Smile

4.2K 288 4
                                    

Sebenarnya aku enggan untuk menjelaskan hal ini. Seperti yang sudah kubilang, aku adalah seorang pecundang besar jika mengenai hal hal yang melibatkan kata kata.

Bahkan, dimata gadis itu pun, kosakataku hanyalah terbatas antara "Aa" dan "Hn."

Hal hal seperti ini agak sulit untukku. Bahkan si pecundang Naruto itu pun pasti lebih baik dalam mengutarakan segalanya.

Namun, seperti yang sudah sudah, aku akan tetap mencoba.




Senyumannya.

Senyuman gadis itu merupakan suatu obat untukku.

Dan aku akan melakukan apapun untuk melihat senyum itu sepanjang hari.

Senyuman gadis itu mampu membawa garis senyuman di wajahku, beberapa bulan setelah mimpi buruk itu. Beberapa bulan setelah pembantaian klan Uchiha. Senyuman gugup miliknya terlihat begitu manis saat itu. Saat ketika ia memutuskan untuk bersembunyi saat kami bertukar pandangan untuk beberapa detik.

Tidak, kau salah jika kau mengatakan bahwa aku bersikap terlalu berlebihan. Dan aku yakin itu.
Aku adalah pembohong besar jika aku mengatakan bahwa senyuman gadis itu terlihat biasa saja.

Senyuman miliknya mampu merebut hati banyak orang. Naruto, Lee, dan bahkan aku hanyalah sebagian kecil dari mereka yang berhasil tersihir oleh senyuman lembut gadis ini.

Senyuman itu membuatku nyaman.
Ya, senyuman itu adalah hal yang pertama kali kulihat saat kepulanganku ke Konohagakure setelah beberapa tahun.
Senyuman yang menyatakan bahwa aku memiliki tempat yang dapat aku tuju untuk pulang.

Senyumannya menunjukkan padaku bahwa ia merupakan satu dari begitu sedikit orang yang mau membuang buang waktunya untuk memperdulikan seseorang yang telah lama diharapkan untuk mati oleh orang orang.

Senyumnya menceritakan banyak hal. Sebuah senyum dari sesosok gadis yang telah mengalami banyak hal dalam hidupnya.

Senyumnya mengatakan bahwa ia peduli dan ia mampu melihat seluruh alasan dibalik seluruh kegilaanku.

Senyum yang ia tunjukkan di wajahnya walaupun ia tahu hatinya hancur karenaku.

Senyum miliknya begitu cerah. Dan seringkali kau takkan mampu membedakan apakah ia benar benar bahagia.

Ataukah ia sedang berada dalam titik kehancurannya, titik terpuruknya.

Ia bahkan masih sempat tersenyum kepadaku, meyakinkanku bahwa semuanya baik baik saja. Tersenyum bahkan setelah ia kehilangan juntaian rambut indahnya di ujian mengerikan itu.

Ia tersenyum bahkan dengan luka luka di keseluruhan tubuhnya.

Aku masih mengingat dengan jelas pemandangan memuakkan itu. Saat ia tersungkur di tanah, dengan sepasang tanggannya yang memegang kunai.

Nafasnya terburu buru, namun tekad gadis itu jelas.

Untuk melindungiku, dan untuk melindungi Naruto.

Tetapi, bahkan setelah mimpi buruk itu, ia masih mampu tersenyum didepan mataku, memastikan bahwa segalanya baik baik saja.

Senyumannya juga memancarkan keberanian dan tekad bulat.

Aku yakin ia pun masih ingat detik detik ketika ia hampir kehilangan hidupnya diatas sebilah pedang di suatu pertarungan melawan anggota Akatsuki berambut merah itu.

Senyumannya juga memancarkan keyakinan saat kami berdiri saling berdampingan di perang itu. Saat aku kembali melihat wajahnya setelah beberapa lama.

Sebuah senyuman yang ia pancarkan bahkan setelah ia tahu betul apa yang ada di pikiranku saat itu. Ketika ia mengetahui bahwa aku sudah cukup gila untuk membunuh seluruh Kage.

Ya, senyum itu palsu. Namun ia tetap mencoba.

Jika aku tetap harus menjelaskan mengapa aku begitu menyukai senyumannya, mungkin aku akan menghabiskan keseluruhan sisa hidupku.

Namun, yan kutahu pasti. Senyuman itu membawa terang ke malam malamku.

Aku tersesat dalam senyuman itu.

Dan aku takkan berniat untuk menemukan jalan keluar.

Entahlah. Aku ingin melihat senyuman itu setiap pagi. Dan memandangnya di penghujung hari.



AnswersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang