"Loh, Celia.. Kamu sekolah di sini?" tanyanya dengan muka heran. Aku langsung menutup mulutnya dengan tanganku dan menariknya ke tempat yang lebih sepi.
"Sstttt.. Ka Dave pura-pura ga kenal sama Celia. Celia gamau orang-orang pada tau Celia siapa. Oke?" jawabku dengan panik dan volume suara yang lebih kecil.
Ka Dave cuma mengangguk karna mulutnya masih aku tutup. Huh.. hampir aja ketahuan. Aku lupa bilang ka Marcel untuk beri tahu juga tentang hal ini ke ka Dave dan ka Evan.
"Maaf ya kak, mulutnya aku bekep." Ucapku sambil melepas tangan yang tadi ku pakai untuk menutup mulut ka Dave.
"Oh ya, kakak kasih tau ka Evan juga ya tentang ini. Biar dia juga ga bocor tuh mulutnya." Lanjutku.
"Iya, oke. Tapi kenapa mesti pura-pura ga kenal?" Tanyanya.
"Aku ga mau berurusan sama fans-fans nya ka Marcel kak. Ntar mereka pada deketin aku gara-gara aku adeknya ka Marcel." Balasku dengan muka malas. "Yaudah, aku mau ke kelas kak. Daa kak.." Lanjutku.
"Daa Celi.." balasnya sambil mencolek hidungku sebelum aku pergi.
---
Dave POV
"Gilee.. lo ngapain aja di toilet? Boker ya? Lama banget. Hahahhaha.." Sahut Evan saat aku duduk dan langsung memakan makanan yang sudah dipesan mereka sebelumnya.
"Engga, tadi gue ketemu dan ga sengaja nabrak Celia pas mau ke Kantin" Balasku.
"Loh, Celia masuk disini? Kok kita gak tau Cel ?" tanya Evan langsung ke Marcel. Sebenarnya aku juga ingin mendengar penjelasan dari Marcel tentang hal itu. Waktu Marcel ingin mulai menjelaskan, tiba-tiba..
"Eh, itu Celia kan? Kita panggil aja biar dia sendiri yang jelasin.." Ucap Evan dengan tiba-tiba.
"Oii.. CE-.." Evan berniat untuk memanggil Celia dengan suara keras sambil mengangkat tangannya dan berdiri. Namun karna Celia sudah memberi penjelasan yang singkat dan memintaku untuk memberi tahu Evan, aku dan Marcel langung memaksanya untuk duduk kembali sambil menutup mulutnya.
"Eh, lo apa-apaan sih? Dengerin gue, kita mesti pura-pura ga kenal sama Celia. Dia yang minta kaya gitu." Ungkap Marcel sambil memperhatikan sekelilingnya.
"Tapi kenapa mesti gitu Cel? Si Celia kan bisa aja jadi terkenal di sekolah ini karna orang-orang tau kalo dia itu adek lo. Pasti bakalan keren tuh.." Jawab Evan.
"Heh, asal aja ngomongnya. Lo lupa ya? Celia itu ga suka di kenal sama banyak orang. Dan kayanya itu alasan dia minta kita pura-pura gak kenal dia. Ya kan Cel?" Jawabku sambil melirik Marcel.
"Iya, gitu.. Dia ga mau di kenal sebagai adek gue. Dia ga mau fans-fans gue pada deketin dan manfaatin dia. Padahal kalopun sampe ada yang kaya gitu gue bisa aja kasih pelajaran. Sekarang kalo kaya gini gue ga bisa jagain dia." Ungkap Marcel.
"Yaudahlah gapapa.. lagian kita bertiga bisa pantau dan jagain dia kok dari jauh." Lanjutku.
"Iya Cel, santai aja kali. Ntar kita kaya CIA gitu, iya kan Dave?" Sahut Evan dengan pikirannya yang konyol itu.
"Apaan sih lo!! Hahaha.." balasku.
---
Celia POV
Aku menunggu ka Marcel di Halte yang sama seperti tadi pagi. Di sini tidak begitu ramai dengan anak murid sekolahku, makanya aku memilih tempat ini untuk melakukan penyamaranku. Kebanyakan orang-orang yang memang ingin menaiki bus. Hmm, mungkin kapan-kapan aku mencoba naik bus. Dari pada harus menunggu ka Marcel seperti ini.
Tak lama, mobil Ford Mustang berwarna merah menghampiri ke arahku. Yap, itu ka Marcel. Dia suka banget sama mobil Sport. Gimana cewe-cewe pada ga nempel ya. Udah ganteng, kece, punya mobil Sport, kaya, jago DJ. Tapi sayangnya, dia dikenal sebagai cowo cuek dan cool. Padahal kalo sama aku dia adalah orang paling care. How blessed I am!
Di dalam mobil aku hanya diam dan memperhatikan jalan. Eh, tunggu dulu. Kayanya ini bukan arah pulang deh. Ka Marcel mau kemana?
"Kak, ini kan bukan arah pulang. Kita mau kemana?" tanyaku.
"Kita makan siang di luar yuk. Yaa, buat ngerayain kamu baru masuk sekolah. kita juga udah lama kan ga makan di luar.." balas ka Marcel.
"hmm.. gimana ya? Yaudah deh gapapa." Jawabku. Kita emang udah lama ga makan di luar. Karna biasanya di rumah udah ada bibi (ART) yang masakin kita dan makanannya ga ada yang ga enak lohh..
Setelah perjalanan sekitar 15 menit, akhirnya kita sampai di restoran khusus makanan Jepang. Aku dan ka Marcel suka banget makanan Jepang, apalagi sushi roll, ramen, dan ebi furai. I love it!!
Kita memilih tempat duduk di ujung, biar tidak terganggu dan kesannya lebih privasi. Kaya mau ngapain aja ya.. hahahha.. Aku dan ka Marcel memesan makanan yang berbeda supaya bisa saing mencoba. Sambil menunggu pesanan dating, kita membicarakan hal-hal yang lucu dan aku menanyakan beberapa hal tentang sekolah.
"Permisi, ini pesanannya.." seorang pelayan memberikan makanan yang tadi kita pesan.
"Makasih ya mbak.." jawab aku dan ka Marcel secara bersamaan.
Sebelum makan jangan lupa berdoa ya. Itu penting banget! Kali ini ka Marcel yang pimpin doa.
"Lord, thankyou for the food. We're going to eat today. Bless this food Lord. In Your name we pray, Amen." Ucap ka Marcel dengan lembut.
"Amen. Selamat makan Popeye."
"You too, Sunshine."
Saat aku sedang menikmati makanan bersama ka Marcel, aku merasa sepertinya ada yang memeperhatikanku. Aku liat ke sekeliling restoran ini. Dan, aku melihat pemandangan yang sangat kuhindari. Ada 3 perempuan yang berpenampilan eye catching dan menggunakan seragam yang SAMA sepertiku dan ka Marcel. Apa?!! Dan mereka sepertinya ingin menghampiri meja makan ku. Siapa mereka? Kenapa ingin menghampiriku? Memang apa urusannya? Oh, atau jangan-jangan mereka adalah teman ka Marcel atau FANS ka Marcel?
---
part ini aku coba buat bahasanya pake semi-formal. menurut kalian enakan bacanya yang part 1 atau part 2? comment ya :)
dan jangan lupa vote nya! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Brother
Novela JuvenilTHIS STORY PURELY ABOUT SIBLINGS! You are my Popeye and I am your personal Sunshine! Dan inilah kisah perjalanan Sunshine dan Popeye.. Let's see ! ps: ini bukan cerita kakak adek yang saling jatuh cinta! ENJOY