Aku terjebak dalam kegelapan untuk waktu yang lama hingga aku merasa bahwa takkan pernah lagi dalam hidupku, aku akan melihat terang.
Jalan yang kupilih dalam kegelapan itu amatlah dingin. Yang kumiliki hanyalah rasa dendam dan benci. Perlahan lahan, aku menjadi seorang iblis yang akan melakukan apapun hanya agar tujuanku tercapai.
Aku mati beku.
Ya, aku mati beku dan kehilangan akal sehatku saat aku memutuskan untuk membunuh sahabatku sendiri.
Bahkan aku mencoba membunuh gadis yang kuanggap berharga dimataku.
Aku tak lagi mampu menemukan kedamaian. Segalanya terlihat semu dalam pandanganku.
Tersesat dalam gelap.
Namun layaknya sebuah keajaiban, suatu terang datang ditengah malam malamku. Bersamaan dengan kehangatan yang selama ini kucari. Kehangatan yang telah diambil secara paksa dari hidupku.
Ketika ia melontarkan kata maaf dari bibirnya, ada suatu perasaan asing yang memenuhi diriku. Begitu berbeda dari sebelumnya.
Hal itu terasa seperti saat pertama aku kembali menemukan kedamaian.Seperti biasa, akupun kembali bertanya tanya.
Kehangatan ini hanya dimiliki olehnya.
Satu satunya gadis yang mampu memberiku kedamaian hanyalah seorang Haruno Sakura.
Ia adalah gadis pertama yang berhasil menarik perhatianku, diantara gadis lain.
Karena rupa ?
Tidak. Walaupun tak dapat kupungkiri bahwa gadis itu memiliki kecantikan yang menarik banyak orang.
Aku memilihnya karena ia berhasil memberiku harapan untuk hidup. Memastikan lagi dan lagi bahwa semuanya akan baik baik saja.
Meyakinkanku bahwa aku tak perlu berjuang sendirian.
Ia adalah satu satunya orang yang pernah menerima rasa maaf dan terimakasihku. Dan ia amat layak mendapatkannya.
Entah, ada suatu rasa hangat yang memancar dari dalam dirinya.
Dari cara gadis itu tersenyum, atau sekedar berbicara.
Ketika ia menanyakan keadaanku, dan terus memberitahuku bahwa ia mencintaiku.
Aku tak akan menyangkal kebenaran bahwa gadis itu adalah orang yang mengisi kehampaanku.
Kehampaan yang membuatku menjauh dari segalanya.
Kehangatan miliknya membuat diriku yang telah terbiasa berjalan sendiri, pada akhirnya mampu menerima keberadaan orang lain.
Saat dimana kukira ia akan bersikap sama sepertiku, ketika ia sudah kehilangan hampir seluruh harapannya.
Didepan mataku, ia masih saja berkilau dan berdiri tegak.Ya,
Aku tak mampu menjelaskan ini semua.
Namun Haruno Sakura, gadis luar biasa itu.
Membuatku bersyukur karena ia memilih untuk menemaniku di dunia ini.
Seluruh duniapun seharusnya tahu
Ketika aku merasakan kehangatan darinya.
Aku memandang gadis itu layaknya seorang buta yang melihat mentari pagi untuk pertama kali seumur hidupnya.
