Chapter 10

439 45 2
                                    

"Ibu!" sapa Seulgi saat masuk ke dapur rumah Yoongi.

"Seul, katanya Yoongi kamu mabuk ia semalem?"

"Hehehehe, iaaaa"

"Kamu itu ya calon dokter, harusnya nggak boleh kayak gitu. Untung kamu sama Yoongi, kalau nggak kan kamu bisa kenapa-napa. Mana orang tua kamu lagi nggak dirumah." Omel Ibu Yoongi.

"Maaf bu, besok-besok aku nggak gitu lagi deh. Janji." Sambil memeluk manja ibu Yoongi.

"Sudah sekarang kamu makan dulu, ibu sudah buatkan sup. Panggil itu Yoongi di kamarnya, sekalian bangunin Joongi juga. Suruh mereka makan."

"Oh? Joongi oppa ada di rumah? Oke, aku bangunin mereka dulu." Lalu Seulgi berjalan menuju kamar Joongi terlebih dahulu, dan mengetuk pintu kamar tersebut.

"Oppa! Aku masuk iya." Seulgi masuk dan melihat Joongi tertidur. Sebenarnya, Joongi adalah cinta monyetnya Seulgi, karena waktu masih kecil Joongi sangat baik, dan menjadi sosok yang diidolakan Seulgi, tapi semakin beranjak remaja, perasaan itupun hilang, karena Seulgi tahu perasaannya kepada Joongi hanya sebatas perasaan suka terhadap kakak.

"Oppa, bangun. Ayo kita sarapan." Kata Seulgi sambil mengoyang-goyangkan tubuh Joongi.

"Hmm 5 menit lagi Seul, gue masih ngantuk."

"Oppa-ya, gue lapar. Kalau oppa nggak bangun, nanti gue kelaperan."

"Iyaya, gue bangun, sudah keluar sana, gue mau sikat gigi dulu."

"Bener iya oppa, awas balik tidur lagi." Seulgi berjalan keluar, dan langsung masuk ke kamar Yoongi.

"Yah! Bisa ketuk pintu dulu nggak sih lo kalau masuk kamar orang!" kata Yoongi.

"Kamar elo doang jugaan. Emangnya lo lagi ngapain? Nonton bokep?"

"Enak aja lo! Gue ini juga butuh privasi tahu!"

"Issh, privasi apaan. Gue laper, ayo buruan makan." Ajak Seulgi.

"Iya bentar, gue balas chatnya Eunji dulu." Seulgi keluar dan berjalan ke meja makan.

"Joongi oppa masih sikat gigi, terus Yoongi masih bales chat gebetannya. Bu, kita makan duluan saja iya?"

"Oke, kamu ambil nasi sana, ibu angkat supnya dulu."

"Oh iya bu, ayah mana?"

"Pagi-pagi sudah pergi, diajakin bosnya main tenis."

"Oh gitu. "

Tak lama kemudian Joongi dan Yoongi keluar dari kamarnya dan duduk di tempat biasanya.

"Tidur dimana elo semalem?" Tanya Joongi.

"Di rumah Seulgi, kemaren dia mabuk berat abis nonton gue manggung." Jawab Yoongi enteng.

"Jangan ngegosipin gue pagi-pagi, elo mau bikin gue malu."

"Seul, elo tuh iya kebiasaan deh, keblablasan mulu." Omel Joongi. Hal ini sudah biasa dialami Seulgi. Nggak ibu Yoongi, nggak Joongi pasti ngomel kalau ada sesuatu hal terjadi sama Seulgi.

'Kalau saja ada ayah, pasti ayah bakalan bela Seulgi.' Batin Seulgi. Tak lama kemudian, pintu rumah terbuka.

"Ayah pulang!" teriak ayah Yoongi. Lalu langsung jalan menuju meja makan. "Eh ada anak cantik ayah kesini." Ujar ayah Yoongi. Ayah Yoongi sangat menyayangi Seulgi seperti anaknya sendiri, jadi Seulgi biasa bermanja-manja dengan sosok pria yang berusia awal 50 tahun tersebut.

"Ayah! Seulgi kangen." Ujar Seulgi dengan aegyonya. "Ayah habis olah raga? Sudah sarapan? "

"Ueek, nggak usah sok baik elo depan ayah." Ujar Yoongi.

"Gue emang baik kali!"

"Sudah-sudah jangan ribut, ayah sudah makan?" ujar ibu Yoongi.

"Sudah, tadi langsung ditraktir sama si bos. Kalian makan saja, ayah mau mandi dulu. Seul, nanti kamu nggak boleh pulang dulu. Ayah sudah lama nggak ketemu kamu, kata Yoongi kamu sudah punya pacar iya? Sampai lupa sama ayah? Awas iya kamu!" ujar ayah Yoongi sambil menjitak pelan kepala Seulgi.

"Tenang aja yah, nanti aku pasti ceritain semua ke ayah." Ujar Seulgi sambil nyegir. Lalu ayah Yoongi masuk kekamar. Setelah itu Ibu, Joongi, Yoongi, dan Seulgi memulai sarapan pagi.

***

Setelah makan dan membantu membereskan meja, Seulgi dan Yoongi mulai bermalas-malasan di sofa sambil menonton acara tv. Joongi yang masih mengantuk, balik ke kamar dan melanjutkan tidur. Ayah Yoongi yang berjanji akan mengobrol sama Seulgi, malah kecapekan dan tertidur. Ibu Yoongi pun segera masuk kamar, karena ini hari minggu, jadi digunakaan baik-baik untuk istirahat.

Yoongi dan Seulgi diam tak bersuara. Mereka terlalu asik larut dalam film yang mereka tonton. Tiba-tiba saja terdengar suara deringan telepon. Lalu Yoongi dan Seulgi refleks mencari hp mereka, dan ternyata hp tersebut milik Yoongi.

"Halo, Eunji?"

"Gue baru lesai sarapan, elo uda sarapan?"

"Mmm, sama siapa?"

"Seulgi? Dia sudah gue amanin kemarin biar nggak bikin onar satu gedung." Seulgi yang mendengar namanya disebut, mendengus kesal.

"Hahaha, elo ntar ada acara kemana?"

"Mau gue anterin? Kebetulan gue nggak ada kerjaan."

"Santai saja, elo kayak sama siapa saja."

"Setengah jam lagi gue nyampe, bye." Lalu Yoongi menutup telepon dari Eunji dan segera masuk ke kamar tanpa menghiraukan Seulgi. Dan secepat kilat Yoongi sudah keluar dan berganti baju.

"Elo mau kemana?"

"Mau nemenin Eunji nyari kado. Elo pulang saja, nggak usah nunggu ayah. Gue jalan dulu."

"Ish, filmnya belum lesai, lu sudah ninggalin gue. Iya sudah gue nyuruh Jimin ke rumah saja ah." Sambil ikut berjalan keluar pintu rumah Yoongi.

"Awas lo iya berani macem-macem berdua! Gue nggak mau denger sesuatu yang nggak-nggak!"

"Apaan sih gue udah gede, elo nggak usah protektif gitu! Kalau gue mau apa-apa sama Jimin, itu kan urusan gue."

"YAH!" bentak Yoongi sambil menjitak kepala Seulgi.

"Yoongi, gue sudah dewasa. Walaupun orang tua gue sering nggak ada di rumah, bukan berarti gue nggak bisa jaga diri gue sendiri. Elo nggak usah bohong ke Jimin kayak kemarin, biarin Jimin sebagai cowok gue, bertanggung jawab sama gue." Terdengar suara Seulgi dengan nada lebih tinggi dari biasanya.

"Kenapa? Memangnya Jimin jealous? Memangnya dia siapa Seul? Dia baru jadi cowok lo baru-baru ini. Dan bagi gue dia nggak lebih dewasa dari elo. Apa menurut lo gue segampang itu ngasih kepercayaan gue ke dia?" Tanya Yoongi datar namun dengan tatapan dingin. Seketika suasana di lorong apartemen tersebut menjadi menakutkan. Mendengar ucapan dari Yoongi, Seulgi merasa tersingggung.

"Gue yang memulai hubungan sama Jimin, jadi urusan kepercayaan ke Jimin itu bukan urusan elo. Mulai sekarang elo nggak usah ikut campur urusan gue."

"Fine! kalau itu mau elo." Lalu Yoongi pergi meninggalkan Seulgi. Seulgi hanya menatap marah Yoongi yang pergi begitu jaja. 

Nggak tau kenapa, tapi Seulgi merasa sangat kesal hari ini. Moodnya berantakan tapi Seulgi sendiri tidak tahu penyebab pastinya apa, ditambah lagi pertengkarannya dengan Yoongi. Rasa pusing yang dirasakan Seulgi malah semakin menjadi-jadi. Akhirnya dia memutuskan pulang dan menghubungi Jimin. 

"Halo Jim, nanti sore elo sibuk? Elo ke rumah iya." Ujar Seulgi.

Please (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang