Chapter 4

12 0 2
                                    


Senja mulai beranjak menghias ujung langit, memberi warna jingga keemasan yang menambah suasana sore menjadi semakin hangat dan ceriah. Sore itu Bagas dan bayu berencana akan pergi bersama ke rumah teman-teman SMAnya dulu untuk merencanakan reuni. " Bay...aku pengen ngobrol sama Dinda dulu, boleh nggak sih?" tanya Bagas yang sudah satu jam lalu di ruang tamu bersama Bayu. Tanpa menunggu persetujuan Bayu tiba-tiba bagas mendekati Dinda yang sedang mengerjakan tugas di ruang keluarga. "Lagi ngerjain apa Din? Kok tampangnya serius banget sih?" "Anu mas...., ehm..... terjemahan bahasa Inggris, suka sebel sama tugas ini soalnya bikin capek , bolak-balik buka kamus." Bagas yang tanpa permisi langsung duduk didepan Dinda membuat Dinda tak kuasa untuk beringsut menjauhinya. "Yah, namanya juga tugas kuliah , senang gak seneng ya harus dijalani, dari pada nanti gak lulus malah tambah molor deh selesainya. 'Iya sih Mas." Dinda sedikit salah tingkah saat Bagas mulai menatapnya dengan pandangan yang agak tajam. Sesaat getar-getar ajaib menjalar ke seluruh tubuhnya. Ada rasa yang tak tergambarkan saat Bagas dekat dengannya. 

" Gas aku ganti baju dulu ya? keringetan nih, lengket semua," pinta Bayu pada Bagas yang dijawab acungan jempol oleh Bagas. "Dinda segera membereskan bukunya karena merasa tidak enak hanya berdua dengan Bagas, "Aku ke kamar dulu deh mas, mau nyelesein tugas,"pamit Dinda pada Bagas namun tangan Bagas dengan sigap menahan tangan Dinda hingga menimbulkan aliran listrik yang menyengat ke organ tubuh dari kepala hingga ke sekujur tubuh mereka berdua. Aliran listrik itu seolah membuat mereka tidak bisa saling melepas tangan mereka hingga beberapa detik lamanya. "Lho...sini aku bantuin biar cepet selesai, pinta Bagas sambil masih memegang erat tangan Dinda yang sudah siap mau pergi. Tubuh Dinda semakin terasa ringan, lemas dan ......entah apa namanya. Dinda tak sanggup mengartikan segala macam rasa yang bergejolak dalam dadanya. Seakan tak berdaya, Dinda menuruti kata-kata Bagas dan duduk disampingnya, membisu seribu bahasa. " Kamu manis sekali Dinda," bisik Bagas saat mereka duduk saling berdekatan. Bagas yang usil ternyata masih usil seperti dulu hingga membuat Dinda tak sanggup bereaksi, tubuhnya kaku seperti patung, kepalanya hanya bisa menunduk memandangi tulisan bahasa Inggris yang ada di bukunya tanpa tahu apa maknanya. Hatinya bergemuruh, bibirnya terkatup rapat hanya jantung saja yang seolah hidup dan terus berdegub semakin lama semakin kencang.

"Wah...udah deh, biar dikerjakan sendiri, manja ntar dia, " protes Bayu pada Bagas memecah kebisuan di antara Bagas dan Dinda. Bagas nampak serius membantu Dinda mengerjakan tugas Bahasa Inggris sementara Dinda hanya menemani saja di sampingnya. "Jadi jemput temen-temen lainnya nggak sih?" tanya Bayu pada Bagas. "Ya ......jadilah, bentaran deh biar aku selesaikan dulu tugas Dinda kurang satu nomor lagi," pinta Bagas pada Bayu sambil melirik Dinda yang ternyata sedang menikmati dalam-dalam wajah Bagas. Dinda yang tidak menduga kalau Bagas tiba-tiba melempar pandangan padanya, jadi kelabakan dan gugup. wajahnya langsung merona dan terasa panas karena malu. " Dinda mau ikutan nggak keliling-keliling kota dengan kita," tanya Bagas yang mencoba menenangkan Dinda karena tahu bahwa Dinda sedang gugup. Dinda tidak menjawab dan hanya tangannya yang sibuk mengumpulkan buku-bukunya yang berserakan. " Ikutan nggak Ndul, ibu lagi ke rumah bulek (tante) Indri and pulangnya ntar malam sekalian dijemput papah, kamu sama bi Yem apa ikut aku," tanya Bayu meyakinkan Dinda yang masih ragu-ragu. "Eng....aku di rumah aja deh mas, masih banyak tugas yang belum aku kerjakan, maaf," jawab Dinda sambil berdiri dan berlalu. Baru dua langkah berjalan Dinda membalikkan badannya,"mas Bagas...terima kasih bantuannya." Bagas hanya menjawab dengan senyum dan kedipan mata yang membuat hati Dinda semakin kacau balau dan badannya juga seperti kehilangan power. "Aduh...kenapa harus seperti ini," bisik Dinda dalam hati.


Cinta itu indah dan akan semakin indah bila dijaga dengan segenap hati. 

Enjoy reading this chapter ya....don't forget to vote, thanks.

Aku Cinta Kamu Where stories live. Discover now