Day with Regi

23 3 0
                                    

Sore ini, Regi mengajakku untuk pergi berdua untuk menonton film baru di bioskop. Memang hari ini adalah hari ketiga aku menolaknya untuk pergi bersama, akhirnya pukul 18.00 Regi sudah berada di depan rumahku.

"Yuk! Sorry aga telat tadi nyempetin mandi dulu Nai hehe" ucap Regi.

"Pantesan wangi banget, pake berapa semprot nih" balasku sedikit tertawa.

Sekilas teringat kenangan-kenangan dulu bersama Gilang, aroma parfumenya dan tawa candanya mirip sekali dengan Regi.
Sesampainya disana, aku dan Regi segera membeli tiket, ternyata aku dan Regi harus menunggu satu jam karena antrian sangat penuh.
Regi mengajakku untuk menuju ke KFC untuk menunggu, kami memesan beberapa makanan sambil menunggu.

"Ren, lagi deket sama siapa sekarang?" tanya Regi sambil menatapku dengan wajah serius.

"A..apa? Memangnya kenapa, itu bukan urusanmu" jawabku sambil tertawa kecil.

"Aku serius nanyanya, Nai. Jawab" desak Regi.

"E..engga, cuma lagi nunggu orang aja, Gi" jawabku.

Regi terdiam sejenak, "Siapa dia?" menatapku kembali, "Kenapa harus nunggu? Ga nyari yang pasti aja kaya aku, Ha..ha..ha" ucap Regi sedikit mengajakku bercanda.

"Gi, kamu sendiri lagi deket ya sama cewe?" tanyaku membalikan pertanyaannya.

"Iya Nai, lagi deket banget, cuma aku ga yakin sama dia. Baru aja aku denger dia ngarepin oranglain" jawab Regi sambil terus menatapku.

"Eh udah mau mulai nih filmnya, yuk cepet-cepet keburu mulai" ucapku mengalihkan perhatian.

Setelah Regi mengiyakannya, aku dan Regi segera menuju ke lantai 3 dan memasuki ruangan bioskop. Selama hampir satu jam setengah kami menyaksikan film yang kami tonton. Setelah kami akan bergegas pulang, ternyata sedang hujan besar padahal harusnya aku langsung pulang karena malam itu sudah sangat larut, sekitar pukul 22.00. Sambil menunggu hujan, aku dan Regi duduk di salah satu tangga di halaman mall, kami berbincang cukup lama. Regi sangat mengerti sekali mengenai mata kuliah yang aku ambil karena dia juga bekerja sampingan di salah satu rumah sakit dan berpangkat sama seperti jurusan yang aku ambil ini. Regi menerangkan segalanya yang dja ketahui mengenai prospek kerja jurusanku. Regi memang anak yang dewasa dan sangat bijaksana, dari bahasa yang dia pakaipun sangat menggambarkan dia adalah mahasiswa yang baik. Aku rasa, perlahan hatiku semakin lama mulai bertambah rasa kagumku padanya.
Saat hujan mulai reda, aku dan Regi segera pulang karena waktu sudah menunjukan pukul 22.30, sesampainya di rumahku

"Maaf ya Nai, kamu jadi pulang malem banget nanti kita ngobrol-ngobrol lagi ya, bye." ucap Regi langsung bergegas pergi.

Mungkin, kini Regi akan bisa membuatku benar-benar bisa melupakan Gilang. Aku harap.

So, Why Did You Go Away?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang