This is 'Relationshit!'

3.6K 424 16
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi?" Ricky semakin mendekat. Bahkan, sepatu kami saling menyapa satu sama lain.

Aku menunduk kaku. Aku tidak tahu harus menjawab apa syarat itu. Karena... jujur, itu adalah hal paling tak masuk akal yang bisa aku lakukan.

"Baiklah..." kataku pada akhirnya. Setelah kebisuanku mendadak, "elo tawuran aja... gue balik kelas dulu."

Aku hendak pergi. Tapi tangan Ricky menggenggam tanganku kuat-kuat. Akhirnya... aku kembali lagi pada posisiku tadi. Berdiri di depan Ricky, sambil menundukkan kepalaku dalam-dalam.

"Kalian pergi dulu ke TKP. Entar gue nyusul!" serunya pada teman-teman badungnya. Mereka langsung pergi, seolah perintah Ricky adalah perintah Raja dan itu mutlak harus dijalankan. Pada akhirnya... kini kami hanya berdua.

"Itu jawaban yang bagus." katanya lagi. Aku jadi bingung. Bagaimana bisa penolakanku adalah jawaban yang bagus? Bukankah dia menginginkan hal itu?

"Gue nggak ngerti."

"Meski lo mau gue cium. Gue juga bakalan tetep tawuran."

"Oh..." kataku. Rupanya, tidak ada satu hal pun yang mampu menghentikannya tawuran. Aku tahu... apalagi itu aku, tidak mungkin.

"Tapi elo akan dikeluarkan dari Sekolah."

"Oh." Jawabnya.

"Hanya oh?" tanyaku bingung. Dia berjalan menuju ke arah motornya. Motor yang baru aku tahu kalau dia mempunyainya.

"Ini motor Mondy..." seolah mengerti apa yang ada di dalam pikiranku dia menjawab seperti itu, "gue nggak mungkin mengkhianati sahabat-sahabat gue. Itu sebabnya... gue tetap tawuran."

"Tapi, mereka bukan sahabat elo, Rick. Nggak mungkin sahabat manfaatin sahabatnya sendiri."

Dia diam, tidak membalas ucapanku. Tapi... matanya mengisyatkan hal lain. Mata cokelat milik Ricky, menatapku dengan begitu dingin.

"Maksud elo... lo nyuruh gue kayak mereka?" tanyanya yang berhasil membuatku berhenti bernapas. "Kalau gue ngelakuin hal yang sama kayak mereka. Lalu... apa bedanya gue sama mereka? Gue sama saja seorang temen yang manfaatin temennya, kan?"

Ucapannya benar adanya. Jika aku menyuruh Ricky untuk melakukan tindakan itu. Sama artinya aku menyuruh Ricky untuk berkhianat. Akan tetapi, tawuran bukanlah tindakan yang patut dibenarkan. Itu adalah tindakan yang salah.

"Tapi—" kataku terhenti. Ricky langsung membopong tubuhku untuk didudukkan di jok belakang motor itu. Kemudian dia naik.

"Mending elo ikut gue. Daripada lo bikin kepala gue pusing."

UNFORGIVEN BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang