Risol POV*
'Duh, what happens with you, Ris? Kenapa sih gue tiba-tiba bisa flashback kaya gitu?
Wake up, Ris! Wake up! Itu tuh cuma masa lalu lo. Dan gapenting juga kalo diinget-inget lagi.'
Aku hanya bisa berbicara pada diriku sendiri didepan kaca kamarku.Farhan. Hanya ada wajah dia yang tampak didalam pikiranku. Seseorang yang benar-benar merubah hari-hari ku di masa SMP.
Aku mungkin kurang begitu mengenal pribadinya. Tapi, ada beberapa hal yang aku ketahui tentangnya.
Dia adalah seorang siswa yang sangat manja, setiap pulang sekolah selalu dijemput oleh bapaknya. Hobbynya adalah bermain game online. Dia anak orang kaya, buktinya ketika aku mengerjakan tugas kelompok Seni Budaya, aku mengunjungi rumahnya yang berlantai 3 dan yang membuatku cukup kagum adalah interior rumah nya yang bertema vintage. Ibunya selalu mengkhawatirkan anaknya jika dia bermain game terlalu lama. Pantas saja ia disebut 'anak Mami'.
Tapi, ketika dia sudah berada di lingkungan sekolah, sikapnya sama sekali berbeda 180°, seketika ia berubah menjadi badboy yang suka membully orang, termasuk aku korbannya.
Tapi, ketika menginjak semester ke 4, sikapnya berubah terhadapku. Dia lebih perhatian dan perduli kepadaku. Entah setan apa yang merasuki jiwanya, tapi ia benar-benar berubah.Pada suatu saat, aku mengerjakan remedial IPS, memang cukup menyebalkan, ketika teman-temanku sedang asyik bercanda, aku harus mengerjakannya sendiri. Ketika aku sedang sibuk berpikir.. Aku merasa ada yang memperhatikanku dari belakang, dan aku mencoba untuk mengabaikannya.
Tapi, feelingku merasa bahwa ada yang benar-benar memperhatikanku.Ketika ku lihat ke belakang..
Farhan lah yang daritadi memperhatikanku.. Ketika aku melihat tatapan matanya, seketika itu pula dia langsung menggetarkan tubuhnya seperti tersengat listrik. Yang lebih lucunya, dia juga sambil senyum! Lucu pokoknya!
Aku hanya bisa tertawa melihat ia berpura-pura seperti orang yang kesetrum.Dihari lainnya, aku menyempatkan diri untuk membaca novel karena kebetulan saat itu sedang freeclass.
And.. He is coming..
"Gue boleh duduk disamping lo kan?" tanya nya dengan membawa segelas air mineral."Boleh.. Yang penting lo jangan ganggu ya, gue lagi baca novel nih"
"Iya, gue liat lo lagi baca novel kok. Nih air mineral biar lo tambah fokus"
Aku pun langsung mengambil sedotan dan menancapkannya ke gelas air mineral yang ia pegang. "Makasih ya"
Ketika aku kembali membaca novelku, dia mulai menggangguku dengan mendekati wajahnya kearah ku. Aku hanya bisa salah tingkah. Gemas!
***
Back to the real time.Mengapa akhir-akhir ini aku selalu flashback tentang masa-masa SMP ku?
Lamunan itu cukup menggangguku di waktu kerja, aku tak bisa fokus, pekerjaan jadi terlambat, dll.
Aku selalu mencoba untuk fokus, tapi selalu saja gagal.'Damn!''
'i think, i need to call you, To.'
Dengan segera, aku mengambil hp yang terletak di sudut kasur ku."Assalamualaikum, Ris. Pasti lagi ada masalah nih"
"Waalaikumsalaam. Iya, To. Lo kan psikiater gue. Tapi gue ga ganggu lo kan malem-malem gini?"
"No.. Gue lagi lanjutin tugas drawing aja nih, tapi ga deadline banget.. Emang kenapa?"
"Gue mau jujur nih, semenjak lo ngasih bunga ke gue beberapa minggu yang lalu, tiba-tiba gue flashback waktu jaman-jaman SMP. I knew, that was stupid thing, but i cant.. "
"Itu tandanya lo masih gabisa lupain Farhan." jelas Tito.
"Tapi itu cuma lamunan sesaat, To."
"Mungkin lo masih sayang kali sama dia"
"No.. Gamungkin, To.. "
"Jangan biarin masa lalu lo itu jadi penghambat masa depan lo" nasihatnya.
'tut... tut.. tut.. tut..'
'Hallo?? Tito?? Kok dimatiin sih.. '
***
Aku hanya bisa menangis..
Biarkan lah tangis mengubur segala luka nya..
Segala kenangan indah dimasa lalu.. Kini menyimpan duka yang teramat besar.
Aku benci.. Untuk jatuh cinta kedua kalinya.. Dengan orang yang sama..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan yang Kedua Kalinya
Teen FictionBagaimana jika masa lalu dapat merubah takdir seseorang di masa depan? Mungkin flashback adalah satu hal yang lumrah-lumrah saja. Namun, berbeda dengan kisah si Risol. Lamunan sesaatnya benar-benar merubah kisah hidupnya Risol. Belum lagi diisi deng...