CHAPTER 4

382 18 2
                                    

Happy reading~

Setelah misi illegal itu berhasil, Ify dan Rayn di panggil untuk menghadiri rapat tertutup di markas BIN.

"Aku yakin kita akan kena hukuman karena tindakan kita kemarin. Bagaimana kalau kita di penjara karena melukai para mafia itu? Aku saja belum menikah". Rayn terus menggerutu di perjalanan.

"Diam lah! aku saja juga belum menyelesaikan  sekolahku . Jika kau terus berkoar seperti itu akan ku tendang luka di kakimu". Ancam Ify.

"Kau memang kejam". Sembari tersenyum dan menghindar karena ancaman Ify.

Ify juga tersenyum melihat ekspresi wajah Rayn. Ia merasa bahwa ini adalah kesalahan dia karena telah mengajak Rayn untuk membantunya.

Tampak sekertaris Mr.Calvin sudah menunggu di depan ruangan rapat itu.

"Silahkan masuk". Ucap sekertaris berparas cantik itu dengan halus.

"Sekertaris Mr. Calvin itu cantik juga". Bisik Rayn.

"Aku yakin dia tak tertarik padamu". Ejek Ify.

Di ruangan rapat itu hanya terdiri hanya ada mereka bertiga dan itu hanya membuat sunyi ruangan rapat sebesar ini. Ify dan Rayn duduk berhadapan di sebelah Mr. Calvin yang tengah asik melihat berkas-berkas di tangannya. Tak ada yang bisa di lakukan oleh mereka selain diam dan duduk tegak dengan tangan terlipat di atas meja. Rayn sudah mencoba mengalihkan pandangan Ify dengan ekspresi wajah dan mata yang aneh dan seharusnya Ify tertawa, tapi tidak, Ify tak mau mencari masalah lagi dengan candaan Rayn di ruang rapat.

"Eheemm". Mr. Calvin berdaham.

Ify semakin gugup, kira-kira hukuman apa yang akan mereka terima.

"Apa kalian tahu yang kalian lakukan bisa mengancam nyawa kalian". Ucap Mr. Calvin.

"Setiap misi yang kami terima pasti mengancam nyawa kami bukan?". Bantah Rayn.

"Tapi misi resmi kalian akan mendapat perlindungan langsung dari BIN".

"Maafkan kami Mr. Calvin ini sepenuhnya kesalahan saya. Saya tidak berpikir panjang karena ingin menyelamatkan Marsha". Mohon Ify.

"Kalian melaksanakannya dengan baik". Senyum itu terlukis di wajah Mr. Calvin yang mulai menua.

Ify dan Rayn tentu terpelongo melihat reaksi Mr. Calvin.

"Kenapa anda tidak memberi hukuman pada kami sekarang juga. Aku benci bertele-tele seperti ini Ketua". Ucap Rayn selengekan.

"Kenapa aku harus menghukum kalian. Kalian menyelamatkan nyawa seseorang tanpa membunuh penjahat itu dan kalian membantu menangkap buronan polisi. Aku seharusnya memberikan hadiah untuk kalian". Ucap Mr. Calvin sambil tertawa lepas.

"Baiklah jika itu baik menurut anda. Jadi mengapa bisa ada seseorang yang berniat membunuh Marsha?". Tanya Ify penasaran.

"Intinya ini ulah sopir pribadinya, Karno yang terbelit hutang hingga puluhan juta, karena tak kuat membayar ia memberi tau rentenir yang berkomplotan dengan mafia itu untuk membawa Marsha sebagai gantinya. Saat mereka sadar mereka salah menculikmu, mereka berniat membunuhmu karena tak ada pilihan lain". Ucap tegas Mr. Calvin

***

Setelah kejadian itu, Ify dan Rayn merasa punya pengalaman untuk misi mereka nanti. Sehabis pulang sekolah Rayn menjemput Ify untuk mengunjungi Marsha yang tengah dirawat di rumah sakit, keadaannya baik-baik saja hanya masih lemas akibat kejadian kemarin.

Al memperhatikan Ify yang berjalan menuju mobil sport berwarna merah yang ternyata itu mobil Rayn. Rasa cemburu masih terbesit di hati Al. Ia mengepal tangannya menahan amarah yang kini ia rasakan. Tapi apa boleh buat ia yang mengawali semua ini.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang