanya. Ayah yang selalu memegang kekuasaan tertinggi daripada dirinya.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Vero melangkah masuk ke dalam mansion, ke dalam istananya, di setiap langkahnya ia merasa malu karna masih saja menetap dalam neraka. Ia merasa jijik dan muak hanya dengan menapak lantai istana ini.

Langkahnga terhenti di lantai 3 mansion, menatap ke arah balkon dimana ia mendengar isakan pahit seorang gadis.

Matanya melayu, hatinya bergetar. Ia tak akan membiarkan miliknya diusik oleh siapapun.

"Veo," suara Vero menggantung, ia memperhatikan Veo yang sedang meneguk sesuatu.

Langkah Vero mendekat. Matanya terbelalak.

"DASAR BODOH!" Pria tampan ini berteriak kencang, suaranya menggelegar ke penjuru ruangan. Apa yang dilihatnya membuat hatinya terbakar.

Ia mengambil rokok yang ada di selipan tangan Veo dengan kasar.

"JALANG! SETOLOL APA LO SAMPE NGERUSAK DIRI LO PAKE NGEROKOK?" Vero menampar Veo dengan keras.

"NGERASA OKE, HAH?" Kini Vero mencengkram kuat kedua bahu Veo yang terlihat mabuk. Dilihatnya segelas alkohol yang pecah berhamburan mengotori lantai balkon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LilSistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang