Malam ini langitnya cerah.
Ya, hari ini tepat munculnya bulan purnama.
Ku pandangi benda luar angkasa tersebut selama kurang lebih 15 menit.
Apa gunanya? Aku juga tidak tahu.
Pikiranku kini semakin kosong, padahal banyak yang harus kulakukan. Belum lagi packing. Huft!Kunyalakan radio jadul kesayanganku seperti malam-malam biasanya, dengan cara dipukul-pukul beberapa kali.
Entah mengapa aku benar-benar tidak rela untuk meninggalkan benda yang selalu membuat tanganku memerah tiap malam.
Terdengar salah satu lagu yang cukup asing ditelingaku.Sheryl Sheinafia - Kedua Kalinya
Sudah
Lamaku dan dia berpisah
Rupanya
Hati masih saja terlukaKu memilih untuk sendiri
Hanya bisa berharap
Tak terulang lagiJatuh hatiku yang pertama
Sempat buat ku kecewa
Dan meragukan jatuh cintaSementara ku akan terlepas
Dari hubungan asmara
Ku belum siap terjatuh
Untuk kedua kalinyaSudah sudahlah
Ku yakinkan ragaku
Kau sebatas kenangan
Dari aku yang duluKu memilih untuk sendiri
Berupaya tak mengingat dia lagiJatuh hatiku yang pertama
Sempat buat ku kecewa
Dan meragukan jatuh cintaSementara ku akan terlepas
Dari hubungan asmara
Ku belum siap terjatuh
Untuk kedua kalinyaAku tak mau disakiti
Percuma hatiku berani
Aku tak mau disakiti
Dan terjatuh untuk kedua kalinya
Untuk kedua kalinya
Untuk kedua kalinya"Farhan?"
**
Kami memulai perjalanan dengan kendaraan pribadi milik ayahku. Mobil Toyota Avanza, seperti mobil keluarga pada umumnya.
Dengan perjalanan kurang lebih 45 menit menuju ke Bandara Internasional Soekarno Hatta, aku diantar oleh seluruh keluarga kecilku.Ku buka pintu mobilku dan bersiap untuk mengangkat barang-barang bawaanku.
"Porternya mana sih?" tanyaku sambil celingak-celinguk."Sabar, nak" jawab Mama ku.
Kulihat jam tanganku yang ber merk fossil. "Jam enam lewat seperempat"
"Kamu kok cemas banget, Nak? Flight kamu satu jam lagi loh. Coba make sure seluruh baggage kamu ada yg ketinggalan ga?" kata Mamaku.
"Engga kok, Ma. Semuanya udah lengkap. Aku lagi nunggu Tito nih.Dia katanya mau dateng" jawabku resah.
"Astaga, mama lupa! Terus kamu udah hubungin Tito?" tanya nya cemas.
"Udah, Ma. Dia pasti dateng kok."
Mataku mencari Tito, tapi hatiku... mencari Farhan.
Semoga saja dia datang, atau setidaknya membalas surat ku.Setelah kian lamanya kami menunggu, porter kamipun akhirnya datang. Ku kira itu Farhan. Duh!
07:15
'I thought my last goodbye was like Rangga and Cinta..'Daripada melamunkan hal-hal yang tak akan terjadi, lebih baik aku persiapkan paspor, tiket, dll agar memudahkan ku saat check in.
"Dek, Temen lo gaada yang dateng satupun? Siapa tuh yang sering dateng kerumah? Dito?" gumam ka Rasyid.
"Tito, Kak. Aku udah say goodbye kok ke semua temen aku via path sama ig.. mungkin kepergian aku juga ga penting banget buat Tito."
"Pa, aku kayanya berangkat sekarang aja deh." bisikku.
"Mama anter kamu sampai disini saja ya nak, kaki mama udah gakuat jalan lagi. Mama mau bilang.. kalau mama.. sayang banget.. sama anak bungsu mama.." nasihatnya dengan terbata-bata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan yang Kedua Kalinya
Teen FictionBagaimana jika masa lalu dapat merubah takdir seseorang di masa depan? Mungkin flashback adalah satu hal yang lumrah-lumrah saja. Namun, berbeda dengan kisah si Risol. Lamunan sesaatnya benar-benar merubah kisah hidupnya Risol. Belum lagi diisi deng...