Part 1

826 56 2
                                    

Yuki POV
Ku sedang melihat-lihat kampung ku dari jendela, yang nanti akan ku tinggal cukup lama yaa pasti di benak hatiku ingin sekali kembali ke tempat ini. Dan tentu saja aku akan merindukan sang Bunda ku.

"Ki" panggil Bunda ku itu dengan lembutnyaa dengan senyumnyaa

"Iyaa Bun" jawab ku sambil mendekati Bunda

"Ki, kamu udah siap-siapkan" Tanya Bunda ku

"Tentuu Bun" Jawab ku

Bunda masih saja membereskan tas-tas ku dan semua perlengkapan yang akan ku bawa untuk melanjutkan sekolah ku di Jakarta karena Ku mendapatkan beasiswa.

Ku bingung antara senang ataupun sedih mungkin ku senang karena sejak lama ku ingin sekolah di sana tapii ku sedihh jika Bunda ku akan tetap tinggal di sini.

"Bun.. sebaiknyaa Bunda ikut dengan ku Bun" Ku sangat takut sebenarnyaa mempertanyaakan hal ituu karena Bunda selalu saja marah ketika mendengar hal ituu

"Gakk Ki, Bunda gak papa kok lagian kan ada Ayah di sini menemani Bunda" Jawab Bunda dengan lembutnyaa dan baru kali ini Bunda ku tak marah padaku saat ku menanyakan hal itu yaa mungkin Bundaa sudah terlalu sering mendengarr pertanyaan ituu dan Bunda selalu menjawab seperti ituu bedanya cuman dengan nada marahnya saja.

"Bun, tapi Ayah sangatlah bersikap kasar Bun sama Bunda. Ku gak mau Bunda di kasarin sama Ayah" Ku khawatir rasanyaa jika Aku akan meninggalkan Bunda sendiri tanpa Aku

"Ki, kamu kok gituu sih sayang lagian kan Ayah itu juga Ayah kamu kann kamu gak boleh gituu" Jawab Bunda sambil mengelus-ngelus pipi dan kemudian memeluk ku

"Bun, ayolah ikut dengan ku" Rengek Ku mungkin ini seperti anak kecil yang sedang merengek untuk membelikan mainan tapi Ku tak ingin meninggalkan Bunda ku ini sendirian disini

Bunda hanya menggeleng dan menyuruh ku untuk segera makan dan juga sahabat ku ikut disini untuk makan bersama sedangkan Ayah sudah keluyuran sejak pagi pergii dengan orang lain.

Rein itu sahabat ku
"Ki, aku bakal kangenn nih sama kamu" katanya

"Iyaa, aku juga kok" jawab Yuki dengan jelas, singkat dan mudah dimengerti

"Kok pendek gituu sih jawabannyaa apa kamu gak bakal kangennn sama akuu kaya gak niat gituu..." Tanya Rein dengan muka cemberuttnyaa dan seperti ingin mengeluarkan air mata

"Yaudah mau yang panjangg nih" Tanya Yuki dan Rein pun langsung mengangguk

Bunda pun ikut nimbrung disitu dan menyuruh kami makan daripada hanya ngomong melulu. Setelah selesai makan, kami masih asik mengobrol dan Bunda juga. Tiba-tiba ada orang yang sedang mengetuk pintuu

Tuk...tuk...tuk..

Bunda pun membukakannya dan ternyata ituu adalah Ayah yang sedang bersama perempuan.

"Bun, kita mau makan masih ada kan makanannyaa" Tanya Ayah

Mungkin Ayah ku ini memang tak tau malu sudah punya istri yang begitu baik, sabar, dan luar biasa tapi masih saja mencari pengganti yang belum tentu seperti Bunda Ku.

Aku pun segera mendatangi mereka yang masih ada di depan pintu.

"Yah, untuk apa membawa dia kemari" Tanya Aku
Aku cukup kasar sambil menunjuknyaa

Ayah yang melihat itu begitu marah dengan yang Aku lakukan. Ayah hampir saja ingin menampar ku tapi Bunda ku memegang tangan Ayah sedangkan ku hanya terdiam dan memejamkan mata ku.

"Yah, jangan begituu dengan anak mu sendiri"
Bunda pun menasehati Ayah

Yaa, mungkin Ayah berubah sejak kami sekeluarga menjadi miskin dan itu karna sahabat Ayah yang membuat surat pemindahan segala harta itu kepada orang itu. Itu sedikit cerita dari Bunda ku

Love Is.....Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang