Keesokan harinya...
"Selamat pagi, Yoongi-sunbae," sapa Jungkook dengan senyum khasnya saat aku baru tiba di kelas.
Aku tidak menyahut, bahkan tidak menoleh ke arahnya. Aku meletakkan ranselku di atas meja lalu duduk di kursiku.
"Kau membalas pesan Hani-sunbae, kan?" tanyanya kemudian, sekarang ia sudah berada di sampingku.
Kini mataku aku picingkan ke arahnya, menatapnya dengan tajam. Aku yakin ialah orang yang kemarin meretas ponselku. Dan pertanyaannya pagi ini semakin memperkuat dugaanku. Entah bagaimana bisa ia mendapatkan nomor Hani dan caranya mengirim pesan lewat ponselku, tapi itu berhasil membuatku kesal sampai ke ubun-ubun.
"Annyeong, Yoongi," sapa seseorang.
Aku menoleh dan Hani berdiri di sebelah mejanya, baru akan duduk di kursi di sampingku.
"Umm, siapa yang kau lihat?" tanyanya, sambil melihat ke arah pandanganku tadi.
"Tidak ada," jawabku cepat.
Hani hanya mengangguk. Sembari duduk ia kembali bertanya, "Oh ya, darimana kau mendapat nomorku? Dan, yeah, kau tidak membalas pesanku kemarin,"
Aku menghela napas. Jungkook terkekeh pelan dan aku dapat mendengarnya. Ingin sekali aku memukul anak itu tepat di wajahnya, namun aku yakin pukulanku hanya akan 'menembusnya'.
"Entahlah," jawabku akhirnya.
*
"Sunbae?" panggil Jungkook untuk yang kesekian kalinya. "Apa kau marah?"
Dan untuk yang kesekian kalinya juga, aku mengabaikannya. Marah? Oh, tentu saja! Aku sudah terlalu kesal dengan tingkah hantu menyebalkan ini. Meretas ponselku dan mengirimi Hani pesan sudah kelewatan menurutku.
Dengan sekejap mata, ia sudah berpindah, yang awalnya di sampingku kemudian ke kursi kosong di depanku. Bel istirahat baru saja berbunyi dan si penghuni kursi yang diduduki Jungkook sudah pergi ke kantin. Sedangkan aku sudah kehilangan selera makan karena ulah menyebalkan Jungkook.
"Sunbae, aku tahu kau mendengarku," katanya lagi.
Masih tidak menjawab, aku beranjak dari kursiku. Lalu berjalan menuju pintu kelas. Berniat pergi ke suatu tempat tanpa Jungkook bisa mengikutiku. Aku melihat Oh Hani duduk di dekat Kim Seokjin saat aku melewati meja lelaki itu. Sekaligus mendengar sedikit pembicaraan mereka.
Seokjin beranjak dari duduknya. "Ayo, Hani-ah, aku akan menunjukkanmu sesuatu," katanya sambil tersenyum manis, tangannya menarik tangan Hani.
Hani tampak ragu. Saat aku melewati mereka, mata kami tidak sengaja bertemu.
"Apa yang kau lihat?" tanya Seokjin tajam padaku.
Berpura-pura tidak mendengar, sekaligus terlalu malas untuk ikut campur, aku memalingkan pandanganku dan kembali berjalan menuju pintu. Aku dapat mendengar Seokjin kembali memaksa Hani, dan aku tidak peduli.
*
Aku telah berada di dalam toilet selama sekitar, well, 35 menit. Hanya ini satu-satunya tempat yang bisa menjadi pelarianku dari hantu Jungkook. Setelah menyadari bahwa bel mulai pelajaran akan berbunyi sebentar lagi, aku akhirnya keluar dari tempat persembunyianku.Baru saja melangkahkan kakiku keluar, dan aku benar-benar tidak percaya akan apa yang kulihat. Jungkook berdiri di sana, dengan wajah cemas, sepertinya ia telah menungguku.
"Sunbae, kenapa kau lama sekali di dalam?" tanyanya.
Aku memautkan alisku, menatapnya dengan marah. "Aigo! Apa yang kulakukan di toilet bukanlah urusanmu!" seruku, tentu saja setelah memastikan bahwa tidak akan ada yang mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
killed
Mystery / ThrillerSebelumnya aku tak pernah tahu aku bisa melihat 'orang yang telah mati', bahkan berbicara dengannya. Tidak, sampai aku bertemu dengannya, seminggu setelah kematiannya. a bts fanfiction ©nainoh #23 in Mystery / Thriller Completed: 2016, July 15.