Part 3

6.4K 342 1
                                    


Jangan lupa vote(tinggal pencet tanda bintang kok) dan comment ya! biar aku tau berapa banyak yang menikmati cerita ini. thankyouuuu! :*

---

Marcel POV

"Kak! Ayo kita pulang sekarang!" ucap Celia dengan suara pelan sambil menunduk.

Aku memperhatikan sikap Celia yang tiba-tiba seperti orang panik. Memangnya ada apa? Kenapa dia mengajakku pulang sekarang? Padahal aku baru menikmati makananku beberapa suap.

"Ngapain pulang sekarang sih dek? Ini makanan aja belom selesai." Jawabku.

"Itu ada yang pake seragam sama kaya kita. Dan kayanya mereka mau samperin kita deh. Aku takut ketauan." Jelas Celia dengan cemas.

Aku mencari-cari orang yang dimaksud Celia. Dan ternyata mereka adalah Nikki, Cindy, dan Siska. Mereka adalah Fans ku, terlebih Nikki. Dia hampir setiap hari menghampiriku untuk mencari perhatian.

Aku langsung melepaskan jacketku dan langsung ku pakaikan ke Celia dan menutup kepalanya dengan hoodie jacketku supaya bisa menyamari mukanya.

"Aduh kak, ayo kak cepetan!! Keburu mereka kesini!!" Ucapnya.

Dengan cepat aku menaruh beberapa lembar uang di meja. Tapi ternyata mereka datang lebih cepat dari yang ku duga. Mungkin mereka berlari.

"Yuhuuu.. Halo sayangkuu. Kamu ngapain disini? Mau ketemu aku ya beb? Ini siapa?" Ucap siska langsung saat sudah berada di dekatku sambil memeluk tanganku dan menunjuk Celia setelah dia melihat dan heran pastinya.

"Lepasin! Bukan urusan lo." Ungkapku. Aku langsung menarik Celia untuk cepat-cepat ke dalam mobil sebelum 3 orang itu menghampiri lagi.

Sesampainya di mobil, aku menjalankan mobilku ke arah rumah. Kulihat Celia dengan wajah masih panik. Coba saja dia tidak meminta hal yang aneh itu, pasti tidak akan terjadi seperti ini.

"Makanya Cel, kamu sih minta hal yang aneh-aneh. Jadi gini kan, ga enak kalo mau ngapa-ngapain di luar. Tadi juga makanannya jadi kebuang deh.." Omelku.

"Ya maaf deh kak.. Mau gimana lagi. Kalopun Celia mesti ngaku kalo Celia itu adek kakak, sekarang belum waktunya." Ungkapnya dengan suara memelas.

Sebenarnya tidak masalah buatku kalau aku harus berpura-pura tidak kenal dengan Celia. Itu juga baik buat dia. Tapi ini hal yang tidak aku suka, aku jadi tidak bisa leluasa pergi bersama dia.

Dan yang buat aku sedikit khawatir adalah Nikki dan teman-temannya melihatnya. Aku memiliki perasaan yang cukup buruk dengan hal itu.

"Hah.. Yaudahlah gausah dipikirin lagi. Maafin kakak ya ngomel sama kamu. Tapi kamu harus inget! Kalo sampe ada apa-apa kamu bilang kakak." Aku mengelus kepalanya dengan lembut.

---

Celia POV

Besok Evelyn akan datang ke rumahku karena tadi guru Fisika memberikan tugas pertama dan berkelompok. Aku sekelompok dengan Evelyn karna kami duduk bersebelahan, dan masing-masing kelompok hanya berdua.

Setelah makan malam, aku pergi mengambil foto-fotoku dengan ka Marcel dan barang-barang yang bisa mencurigakan di kamar dan sekeliling rumahku, supaya besok evelyn tidak menanyakan hal-hal yang aneh. Tanpa sadar ka Marcel memanggilku.

"Sunshine..? Sunshine..?"

"Ya Popeye.. I'm here!"

"Kamu ngapain sih? Kok foto-foto sama barang-barang kita kamu ambil? Mau di kemanain?" Herannya.

"Besok Evelyn mau ke rumah. Celia gamau ketauan sama dia. Oh ya, besok Celia pulang sama Evelyn aja. Popeye gausah nungguin Celia. Dan 1 lagi, Celia minta Popeye pulangnya jangan cepet ya. Biar gak ketauan. Okay?" Jelasku.

"Oh temen kamu ya? Besok kakak ada eksul basket kok, jadi pulangnya lama." Jawabnya.

"Thankyou Popeye"

Aku melanjutkan aktivitasku sambil di bantu ka Marcel. Walaupun sebenarnya dia tidak suka dengan pernyataanku, dia tetap mendukungku.

Barang-barang yang sudah ku pilih aku simpan di dalam box dan ku simpan ke dalam lemariku.

"Udah kelar kan? Sekarang bobo ya. Udah malem. Good night Sunshine. Jangan lupa berdoa dulu" Ucap ka Marcel sambil memberikan good night kiss nya. Dia selalu melakukan hal itu sebelum aku tidur. He treat me like a princess.

"You too Popeye. Sleep tight." Jawabku juga sambil menciumnya.

Setelah berdoa aku mematikan lampu dan menyelimuti tubuhku sampai leher.

---

Seperti biasa aku berjalan dari halte ke sekolah. Waktu aku berjalan dan ingin menaiki tangga untuk menuju ke kelas, aku melihat ada 3 siswi yang familiar. Sepertinya mereka kakak kelas. Kenapa aku familiar dengan mukanya? Siapa mereka?

Aku menepuk dahi ku. Aku baru sadar ternyata mereka adalah orang yang aku temui waktu aku sedang makan bersama ka Marcel. Tapi apa iya mereka mengenaliku? Kan kemarin aku sudah memakai jacket ka Marcel.

Mereka sepertinya ingin menghampiriku. Dan ternyata dugaanku benar.

"Heh, lo! Lo cewe yang kemaren bareng sama my baby Marcel kan? Siapa lo?" ucap salah satu perempuan.

Aku harus menjawab apa? Tidak mungkin aku mengaku sama 3 perempuan yang sikapnya belagu seperti ini. Aku tidak takut dengan mereka. Hanya saja aku tidak ingin rahasia ku terbongkar.

"Apa urusan kalian? Emangnya kalo gue siapa-siapanya ka Marcel kenapa? Ada masalah?" Jawabku dengan berani dan menatap matanya dengan sinis.

"Berani lo ya sama kita!" Ucap perempuan yang lain.

"Denger ya! Kita itu orang yang paling ditakutin di sekolah ini. Dan lo jangan macem-macem sama kita!" Ucap perempuan yang lain lagi sambil menunjuk-nunjuk muka ku.

"Dan lo! Jangan pernah sekali-kalinya deketin my baby Marcel! Karna dia punya gue! Kalo sampe lo berani, gue ga akan segan-segan buat ngasih lo pelajaran! Inget itu!!!" Jelas perempuan yang selalu memanggil ka Marcel dengan sebutan 'My Baby Marcel'

Kenapa dia harus panggil popeyeku dengan sebutan itu?! so disgusting! Annoying girl!

Mereka meninggalkan bekas merah di pipiku. Yap! si annoying girl itu menamparku sebelum mereka pergi meninggalkan ku begitu saja. 

Aku hanya berdiri diam tanpa berniat ingin mengejarnya dan mencari masalah lagi. Aku tidak ingin semakin merusak hariku dan merusak namaku sebagai anak baru. Aku tidak ingin di cap jelek hanya karna masalah ini.

Sebelum aku ke kelas, aku ingin melihat bekas tamparan tadi ke kelas. Aku yakin pasti pipiku sekarang sudah sangat merah karna kulitku itu sangat sensitive. 

Hah! Dugaanku benar, bekasnya cukup besar dan hampir setengah dari pipi kiriku. Bagaimana kalau ka Marcel melihat ini?

Kututup muka ku dengan hoodie jacket sambil berjalan ke arah kelasku. Aku memikirkan apa yang mereka bertiga ucapkan. Yang membuatku heran dan bertanya-tanya adalah siapa mereka? Kenapa aku tidak boleh dekat dengan ka Marcel? Dan mereka mengancamku.

---

"Celi, lo kenapa?"


My Best BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang