part 2

61 2 1
                                    

Kali ini Keila membuntuti Alicia masuk ke ruang guru untuk menemui Bu Lusi. Mereka berdua menunggu Bu Lusi menjawab kalimat penolakan yang dilontarkan Alicia.

"Ibu tahu kamu berbakat dan cerdas. Tapi disini bukan cuma bakat kamu yang terasah, kamu bisa memiliki banyak teman dan itu akan membuat kamu menjadi lebih baik. Pergaulan itu penting, Alicia."

"Saya nggak bergaul dengan orang-orang yang menganggap saya aneh." Alicia berbalik pergi, meninggalkan Bu Lusi yang hanya dapat menarik napas.

Alicia sangat menyukai guru sastra-nya itu. Ia tak bermaksud mengatakan kalimat kasar yang bisa membuat gurunya sakit hati. Namun, memaksa dirinya masuk ke dalam sekelompok orang yang tidak menginginkan kehadirannya, bukan ide baik. Jika masuk ke klub menulis hanya untuk mengubah image aneh menjadi tidak aneh, maka ia tak perlu pergi kesana dan melemparkan diri ke tengah-tengah orang sombong bermuka dua. Berlaku manis dihadapannya, tapi mencemoohnya dengan kata "aneh" ketika ia tidak melihat mereka.

Dia luar biasa. Pikir Keila yang sudah kembali duduk dibangkunya. Nggak ada satu orang pun yang bisa membaca pikirannya, bahkan sekedar menebak apa yang akan dilakukannya. Dalam situasi seperti tadi, Alicia tetap bisa memperlihatkan ekspresi datar. Nggak ada kemarahan, perasaan terusik, apalagi lebih dari itu. Sikapnya sangat tenang.

Keila begitu mengagumi Alicia hingga tidak bisa berhenti menatap gadis yang sedang duduk disampingnya itu.

"Berhenti menatapku dengan cara seperti itu," kata Alicia dingin. Ia mengeluarkan handphone dari saku jaketnya.

Keila menagakkan badan, menarik napas kecil."Itu tadi keren."

"Kata lain dari aneh."

Keila menggeleng."Bukan, tapi memang keren. Kalau aneh itu kata lain dari keren, aku mau jadi aneh. Kamu luar biasa, Alicia."

Alicia tersenyum sinis.

"Maksud Bu Lusi baik, dan . . . , eeemm, Fely, sebenarnya dia nggak sejahat itu. Memang karakternya begitu, suka berbicara terus terang dan sedikit kasar." Keila memelankan suaranya saat mengucapkan kata terakhir.

"Kamu nggak perlu menjelaskan apa pun," jawab Alicia acuh dan kemudian menyumbat telinganya dengan headset.

Keila terdiam. Ia meringis, kemudian tersenyum simpul. Hari ini Alicia berbicara lebih dari satu kalimat padanya dan itu luar biasa. Ia percaya dengan perasaannya, Alicia tidak sejahat yang dipikirkan semua orang. Semakin mengenal Alicia, Keila bahkan semakin mengagumi segala sesuatu yang sering disebut aneh oleh orang lain.

Ok, bab 1 berakhir disini, setelah ini penulis akan melanjutkan ke bab 2.. Terima kasih yang sudah baca dan juga bintangya ;);)

AGUACEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang