part8

1.9K 179 29
                                    

Happy Reading!!

Gadis cantik berambut pirang itu kini tengah duduk disebuah sofa dengan tangan kirinya yang mengusap wajah ayunya frustasi. Isakan kecil lolos dari bibir tipisnya yang terlihat bergetar menahan sesak didadanya. Niat awal untuk membuat kejutan untuk lelaki Kim yang kini tengah duduk didepannya dan menggenggam erat tangan kanannya justru berbanding terbalik dan membuatnya yang justru lebih terkejut.

Selama tujuh tahun terakhir gadis cantik bermarga Jung itu berusaha memahami dengan sabar pria yang kini tengah menatapnya dalam.Tetap memberikan cinta setulus hati yang ia punya meskipun penolakan yang ia terima saat diawal hubungan mereka.Cinta tumbuh seiring berjalannya waktu dan bukankah Cinta yang jauh dan jarang bertemu akan digantikan oleh cinta yang dekat dan akrab ?? Bukankah seharusnya seperti itu??

Tapi kenapa Sekarang saat penatian panjangnya akan terbalasnya cinta yang ia dambakan,justru kekecewaan yang ia rasakan. Bukankah itu sangat tidak adil??

"Aku tidak peduli tentang apapun
nikahan kita tetap akan dilaksanakan bulan depan,aku sudah cukup sabar dengan ini semua kali ini aku tidak bisa bersabar lagi. Maafkan aku." ucapnya datar, ia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Jangan lupa besok kita harus fitting baju oppa. Aku pulang Anyeong." ucap soojung dengan nada ceria seolah tidak pernah terjadi apapun.

Kai menatap punggung soojung yang kini sudah menghilang dibalik pintu.

Kai menghela nafas kasar, Ia mengingat kejadian beberapa menit lalu saat dirinya menyampaikan niat untuk menunda pernikahannya. Sungguh, dia tidak bermaksud menyakiti gadis yang kini mulai mengisi hatinya. Tidak bisa dipungkiri seiring berjalannya waktu pria itu mulai sedikit membuka hatinya untuk Soojung.

Cinta?

Ia tidak tahu apakah ini bisa disebut Cinta,karena yang dia tahu dia tidak bisa jika gadis cantik itu menjauhinya.

Bingung.

Hatinya semakin bimbang saat akhir akhir ini kembali dipertemukan dengannya, ibu dari putri cantiknya Kim Hana. Mengingat putri kecilnya yang belum bisa menerima kehadirannya membuat hatinya sakit.Ia tahu Ia bukan lagi seorang pecundang yang hanya bisa meratapi nasib kelam kehidupannya. Seorang brengsek seperti dirinya juga bisa merasakan sakit hati saat buah hati yang kau rindukan dan dambakan justru menolakmu tak mengenalmu bahkan mungkin membencimu.

Salahkah bila Ia ingin merasakan kebahagiaan bersama anak dan Ibu dari putrinya? Sedikit egois memang kalau mengingat hal menyakitkan ini ia sendiri yang menyebabkannya.Kebodohan yang membuat ia kehilangan orang orang yang ia cintai. Tapi.

Bukankah setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua? Setidaknya biarkan ia bersikap egois untuk bisa bersama dan mengenal putrinya. Sedikit saja lebih dekat. Tak apa jika ia tak memiliki kesempatan kedua untuk menjaga dan membahagiakan wanita pujaannya. Tapi setidaknya berikan ia kesempatan untuk lebih mengenal putrinya. Tahukah engkau jika bajingan sepertinya juga ingin dipanggil "Ayah".Mungkin panggilan itu terdengar sederhana bagi kebanyakan pria lain tapi sangat berarti untuk seorang Kim Jong In.

.................................

Gallery Foret Apartment

Ruangan dengan luas sekitar enam kali tujuh meter dengan warna dinding yang didominasi dengan cat hitam putih kini terlihat lebih hidup dari sebelumnya. Cukup luas untuk ukuran kamar yang hanya dihuni seorang bujang yang cenderung jarang menikmati king size dengan selimut tebal bermotif abstrak, karena lebih memilih bermalam ditempatnya bekerja. Menjadi seorang dokter disebuah rumah sakit besar dengan kapasitas pasien yang lumayan banyak tak jarang membuatnya harus rela menghabiskan waktu mudanya untuk bergelut dengan berbagai macam obat dan segala tetek mbengeknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Broken HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang