19

15K 400 6
                                    

Dinda kembali mual-mual pagi itu,kepala nya sangat pusing. Ia keluar kamar untuk menyiapkan sarapan untuk bintang.

Tapi ntah kenapa pandanganya buram,dan dia terjatuh di tangga. Semua begitu cepat hingga dinda sendiri tidak sadarkan diri.

***

Bintang syok ketika mendengar kandungan dinda tidak dapat dipertahankan,pendarahan yang cukup hebat yg dialami dinda membuat nyawa nya dan janin nya terancam. Dokter hanya mengambil tindakan cepat karna ini menyangkut nyawa.

Bintang hanya bisa terdiam ketika dinda tersadar dari pingsan nya. Dinda merasa masih limbung. Ia merasa perutnya sedikit sakit tapi ia merasa ada yg hilang disana.

"Bintang.." suara dinda begitu lirih seperti hembusan angin. Dinda tau bukan hanya dia yg kehilangan tapi juga suami nya.

"Dinda,kamu udah sadar. Gimana apa yang kamu rasain sekarang,ada yang sakit ?" Bintang begitu khawatir melihat wajah pucat istrinya.

"Bin, dia dimana ?" Tanya dinda sambil mengelus perutnya yang kemaren sedikit membuncit tapi sekarang kembali datar.

"Sayang,kamu yang kuat. Maafin aku gak bisa jaga kamu dan dia baik-baik" bintang menunduk sembari terisak tak sanggup menatap dinda.

"Sayang liat aku." Dinda meraih wajah bintang dan menghapus titik-titik air mata diwajah bintang.
"Aku ikhlas kok. Mungkin aku belum dikasih kesempatan buat jadi ibu. Dan mungkin tuhan masih ingin kita pacaran berdua."

Bintang menatap dinda tidak percaya. Wanita nya masih bisa tegar setelah mengalami keguguran. Tampak jelas dinda begitu terpukul tapi dia mencoba tersenyum.

"Bin,semua yang indah akan hadir pada waktunya. Tuhan yang lebih tau kapan dia akan kasih kebahagian itu buat kita" dinda tersenyum ikhlas. Dibenaknya saat ini hanya tidak ingin membuat keadaan lbih buruk. Dia yakin ada rencana tuhan yang lebih indah buat mereka berdua.

"Sayang,aku gak tau mau bilang apa. Kamu yang mengandung,kamu yang keguguran dan kamu yang lebih kuat dari aku. Aku sayang kamu din." Bintang mengecup kening dinda. Dinda tersenyum. Mata nya menitikan airmata.

Gak pernah ada yang tau apa rencana tuhan untuk mereka berdua. Tapi percaya lah semua akan indah pada waktu nya.

***

Sudah seminggu. Dinda sudah terlihat lebih baik dari kemaren. Kejadian itu tak serta merta menghancurkan harapan nya untuk hidup. Ada bintang. Pria yang selalu disamping nya. Yang tidak pernah mengeluh tentang kemanjaannya. Pria yang selalu berusaha membahagiakan nya.

Pelukan bintang di belakang dinda menyadarkan dinda dari lamunannya.

"Melamun aja,ngelamunin apa hayoo?" Tanya bintang sambil mendaratkan satu kecupan dipipi dinda.

"Hehe gapapa aku lagi ngelamunin suami ganteng aku ini aja. Hehe" dinda mendaratkan satu kecupan di bibir bintang.

"Hayoo ngelamun yg jorok ya?" Goda bintang.
"Mmm kok tau sih" canda dinda.
"Hahaha nakal ya kamu sayang,liat aku sini"

Tatapan itu penuh hasrat. Tatapan itu penuh cinta. Hingga dinda tak bisa melihat yang lain. Lelaki ini membuatnya selalu jatuh cinta.

"Sayang,aku bahagia miliki kamu. Bahagia bisa sama-sama kamu."

"Aku jauh lebih bahagia setelah kenal kamu. Bahagia bisa bareng kamu juga. Trimakasih sayang"

"Tetap lah disampingku sampai maut yang memisahkan."

Bintang mengecup bibir dinda perlahan namun durasi yang begitu lama dan suasana yang romantise membuat kedua nya terbuai.

Ciuman itu berubah menjadi lumatan. Penuh hasrat dikedua nya. Dinda membelai dada bidang bintang. Hobi bintang ketika weekend ia dirumah selalu bertelanjang dada.

Dinda beralih mengalungkan tangan nya dileher bintang. Ia melepaskan ciuman nya dan beralih keleher bintang,ia menggigit dan menghisap hingfa bintang melenguh. Tamgan bintang menurunkan gaun tidur dinda yg bermode camisole. Gaun tidur dinda melorot hingga jatuh kelantai dan kini hanya ada balutan bra dan celana dalam yg diikat. Binta menarik tali bra dinda. Tp dinda menahan agar bra nya tidak terjatuh.

"Sayang,sadar gak kamu bugilin aku dimana ?"
"Maksud nya?" Bintang terbengong sebentar dan ia bar sadar kalo ini di balkon kamar. Astaga.

"Hehe maap sayang," dengan bridal style dia menggending dinda masuk kedalam kamar dan menutup pintu penghubung balkon dengan kamar.

"Kalo gini kita aman" bintang mulai menyiumi setiap senti tubuh dinda. Membuat dinda melenguh nikmat dan bintang semakin bersemangat.

"Ok junior berikan hasil terbaik dan jadikan aku seorang ayah." Dinda hanya bisa tersenyum dibalik lenguhan nikmat nya sentuhan bintang. Dan ia menikmati pagi yang panas ini.

***

Pendek ? Maafin aku yaa..
Happy reading guys,jgn lupa vomment

***

Lo Suami Gue?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang