Part II: Sora and Kaito

184 163 14
                                    

Aroma teh hijau tercium di hidung Shiori. Matanya pun mulai membuka secara perlahan.

Apa?

Di mana ini...?

"Ah,"

Shiori dan si rambut pirang itu saling memandang.

"Oh! Syukurlah kau sudah ba—"

"KYAAAAAAAAAAA!"

Si pirang terpental dengan dhasyatnya.

"Ooh, keren!" Seorang anak kecil berambut hitam dengan jepit rambut di sisi poninya masuk sambil tertawa kagum. Di tangannya ada baskom berisi air dan kompres.

"EH!" Shiori spontan menunjuk si kecil. "Kau anak kecil yang muncul di tempat tidurku tadi pagi!"

"Iya, salam kenal." Si kecil itu tersenyum manis seraya menaruh baskom itu di samping Shiori. Shiori bisa merasakan ion-ion negatif yang terpancar dari si kecil itu, jiwa shotacon-nya pun kumat lagi. "Kakak sudah nggak apa-apa?"

"H-hah? Memangnya aku kenapa?" tanya Shiori nggak connect.

Si kecil itu memiringkan kepalanya. "Kakak nggak ingat?"

Saat Shiori hendak menjawab, tiba-tiba terdengar bunyi barang-barang berjatuhan dan suara lirih seseorang. Shiori dan si kecil pun sama-sama menolehkan kepalanya.

"Uuuuh..." Terlihat lah si pirang itu yang tengah mengelus-elus kepalanya sambil sesekali meringis.

Ulu hati Shiori tertusuk telak melihat pria malang itu. Astaga, dia baru teringat kesalahannya!

"Wuah! Maafkan aku! Aku nggak sengaja!" serunya panik sambil menghambur ke arah si pirang.

"H-hey! Tenanglah, aku baik-baik saja!" ucap si pirang itu, berusaha menenangkan Shiori yang sudah kelabakan.

Si kecil itu cuma tertawa kecil. Dia pun kemudian diam-diam menyingkir dari tempat itu...

"Maaf..."

"Sudah kubilang nggak apa-apa, jangan dipikirkan," kata si pirang sambil mengibas-ibaskan tangannya. "Oh, iya. Kau ini adalah player baru berpotensi yang belakangan ini ramai dibicarakan, 'kan?"

"Eh?" Shiori menaikkan sebelah alisnya. Kalau soal berpotensi, dia sudah dengar dari Tsubasa. Tapi apa maksudnya 'ramai dibicarakan'? "Um, benar. Namaku Asamu Shiori. Aku baru diundang (atau diseret) ke dunia ini kemarin."

"Hooh... Aku Sora, salam kenal, ya!" Si pirang itu mengulurkan tangannya dengan ceria.

"Salam kenal juga..." Awalnya Shiori ragu, tapi akhirnya ia menjabatnya juga karena merasa tidak enak. "Ngomong-ngomong, Sora-san, apa kau player yang juga berpartisipasi dalam game HPG?" tanya Shiori langsung to the point.

"Hmm? Aah, game nggak jelas itu, ya." Sora mengubah posisi duduknya. "Aku ini player gagal. Aku nggak bisa menuntaskan seluruh quest di sana, lagipula orang yang kurekrut cuma satu. Itupun LV-nya rendah sekali."

Shiori hanya diam mendengarkan.

"Kautahu? Adik kecil kami tadi itu namanya Kobayashi. Aku dan saudaraku tiba-tiba terjebak di sini, entah bagaimana. Tahu-tahu ada tengkorak hidup yang muncul di depan kami dan mengatakan 'kalau kami ingin pulang, kami harus menyelesaikan HPG'. Jadilah kami bertiga mencoba bergumul di sana... dan berakhir dengan kegagalan besar."

Shiori terhenyak. "Kok bisa?"

Sora mengangkat bahunya. "Entahlah, kami tak begitu mengerti. Pokoknya kami dikalahkan sama guild yang LV dan DEF-nya tinggi banget. Jadi mau diserang pakai acid bomb berapa kalipun, efeknya hanya seperti melempar kerikil," ucapnya sambil mendesah pelan. "Apalagi mereka semua punya ThunderG4 Auto Rifle! Dan temannya yang pengguna ilmu kedokteran itu ternyata menyimpan satu pack healing sprays di kotak peralatannya. Karena kami kurang kesiapan, jadinya kami kalah."

DREAM LAND [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang