First Glances

3.6K 153 2
                                    

Kwon Jiyong. 27 tahun.

Tak ada seorang pun yang tahu, apa yang sebenarnya ia lakukan dengan dirinya sendiri, hatinya yang sudah hancur lebur tak berisi, karena kehilangan keluarganya saat ia masih remaja. Kekasihnya meninggalkannya untuk lelaki lain. Dan itu lebih membuatnya tak berdaya lagi.
Bekas luka yang ada di tubuhnya disebabkan oleh sikapnya yang terkadang diluar kendali. Saat ia merasa kesepian dan hancur, ia akan menghancurkan dirinya sendiri lebih dari apapun.

Gangnam Skye Night Club, 5 Desember 2015.

"hey bro, whats up?" seorang bartender memanggilnya dari belakang bar
"yongbae! Whats up man. I'll take a soft one, beer" jiyong memesan minumannya lalu duduk di kursi bar
"kwon jiyong. Apa yang membawamu kemari? Karena wanita itu meninggalkanmu?" yongbae memberikan beernya
"no, a woman cant destroy me dude. Dia tak membuatku senang selama ini, jadi aku tak perlu menangisinya" jawabnya lalu meminum beernya
"sudah berapa wanita yang kau kencani dan berapa wanita yang bisa membuatmu senang" kata yongbae sambil membersihkan sisa minuman di atas meja bar
"hey, its not like that. Tak semua wanita bisa membuatku senang. Maksudku, bukan kepuasan diatas tempat tidur yang membuatku senang dengannya. Tapi disini tak merasakan apapun saat bersama mereka" jawabnya sambil menepuk dadanya.
"yea yea. I know it. Since that girl gone, you became like this. Dude you should find another one" yongbae menepuk punggungnya
"Jessica give me a comfort life, she gave best moment in my life" jiyong meneguk habis beernya
"dude, life is not about one girl. She is not the only one. You know that. Now go and fine another one out there. Disana sedang ada pesta ulang tahun. pergilah" yongbae mengambil gelas kosongnya.

Kim Taeyeon, 26 tahun.

Hidup yang terlalu berat membuatnya mau bekerja apapun, demi mendapatkan uang. Tak ada satupun orang yang tahu betapa kesepian, dan berat hidup yang ia jalani sampai ia pernah berharap untuk mati. Ia tak melanjutkan sekolahnya karena ia harus membiayai sekolah adiknya. Bekerja siang malam adalah rutinitas yang selalu ia kerjakan setiap hari tanpa berhenti. Tak ada yang yang perduli.

Seoul World Hotel, 5 Desember 2015

Seorang wanita duduk dibelakang meja sekretaris, sambil memegang ponselnya.
"tiff? Maaf tapi hari ini aku tak bisa. I have another job this night, I'm sorry" katanya
"what? Okay, see you this afternoon. Ah! Tiff, jangan lupa bawakan bajuku ke hotel sore ini, okay" lanjutnya lalu menutup ponselnya

"taeyeon-ssi. Ini gaji mu bulan ini, selamat menikmati" kata seorang wanita paruh baya dihadapannya
"terimakasih nyonya park. Tolong sampaikan pada presdir permohonan maafku. Karena tak bisa ikut makan malam hari ini" jawabnya sambil mengambil amplop di hadapannya
"no, its okay darling. Dia akan memakluminya kau sudah bekerja terlalu keras untuknya. Kalau begitu aku pergi dulu" katanya sambil tersenyum.
.
.
.
.
Tiffany sudah ada di depan lobby hotel untuk mengantarkan temannya ke tempat kerjanya yang baru malam ini, ia melambaikan tangannya sebagai tanda pada taeyeon. Taeyeon berlari menghampirinya.
"apa kita sudah terlambat?" taeyeon sampai dihadapannya
"we still have 30 minutes, lets go" tiffany memberikan paper bagnya.
"thanks. buddy" taeyeon naik kedalam mobil.

Di perjalanan.

"tae, its still not late. Kau bisa membatalkannya sekarang. I'll give you money okay, so cant you just let it go?" kata tiffany sambil terus menyetir
"hey tiff, its okay. Its not my first time anyway. Ini hidupku, ini uang yang ku perlukan, kau tak perlu ikut mencelupkan tanganmu kedalamnya" taeyeon mengeluarkan baju dari paper bagnya
"I just- its not normal, you know? She know that you're her classmate. But how can she do this to you" tiffany memukul stir mobilnya
"wow calm down, tiff. I said its okay. Dia bisa saja melakukan itu, lagipula aku yang menerima tawarannya. So I'll do this"

Wrongful Meeting √GTAE √Completed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang