So, Why Did You Go Away?

175 5 2
                                    

Nama aku Renai, aku adalah seorang siswa sekolah menengah atas di Bandung. Gak kerasa satu semester lagi, aku akan menghadapi Ujian Nasional.
Takut, gelisah, bimbang buat nentuin masa depan. Akhirnya, aku berkonsultasi dengan orangtuaku bahwa aku ingin bimbel agar dapat mengikutin Ujian Nasional dengan baik.
Sepulang sekolah, aku dan teman sekelasku Okta segera mencari-cari mana bimbel yang akan aku pilih. Mulai dari GO, Tridaya, Neutron kami datangi. Tibalah kami di satu bimbel bernama Nurul Fikri, motonya adalah "Maju bersama Allah menuju masa depan yang cemerlang" hmm diliat dari motonya sih maju bersama Allah, mungkin aku bisa sukses di tempat ini.

"Ta, aku pilih disini. Fix" ucapku pada Okta. Setelah aku dan Okta mengetahui biaya dan pembelajaran di Nf, kami segera pulang.

Sesampainya di rumah, aku berdiskusi dengan orangtuaku tentang bimbel Nf tersebut, dan mereka menyetujuinya. Kata mereka, asalkan aku niat dan serius aku boleh bimbel di tempat manapun.
Hari ini, kakaku Erika akan membayar lunas keseluruhan biaya bimbel di Nf dan hari ini juga aku udah mulai masuk dan bimbel di Nf. Memang sedikit gugup karna aku harus memulai dari awal untuk kenal lagi dengan teman baru yang aku belum mengetahui bagaimana sifat dan karakter masing-masing dari mereka.
Sepulang sekolah, pukul 16.00 aku diantar oleh Okta menuju Nf.

"Eh, Renai ya? Silahkan duduk dulu nanti 15 menitan lagi bisa masuk kelas ya." ucap seseorang dari dalam tempat Nf.

Aku mengangguk dan tersenyum padanya dan mulai memasuki pintu depan Nf.

Ketika sampai, dan membuka pintu Nf ku lihat seorang laki-laki memakai baju seragam sedang duduk dan menatapku. Sepertinya dia juga anak baru, pikirku. Dan aku berdoa agar aku tidak sekelas dengannya karna aku pikir dia orang yang aneh, karna menatapku dengan tatapan yang mengerikan.

"Kenalin, saya Pa Aji. Saya adalah admin Nurul Fikri disini, jadi kalo ada apa-apa kamu bisa bilang sama saya." ucapnya dengan ramah.

Aku hanya membalas senyumnya dan segera duduk menunggu untuk memasuki kelas. 15 menit berlalu, Pa Aji menyuruhku untuk memasuki kelas A2.
Perlahan aku berjalan menuju ke kelas A2 dengan sedikit ragu karna tak satu orangpun yang ku kenal disini, mungkin.
Langkah kakiku berhenti di depan pintu bertuliskan A2, nah ini dia kelasnya. Setelah aku membuka pintu dan mulai memasuki kelas, ternyata dia ada disana. Ya, dia. Anak laki-laki aneh yang menatapku saat aku memasuki ruangan Nf. Sial, aku sekelas dengan anak aneh itu, untung niatku disini adalah untuk belajar. Jika tidak, sudah aku urungkan niatku untuk bimbel disini.

"Murid baru juga ya? Silahkan kenalkan nama dan asal sekolahmu, lalu kamu boleh duduk" ucap seseorang berjilbab dengan ramah, aku pikir dia pasti guru disini.

"Hai, namaku Renai aku bersekolah di SMA GM" ucapku sedikit gemetar dan segera duduk.

Setelah beberapa lama, kelas istirahat untuk melaksanakan solat magrib, kami semua bergegas ke mushola di belakang kelas. Beberapa anak perempuan mengajakku berkenalan.
Seminggu berlalu, rasanya aku mulai betah bimbel disana. Mereka sangat ramah dan menyambutku sebagai murid baru, kecuali satu orang.
Namanya Gilang, dia adalah anak laki-laki yang menatapku aneh saat memasuki ruangan Nf. Ya, dia. Jujur aku sangat tidak menyukainya. Dia aneh, dan selalu berbicara saat pelajaran, dia juga selalu membuat lelucon yang membuat orang lain tertawa yang menurutku tidak lucu dan sangat membosankan.
Sehari, seminggu, sebulan berlalu kami semakin dekat dengan Ujian Nasional. Hari-hari aku isi dengan tanpa tidak membaca buku. Aku ingin orangtuaku bangga dan bersyukur memiliki anak yang sukses.
Hari-hari berlalu, tibalah saat-saat yang di tunggu. Ujian Nasional datang. Dari senin hingga rabu aku lewati dengan cukup baik menghadapi Ujian Nasional. Aku harus optimis dengan hasil yang di dapat nanti.
Sesaat setelah Ujian Nasional, ujianku belum habis aku harus melewati beberapa rintangan lagi, salah satunya adalah SBMPTN yang akan aku hadapi sekitar 7 minggu lagi.
Hari itu, aku datang ke Nf untuk mengikuti pembelajaran SBMPTN. Saat aku memasuki ruangan Nf banyak sekali siswa baru yang mengambil kelas khusus untuk SBMPTN.
Tak kulihat seorang yang selalu menghiburku, temanku Zaki. Dia ternyata tidak mengkitu kelas khusus SBMPTN, tak akan aku lihat lagi sosok semangat dan penuh perjuangan darinya, dia adalah salah satu teman terdekat selama aku di Nf. Sedih rasanya, tapi aku disini bukan untuk dia, aku disini untuk mengejar cita-cita. Jadi, yasudahlah semoga dia sukses dan dapat meraih apa yang dia mau.

So, Why Did You Go Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang