CHAPTER 2

418 21 0
                                    

Happy reading~

Hari berganti seiring cinta yang mulai menjauh dari sisinya. Biasanya mereka selalu menghabiskan waktu bersama sehabis pulang sekolah.

Ify selalu merindukan masa-masa indah bersama Al. Jika waktu dapat di putar semua orang tentu ingin kembali di masa indah.

Bukannya tidak ada pengganti Al. Yah gimana lah ya kalau cewek udah sayang banget? tau sendiri kan jawabannya.

Siapa yang mengira hubungan ini akan berakhir. Waktu mempunyai caranya sendiri.

***

Ify masih asik mendengarkan lagu di telinganya dan berjalan kaki sepulang sekolah. Kali ini ia harus ke markas utama terlebih dahulu untuk meeting bersama agent lainnya.

Tak di duga ada seseorang yang mencoba membiusnya dengan obat bius yang kini telah menempel di hidungnya. Dia sudah berusaha agar tidak menghirupnya tapi ia tak berhasil tekanan tangan orang tersebut cukup kuat. dan nafasnya tak tahan. Setelah itu pandangannya menjadi gelap.

Setelah ia terbangun ia sangat asing dengan tempat ini. Tangannya di ikat serta bibirnya di ikat oleh kain. Ia sadar ia telah di culik.

Ia sudah belajar banyak selama menjadi anggota BIN, jadi ia punya cara tersendiri untuk melepaskan ikatan di tangannya, walaupun cukup sulit ia terus mencoba. Ia tak mau hidupnya berakhir disini. Masih terlalu banyak impian yang belum ia capai.

Belum sempat tali itu terlepas, para penculik itu datang menemuinya.

"Sudah sadar kau rupanya" . Ucap salah satu penculik itu.

"Kasian sekali kau nona, hidupmu harus berakhir disini". Sambung penculik yang lain.

Penculik itu tertawa terbahak-bahak. Walaupun tubuh Ify sudah gemetaran ia tak mau menampakkam rasa takutnya ia harus lebih berani.

"Ada kata terakhir yang ingin kau ucapkan". Ucap penculik berbadan besar dwngan kumis lebat sembari melepaskan ikatan kain di bibir Ify.

"Aku tak takut mati, aku lebih takut hidup seperti kalian".

"Beraninya kau".

Penculik yang tak terima itu langsung menjambak rambut panjang Ify saat itu juga ia dapat melepaskan ikatan tangannya. lalu menendang alat vital laki-laki itu hingga ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Penculik satu lagi sudah siap dengan pisau di tangannya. Pisau itu kini di arahkan ke tubuhnya tapi ify berhasil menghindar. Ia memukul penculik itu di bagian leher dengan kursi hingga patah. Dua penculik itu kini bersamaan menyerangnya. Ify pun terkena sayatan pisau di perutnya tapi ia mencoba untuk mengambil pisau lalu berbalik menawan salah satu penculik tersebut.

"Jangan bergerak, jika tidak pisau ini akan menikam lehernya". Ucap Ify menahan luka sakit di perutnya.

Ify berjalan mundur membawa sandranya dan keluar dari gubuk kecil itu dan penculik satunya lagi mengikuti perlahan-lahan. Setelah sampai di luar ia menusuk bahu penculik itu lalu mencabutnya, setelah itu ia melempar pisau itu hingga mengenai kaki penculik satu lagi. Mereka berhasil di lumpuhkan.

Ify berlari sambil menekan luka di perutnya agar ia tak kehabisan darah. Ia tak tau ada dimana sekelilingnya hanya hutan dengan pohon-pohong tinggi menjulang. Ia tak kuat lagi dan pingsan di bawah pohon pinus.

Sementara itu para anggota yang lain tentu menunggu kehadiran Ify yang tak kunjung datang termasuk Rayn. Mr. Calvin menyhruh Rayn dan anak buah yang lain untuk memastikan apa yang terjadi karena ini kali pertama Ify menghilang tanpa alasan. Rayn menemukan tas dan ponsel Ify berserakan di jalanan, ia sudah dapat menyimpulkan bahwa Ify di culik. Mr. Calvin memerintahkan semua unit untuk menemukan Ify.

