CandysJung
UlfaJannah
@ayuOnewTypo tak terkendali
"Saya Asti Wulandari, dokter jaga di UGD ini." Kata dokter tersebut sambil mengulurkan tangan.
"Devi Kinal Putri, saya pasangan hidup Shinta Naomi." Kata Kinal membalas uluran tangan dokter tersebut, tertangkap jelas kekagetan dokter tersebut di sudut mata Kinal.
"Baik Bu Kinal. Ibu Naomi........"
-------------------------------------------------------------
"Baik Bu Kinal. Ibu Naomi mengeluhkan sakit pada bagian tengah perut bawah. Di mana bagian tersebut adalah letak rahim, kemungkinan rahim ibu Naomi bermasalah." Jelas dokter Asti.
Gler... bagai di sambar petir, Kinal sangat shock. Kalut, kaget dan sakit. Entah, semua perasaan tersebut mengetuk pintu hati Kinal.
Sebenarnya Naomi masih setengah sadar, ia dapat mendengar apa yang di diagnosis oleh dokter tersebut. Tapi entahlah ia sudah merasa begitu sakit, yang ia tahu sekarang lebih baik ia memejamkan matanya.
"Jadi bagaimana dok?" Tanya Kinal masih dalam kondisi yang kacau.
"Untuk waktu yang tak dapat di pastikan rahim ibu Naomi tidak dapat dibuahi." Jelas dokter Asti.
"K-ke-kenapa?" Tanya Kinal terpukul.
"Jika ibu memaksakan rahim dari ibu Naomi dibuahi, keselamatan ibu dan bayi terancam." Lagi jelas dokter Asti membuat Kinal makin terpukul.
"B-baik dok, terima kasih." Kata Kinal dengan pandangan kosong.
"Kalau begitu saya permisi." Kata dokter tersebut meninggalkan bangsal rawat Naomi.
Saat dokter tersebut keluar, kinal pun mendekati naomi yang masih terbaring di atas kasur, kinal tak sadar jika naomi mendengar percakapannya dengan dokter tersebut.
Kinal langsung menggapai tangan naomi, menciuminya, dan tanpa sadar air mata itu meluncur dengan sendirinya di pelupuk matanya.
Kinal tak sanggup bila mengingat apa yang di ucapkan oleh dokter tersebut entah seperti petir di siang bolong yang menghujam tepat di ulu hatinya.
Kinal berpikir dalam benaknya, dia yang mendengarnya saja tak sanggup? Apalagi naomi yang di diagnosis seperti itu, tak bisa kinal bayangkan, hatinya ikut hancur bila mana membayangkan naomi tahu apa yang di deritanya.
Jika boleh, dia berdoa dan Tuhan mengijinkan, maka dia yang akan meminta kepada-Nya, agar dia yang berada di posisi Naomi.
Mendengar isak tangis kinal, Naomi pun dengan perlahan membuka matanya dan dengan sedikit kekuatan dalam tubuhnya, dia mengusap air mata kinal.
Kinal pun yang merasakan usapan tangan naomi pun segera mengusap wajahnya dan memberikan senyum manisnya kepada naomi, seolah dirinya kuat tapi sesungguhnya rapuh.
"Kamu kenapa nangis sayang?"
Tanya naomi dengan nada yang lemah kepada kinal"Aku khawatir sama kamu sayang"
Ucap kinal sambil mengusap puncak kepala naomi."Aku baik-baik saja kinal, kamu jangan nangis seperti itu"
Ucap naomi sambil mengusap lembut pipi kinal."Apa kamu akan tetap berkata seperti itu jika kamu tahu apa yang kamu sedang derita"
Ucap kinal yang tentunya dalam hati."Maafkan aku sayang, aku tak sempurna, hanya dapat memberi mu rasa sedih dan terlebih lagi saat aku mendengar percakapan mu dengan dokter tersebut, aku berkemungkinan kecil untuk memberikan mu kebahagian yang sangat di nantikan oleh kita, malaikat kecil yang di harapkan oleh aku, kamu serta keluarga besar kita"
Ucap naomi dalam hati dan tetap tersenyum menutupi apa yang sudah di ketahuinya sebelum kinal menjelaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga Keluarga Bencana
FanfictionAku tak tahu harus bagaimana lagi menghadapi semua ini, semoga keputusan ini menjadi yang terbaik untuk semuanya, walaupun ada hati yang terluka, semoga aku bisa berbagi dengan adil, dan membahagiakan keduanya.