Waktu berlalu, komunikasi antara aku Gilang memang semakin jauh. Seakan banyak celah yang menghalangi, perlahan aku mulai terbiasa dengan tidak adany Gilang di hidupku, perlahan rasa ketergantungan itu mulai hilang. Apalagi dengan kedatangan orang-orang baru dihidupku.
Regi, dia adalah salah satu lelaki yang baru saja datang di hidupku yang mulai menyusun lagi hati yang hancur. Ya, selamat datang di hatiku, maaf sedikit berantakan seseorang lupa membersihkannya kembali.
Hari ini adalah hari dimana aku mengulang kembali perjuanganku untuk masuk ke perkuliahan negeri, tetapi sebelum mengahadapi tes tulis yang sebenarnya, aku mengikuti tryout yang di selenggarakan oleh panitia POLBAN, perkuliahan negeri yang akan aku ikuti tesnya di hari hari sesudahnya.
Hari ini, aku bangun pagi-pagi sekali untuk bergegas pergi ke tempat tryoutnya di Bandung, dan yang akan mengantarku pergi kali ini adalah Regi, dia ingin mengantarku karena dia mengatakan sudah lama sekali tidak bertemu. Ya, memang aku dan Regi sudah lama sekali tidak bertemu, aku dan Regi adalah teman saat SD. Dia adalah orang yang pernah ku sukai, dan dia adalah orang yang selalu ada sampai saat ini walaupun kadang aku dan Regi jauh sesaat."Gi? Kamu gak apa-apa nganter aku terus nungguin aku? Kalo kamu mau pulang duluan gak apa-apa kok, nanti aku bisa pulang naik angkot atau bisa juga minta jemput ayah jadi gak usah nunggu aku selesai tryout ya" jelasku pada Regi
"Udah gak apa-apa, aku tungguin kok selama apapun. Aku aja rela nunggu kamu bertahun-tahun. Masa nunggu beberapa jam aja aku gak bisa" jawab Regi
Aku hanya bisa terdiam mendengar jawaban Regi yang membuatku sedikit merasa bersalah, selama ini aku selalu mengabaikannya demi Gilang. Padahal Regi adalah orang yang jelas-jelas tulus dan sangat pedulu terhadapku tapi, apapun yang dilakukan Regi tidak akan mengubah apapun, apalagi perasaanku pada Gilang, tidak sama sekali.
Tryout hari inipun dimulai, dimulai pukul 08.00 dan ternyata baru selesai pukul 17.00 karena banyak sekali kegiatan dan acara-acara hiburan, Regi rela menungguku di luar gedung hanya untuk mengantarku pulang, aku merasa seperti orang yang sangat jahat di seluruh dunia. Regi adalah orang yang terbaik yang sekarang aku punya, aku sayang padanya, sebagai sahabat.
Hingga beberapa hari setelahnya, aku mengikuti uji tulis POLBAN yang sebenarnya, semoga aku dapat lolos. Hari ini Regi kembali mengantarku untuk kedua kalinya aku sangat senang, disaat Gilang pergi dengan orang yang dia sayang Regi datang membawa kebahagiaan di hidupku, perlahan aku mulai melupakan Gilang walau tidak mudah, walau setiap hari aku memikirkannya, walau disetiap tidurku aku selalu menangisinya akan ku coba terbiasa tanpanya.
Tes dimulai pukul 13.00 hingga 16.00 dan saat aku keluar gedung, ternyata cuaca sangat tidak mendukung. Hujan turun dengan sangat deras hingga pukul 17.00, Regi menyuruhku untuk menunggunya. Dan saat aku sedang duduk menunggunya, tiba-tiba satu mobil parkir di depanku, kondisi saat ini masih sedikit hujan.
Dan tiba-tiba seseorang turun dari mobil dan melambaikan tangan memanggilku. Ya, Regi membawa mobilnya menjemputku agar aku tidak kehujanan. Betapa terkejutnya aku melihat Regi yang turun dari mobil dan memanggilku."Nai, udah lama nunggunya ya? Maaf ya aku rada lama. Yuk kita pulang" ajak Regi dengan senyum manisnya
"Eh engga ko engga Gi, ayo ayo" jawabku sedikit gemetar
Di perjalanan pulang, aku dan Regi banyak sekali bercerita tentang segala hal, tak ku sangka Regi adalah anak yang sangat menyenangkan dan banyak sekali berbicara. Dia adalah anak yang mungkin dapat membuatku bisa melupakan Gilang, mungkin.
Kudengar sekarang Gilang sedang melakukan tes STTD di Bekasi, ya semoga saja dia lolos dan dapat mengerjakan semuanya dengan mudah.
Sampai pada saatnya hari kelulusan POLBAN tiba, aku perlahan membuka webnya dan...
Lagi-lagi aku gagal, mungkin semuanya sudah sia-sia. Gilang bertanya apakah aku lolos dalam ujian tulis POLBAN dan aku menjawabnya tidak. Gilang memberikan kata-kata motivasi agar aku tetap semangat untuk tes tes selanjutnya di POLTEKKES.
Disaat perlahan hati untuk Gilang mulai tertutup dan Gilang datang membuka kembali hati yang mulai tertutup.
Untuk kesekian kalinya hari ini aku mengikuti tes di POLTEKKES Bandung, tes di mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00 dan aku langsung pulang ke rumah karena merasa tidak enak badan, sepertinya karena cuaca dan kondisiku yang kurang bagus jadi mudah sekali terkena penyakit.
Pengumuman POLTEKKES jatuh pada tanggal 12, sama dengan tanggal pengumuman hasil akhir Gilang. Sehari sebelum pengumuman, aku dan temanku Vina akan pergi menonton pertandingan futsal Nf. Ini kesempatanku untuk bertemu dengan Gilang sebelum ia pergi ke Bekasi untuk asrama jiga di lolos tes akhir STTD. Tanpa ragu aku datang dan menonton Gilang bermain futsal, ragu memang tapi semua perasaan itu hilang setelah langkah demi langkah aku berjalan menuju ke lapangan. Ku lihat Gilang yang sedang berlari bermain futsal di lapangan, betapa saat itu juga aku ingin berlari masuk ke lapangan dan memeluknya, aku sangat merindukan Gilang, sangat.
Aku duduk di pinggir lapangan sambil memperhatikannya, tidak sedetikpun lepas pandanganku darinya. Setelah semuanya beres bermain futsal, aku sedikit bercanda dan mengobrol dengan Gilang, seperti dulu kami tetap akrab dan seperti tidak pernah terjadi apapun pada kami. Perasaanku yang dulu, awal aku mulai mencintainya sampai saat ini, perasaanku masih sama padanya. Walaupun beberapa orang telah masuk ke kehidupanku, dan mulai menghapus Gilang, tapi Gilang selalu hadir kembali dan mengisi hati.
Sampai aku sadar, aku ga pantes nyalahin Gilang. Perginya Gilang, ilangnya Gilang dari hidup aku bukan salah siapa-siapa, apalagi salah Gilang. Yang salah disini sebenernya adalah aku. Aku yang bikin hati aku sendiri sakit, aku yang bikin semuanya jadi ancur, aku yang pengen Gilang punya perasaan yang sama kaya apa yang aku rasain tapi gabisa. Jelas-jelas Allah udah jawab semua permintaan aku, di suatu malam aku pernah meminta sama Allah, jika Gilang memang baik untukku tolong dekatkan dan apabila Gilang memang bukan orang yang bisa bikin aku bahagia tolong jauhkan. Sekarang adalag jawaban dari Allah. Allah udah jauhin aku sama Gilang, tapi aku yang memang egois, aku yang gak bisa jauhin Gilang, aku selalu nentang kehendak yang memang harusnya aku sama Gilang jauh. Mungkin, jauh lebih baik kalau aku dan Gilang memang ga saling kenal lagi, karena kebahagiaan Gilang dengan Gita bisa menjadi sebuah pukulan besar di hidup aku.
Keesokannya, tanggal 12 Gilang dan aku saling berkomunikasi seperti dulu, aku dan Gilang masih akrab. Gilang terlebih dahulu mendapat pengumuman, dan ternyata dia lolos. Syukurlah akhirnya apa yang dia inginkan dapat terwujud, tapi aku harus kehilangan sosok Gilang yang periang, lucu, dan penuh semangat. Gilang harus asrama di Bekasi selama 4 tahun, dan masa ospek Gilang tidak diperbolehkan memegang handpone selama 3 bulan. Senang bercampur sedih terasa. Kejarlah impianmu Lang, aku yakin kamu akan menjadi yang terbaik diantara yang terbaik disana.
Hingga sore hari belum ada pengumuman yang aku terima hati gelisah dan berharap semoga aku dapat lolos, ini adalah jalan satu-satunya aku dapat masuk ke perkuliahan negeri.
Dan akhirnya malam hari, aku membuka web POLTEKES dan sudah tertera disitu pengumuman sampai akhirnya perlahan ku buka, dan akhirnya aku LOLOS! Yap aku lolos dan dapat kuliah di perkuliahan negeri di Bandung. Senang sekali rasanya aku dan Gilang dapat meraih cita-cita kami bersama di tanggal yang sama. Alhamdulillah.
Hingga saatnya Gilang pergi ke asrama, sesalku sampai saat ini adalah tidak bisa bertemu dengannya, mungkin untuk yang terkahir kalinya. Hanya kata-kata dan pesan yang dapat aku katakan padanya sebelum dia pergi.
Jika sampai di malam ini, aku berdiri disini untuknya, cintaku padanya, karena kebahagiannya adalah bagian dari rencanaku.
Sehari berlalu, seminggu berlalu tanpanya. Aku masih disini, berusaha melupakannya walau bayangnya selalu ada, walau dirinya selalu hadir di mimpiku, walau kenangannya selalu menemani langkahku.
Dengan datangnya Regi, Sandy,Erfan di kehidupanku, tak akan merubah apa pun, termasuk perasaanku pada Gilang.
Lang, lagi ngapain disana? Udah beberapa hari tanpa kamu. Dulu, waktu kita awal jauh, waktu kamu lagi bahagia sama Gita. Aku emang terbiasa tanpa kamu, tapi disaat aku kangen kamu, aku bisa kapan aja nanyain kabar kamu dan kamu bakal bales. Tapi sekarang? Kalo aku kangen kamu, apa yang bisa aku lakuin? Setiap aku kangen kamu, aku selalu liatin foto-foto kita, chat kita dari awal, sosmed kamu, bauin parfum kamu, inget kata-kata kamu. Karena cuma itu yang aku punya.
Aku tau, kamu sama Gita bakal serius aku yakin Gita yang terbaik yang kamu pilih.
Lang, kalo kamu baca cerita ini, aku pengen kamu selalu bahagia sama siapa pun itu, dan disaat aku bener-bener hilang dari hidup kamu, jangan pernah cari aku, jangan pernah. Yakin aja kalo disini aku selalu bahagia juga, jangan pernah berfikir aku ga akan ada lagi untuk kamu. Aku bakalan selalu ada di hidup kamu Lang, kenangan-kenangan kita bakalan temenin hari-hari kamu kalo kamu lagi inget aku. Aku pergi dari hidup kamu bukan karena aku nyerah atau gamau lagi jadi bagian dari hidup kamu, aku nyerah sama diri aku sendiri, aku yang lemah, aku yang egois. Gak bisa liat kamu bahagia sama orang lain.
Aku harap kamu bisa maafin aku, maaf untuk selalu nyusahin kamu, maaf kamu harus denger semua cerita aku yang ga penting, maaf kamu selalu begadang buat nemenin aku, maaf kamu selalu cape buat nganter ato jemput aku, maaf aku gak bisa bener-bener jadi sahabat yang baik yang selalu ada buat kamu lagi.
Bahagia selalu ya Lang, aku tau kebahagiaan kamu ada di Gita, aku tau kamu sempet ga enak sama aku, aku tau sebenernya kamu peka sama perasaan aku, aku tau kamu pengen bilang dari awal tentang Gita.
Selamat tinggal Gilang, kamu adalah orang yang paling aku sayang sampai kapanpun, kamu bakalan jadi yang terbaik. Walau akhirnya kita bakalan jadi orang yang bakalan ga saling kenal lagi. I love you from 120km Cimahi-Bekasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
So, Why Did You Go Away?
RomanceKetika seseorang datang tanpa sengaja dan membuat pelangi di hatimu saat semuanya berubah, saat kau jatuh cinta diantara cinta yang lain. Kau perlahan mulai berjalan jauh dari kehidupan kelammu menuju pelangi yang diukir seseorang. Sampai suatu keti...