Kehebatan mereka sudah tidak di ragukan lagi dalam hitungan menit mereka sudah berhasil menemukan gubuk tempat Ify di sekap. Tapi yang mereka temukan hanyalah dua orang penculik tadi yang masih pingsan karena tusukan pisau Ify. Diselidiki itu memang sidik jari Ify. Mereka segera memasuki hutan untuk mencari keberadaan Ify. Dengan anjing pelacak Ify di temulan tergeletak. Rayn memeriksa detak jantungnya dan memberikan isyarat untuk agent yang lain bahwa Ify masih hidup. Ia menggendong Ify keluar dari hutan dan menuju rumah sakit.

Segera para dokter dan suster bergerak cepat saat pasien datang. Mereka memasukkan Ify di ruang UGD.

Keadaan Ify semakin kritis karena kehilangan banyak darah. Seketika jantungnya terasa lemah segera dokter menempelkan alat pacu jantung di dadanya.

Al ternyata sedang ada di rumah sakit itu untuk membawa mamanya berobat. Rumah sakit yang sama seperti 2 tahun lalu saat Ify dan Al bertemu.

Al tak sengaja mendengar Rayn sedang mendaftarkan pasien bernama Ify Alyssa. Al yang penasaran pun mengikuti kemana Rayn pergi.

Dokter keluar dari ruang UGD dengan wajah yang kurang mengenakan.

"Bagaimana kondisinya dok". Rayn panik sambil menggebarkan bahu sang dokter.

"Keadaannya sudah mulai stabil tapi dia masih belum sadar, jika dua jam lagi dia tidak sadar. Dia akan di vonis koma dan mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ini di karenakan luka tusuknya sangat dalam". Dokter itu mendeskripsikan dengan rinci keadaan Ify.

Rayn segera masuk ke ruangan setelah melihat suster memindahkan Ify kedalam ruang ICU.

Rayn diam mematung melihat keadaan Ify. Dia sering mendengarkan cerita dari agen lain bahwa Ify adalah sosok yang periang dan kuat. Tapi kini ia tergeletak lemas di tempat tidur dengan selang infus tangannya. Ia miris sekali.

Dari jendela Al melihat siapa yang tergeletak di ruang ICU tersebut.
Dia menerobos masuk setelah tau jika wanita tersebut benar-benar Ify, wanita yang sangat ia cintai.

"Ify apa yang terjadi? kenapa bisa jadi begini". Al panik dan menggenggam erat tangan Ify.

"Hey siapa kau". Ucap Rayn sembari menarik Al mundur.

"Aku pacarnya".

"Jadi kau".
Satu tinjuan melayang di pipi Al yang berhasil menggores bibir merahnya.

Al memegangi bibirnya yang sakit akibat tinjuan Rayn. Ia sama sekali tak membalas karena ia tahu ia salah.

"Kau tahu kemarin ia menangis semalaman karenamu dan ia sekarang jadi korban penculikan".

"Penculikan". Tanya Al kembali.

Al kembali menghampiri Ify dan membisikkan seauatu padanya.
"Ify KEMBALILAH, aku mencintaimu".

Al keluar dari ruangan itu dan terlihat gusar menuju rumah. Dia yakin papanya dalang semua ini.

"Apa yang telah papah lakukan. Papah hampir membunuh Ify" . Bentak Al sambil menggeprak meja kerja milik papanya.

"Apa yang kau bicarakan". Ucap Tora pura-pura tidak tahu.

"Sekarang papa boleh mengelak, tapi jika aku tahu dalang semua ini adalah papa, jangan salahin Al".

"Kamu menuduh papa"

"Dengar ya pa, Al udah nurutin mau papa buat mutusin Ify, kenapa sekarang papa mau nyelakain dia? Al gak tau sebenarnya apa sih yang meracuni pikiran papa! istri baru mu itu".

PLAKKK

Belum sempat rasa sakit karena pukulan Rayn hilang. Kini ia harus terima tamparan dari papanya. Tapi ia sudah terbiasa oleh sifat kasar papanya.

"Satu lagi, Al gak akan ngikutin mau papa lagi. Al bakal terus di samping Ify dan jika papa nyakitin Ify, Al bakal melindungi Ify". Tegas Al.

Karena cinta dapat mengubah yang lemah menjadi kuat

Yang takut menjadi berani
Yang gelap menjadi terang
Yang benci menjadi sayang

Tak peduli dengan kesulitan yang ia alami, ia akan terus berusaha.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang