Aku tidak masuk sekolah selama dua hari setelah kejadian itu -Namjoon dan teman-temannya menghajarku. Aku memang pernah berkelahi beberapa kali, saat di sekolah menengah pertama, tapi tidak pernah sampai dikeroyok oleh lima orang sekaligus. Jadi, aku tidak menyangkal kalau aku benar-benar merasa tubuhku hancur. Dan aku menghabiskan dua hariku di rumah untuk tidur -penyembuhan terbaik menurutku.
Hari ini, aku baru saja masuk kelas dan yang pertama menarik perhatianku adalah Oh Hani. Ia sudah datang lebih dulu, namun tidak duduk di tempatnya -di kursi di sebelahku, melainkan di samping Kim Seokjin. Aku tidak tahu kemana perginya teman sebangku Seokjin, tapi sepertinya Hani-lah yang kini menggantikan posisi itu.
Semua mata sontak tertuju padaku ketika aku berjalan masuk. Bagaimana tidak? Wajahku penuh lebam dan luka, belum lagi aku berjalan sedikit terpincang-pincang. Mata Hani terarah kepadaku saat aku melewati mejanya. Namun itu hanya bertahan sedetik, karena ia sudah berpaling lagi. Ia takut.
Aku duduk di kursiku. Ada yang aneh. Terasa begitu kosong. Tentu saja -Hani tidak duduk di sampingku lagi, selain itu... Jeon Jungkook juga tidak ada di sini. Aku menyapu pandanganku di kelas, mencari sosok hantu itu. Dan ia benar-benar tidak ada di sana. Aku yakin sebentar lagi ia akan muncul.
*
Ini sudah pelajaran terakhir dan dugaanku salah -Jungkook tidak muncul. Entah kemana perginya hantu itu, namun sepertinya ini pertanda bagus. Mungkin ia sudah pergi ke alam baka, memutuskan untuk tidak menghantuiku lagi. Bukankah itu yang aku inginkan?Choi-songsaenim, yang tengah menerangkan pelajaran, mendadak berhenti bicara begitu speaker yang digantung di pojok kanan atas kelas berbunyi -ada pengumuman.
"Kepada seluruh siswa, ada kabar duka dari salah satu siswa kita, Jung Hoseok yang sekarang sedang berada di tahun ketiga. Dirinya ditemukan tak bernyawa pagi ini di halaman sekolah, sampai saat ini, diduga ia telah melakukan bunuh diri dengan melompat dari atap sekolah. Pemakamannya akan dilakukan sore ini, karena itu pelajaran akan selesai lebih cepat hari ini. Mari kita bersama-sama mendoakannya agar tenang di sana,"
Seisi kelas tercengang setelah mendengarnya, tak terkecuali Choi-songsaenim, dan aku. Pria itu berdehem sebelum akhirnya berbicara, "Turut berduka untuk Jung Hoseok," ia lalu berjalan ke mejanya dan mengambil buku-bukunya. "Baiklah, anak-anak, pelajaran selesai. Aku harap kalian pergi ke pemakamannya dan berdoa untuk kepergiannya,"
*
Kebanyakan orang sudah pergi saat aku datang. Matahari berada di ufuk barat, sebentar lagi akan tenggelam, menunjukkan bahwa hari akan segera gelap. Aku menghentikan langkahku begitu melihat masih ada beberapa orang di sana, mengelilingi sebuah gundukan tanah dengan nisan tertancap di atasnya.Mereka semua mengenakan pakaian hitam dan masing-masing berwajah sedih. Seorang wanita tampak menangis sambil mengusap-usap nisan itu, bibirnya bergetar mengatakan sesuatu. Di sebelahnya, seorang pria menepuk-nepuk pundaknya, berusaha menenangkannya, walau raut wajah pria itu tidak kalah sedih. Aku yakin mereka adalah orang tua Hoseok.
Di dekat mereka, Namjoon berdiri sambil menatap gundukan tanah tempat Hoseok berbaring di dalamnya -ekspresinya kacau. Di sampingnya ada Jimin dan Taehyung, yang juga tengah menatap makam Hoseok. Sedangkan Seokjin dan Hani di belakang mereka. Seokjin tampak sedang sibuk dengan ponselnya. Dan Hani... ia menatapku. Ia tahu aku ada di sini, tapi ia memilih untuk diam.
Tatapan Hani teralihkan ketika Namjoon membalikkan badan ke arahnya. Lelaki itu tampak mengatakan sesuatu. Ia lalu melingkarkan lengannya pada pinggang Hani, kemudian mengajaknya pergi, diikuti teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
killed
Mystery / ThrillerSebelumnya aku tak pernah tahu aku bisa melihat 'orang yang telah mati', bahkan berbicara dengannya. Tidak, sampai aku bertemu dengannya, seminggu setelah kematiannya. a bts fanfiction ©nainoh #23 in Mystery / Thriller Completed: 2016, July 15.