Angin berembus. Bulan sabit menerangi padang rumput yang luas itu, meski sebagiannya tertutupi oleh kabut. Gadis bersurai pink itu mengerutkan alisnya. Ia menoleh ke sana-kemari. Tak ada apapun. Padang rumput ini terbentang tanpa batas dengan kegelapan yang mengerikan seolah ingin menyabik-nyabik dirinya. Ia sudah biasa, pemandangan itu sudah tak asing lagi.
Si gadis pink menoleh ke depan lagi. Tampak di ujung sana seorang lelaki bermantel hitam panjang. Lelaki itu bergeming. Si gadis hanya bisa menelan ludahnya karena gugup. Ia sendiri tak habis pikir, kenapa ia malah cepat terbiasa dengan suasana mencekam di sekitarnya daripada aura intimidasi yang terpancar dari lelaki misterius di depannya (jika berdiri di kejauhan sana bisa kau sebut 'di depan').
Lelaki itu maju selangkah. Jarak mereka masih sangat jauh, tak apa, si gadis tetap bertahan dalam posisinya. Tetapi si gadis segera tersadar kalau satu langkah yang dilewati lelaki itu tak wajar, dan sekarang dia sudah berdiri di hadapannya!
"A-a..." Si gadis tak bisa bergerak. Keringat dingin semakin mengucur deras di wajahnya.
Mulut lelaki itu pun mulai membuka...
Dan...
.
.
.
.
.
.
.
Dream Land
.
.
.
.
.
.
.
"Jadi ... kau mimpi tentang lelaki itu lagi?"
Gadis pink-atau sebut saja namanya Asamu Shiori-itu mengangguk. "Yah, untuk yang ke sekian kalinya. Setiap kali dia mau ngomong, pasti aku tiba-tiba terbangun. Mimpi yang aneh..." ujarnya sambil mengunyah keripik kentangnya.
Saat ini kelas Shiori sedang nganggur. 85% murid di kelasnya pada kabur ke kantin, sisanya nongkrong entah di mana dan tidur-tiduran. Pada kasus Shiori, dia lebih memilih berdiam di kelas bersama sahabat baiknya, Karen. Bukan apa-apa, hanya saja ponselnya tertinggal di rumah. Jadi ketimbang dihukum karena berkeliaran di luar, apalagi mereka tak punya kegiatan, lebih baik berdiam diri dalam kelas.
"Seperti takdir saja," celetuk Karen santai. "Seperti apa lelaki itu? Good-looking, kah?"
Shiori memutar bola matanya. "Di sana berkabut, jadi wajahnya nggak terlihat jelas. Yang kuingat hanyalah dia memakai mantel hitam yang sedikit lusuh."
"Hm, hm," Karen mengangguk-angguk sambil mencomot roti isi kejunya lagi. "Mungkin dia bermaksud membawamu ke dunia lain? Atau ini pertanda kalau jodohmu sebentar lagi datang?" ucapnya ngawur.
Kedua pipi Shiori bersemu. "U-uuh... Aku nggak tahu, tapi kuharap begitu."
Karen tertawa. Ia pun bangkit dari kursinya. Menoleh pada Shiori yang masih merona, ia menyeringai tipis. "Kau percaya yang begituan? Bagaimana kalau kita ke perpustakaan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM LAND [HIATUS]
Aventure[Adventure & Fantasy] Selamat datang di negeri impian dengan panorama yang sangat suram... Dream Land. Jangan salah. Meski namanya terdengar keren, apa yang ada di dalamnya sangat jauh dari perkiraan seorang Asamu Shiori. Dia tak menyangka, kehidupa...