CHAPTER 3

413 19 1
                                    

Happy reading~

Mr. Calvin mengunjungi Ify yang masih berada di ruang ICU, disana juga ada Rayn yang tertidur diatas kedua tangannya yang terlipat.

Mr. Calvin hanya mengunjungi sebentar saja, ia tak mau membangunkan Rayn yang kelihatan sangat lelah.

"Maafkan aku Roy, aku tidak bisa melindungi putrimu". Ucap Calvin pada dirinya sendiri yang ia maksudkan untuk meminta maaf pada alm. ayah Ify.

Teman-teman kelas Ify pun juga ikut menjenguk. Marsha sahabatnya pun menangis di pelukan El pacarnya yang tak lain adalah adik kandung Al. Marsha tak tahan melihat keadaan Ify yang biasanya ceria kini hanya lemah tak berdaya.

Jari jemari Ify mulai bergerak perlahan, bibirnya bergerak seperti mengucapkan sesuatu, tapi tak terlalu jelas. Semuanya pun bahagia karena Ify telah sadar dari tidurnya.

"Rayn". Suara Ify semakin jelas memanggil.

Rayn mendekat dan Marsha memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Ify.

"Makasi sudah menemukanku"

Al merasakan cemburu yang begitu kuat tak biasanya penyakit musiman ini begitu menyiksa hati. Nama yang pertama kali ia sebut bukan dirinya, melainkan Rayn

***

Keesokan harinya Al dan El kembali menemui Ify. Keadaan Ify lebih baik dari sebelumnya, ia sudah mulai bercanda tawa dengan Rayn yang selalu setia menunggu Ify siang dan malam.

Al cukup canggung melihat kedekatan Ify dengan Rayn, mengingat mereka baru saja mengenal.

"Hai kakak ipar". Sapa El.

Ify hanya tersenyum tipis saat El menyapanya. Ia ingat sekali bahwa Al sudah memutuskannya dan sekarang ia ingin menjaga jarak dengan mantan kekasihnya tersebut.

"Bagaimana keadaanmu?"

"Baik, dan El mana Marsha?". Tanya Ify.

"Dia mengatakan padaku masih ada urusan jadi dia akan menyusul nanti".

Bunyi telephon Rayn berdering dan ia permisi untuk keluar sebentar.
Al pun hanya diam saat El mencoba berbincang-bincang dengan Ify.

"Kau masih terlihat sangat cantik walaupun dengan baju pasien itu". Puji El.

Ify sudah terbiasa dengan bualan dari mulut El, ia hanya cekikan seperti biasa. Sifat periangnya mulai kembali.

Rayn kembali dengan, ia tak tau harus mengatakan semuanya dari mana kepada Ify.

"Ada apa dengan wajahmu?". Tanya Ify melihat Rayn yang gelagapan.

"Polisi menghubungiku bahwa dua orang yang menculikmu itu sebenarnya bagian dari pembunuh bayaran dan memiliki sekutu yang tersebar dimana-mana. Polisi sudah melakukan penyelidikan dan di temukan sebuah foto seorang wanita lain. Mereka bilang kau korban salah culik, mereka sudah terlanjur jadi mereka putuskan untuk mencoba membunuhmu".

"Jadi siapa wanita yang mereka akan bunuh itu jika bukan aku?".

"Setelah mencocokkan fotonya, wanita itu adalah Marsha sahabatmu".

Ify syok mendengar penjelasan Rayn.

"El cepat hubungi Marsha, dimana dia sekarang". Ucap Ify gusar.

"Tenanglah Ify". Rayn menghampiri Ify dan mencoba menenangkannya. Al pun seperti terbakar api cemburu.

"Hpnya gak bisa di hubungi".

"Gawat, mungkin komplotannya yang lain sudah berhasil ngapa-ngapain marsha". Pekik Ify.

Ify menyuruh El cepat-cepat menghubungi polisi untuk mencari tahu keberadaan Marha, Al pun ikut menemani El.

SECRET AGENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang