Chapter 4

7 1 0
                                    

#4Closer To You

Aku, Vita, Andien, dan Gishel adalah cewek-cewek yang menurut laki-laki itu cantik. Daniel,laki-laki paling ganteng seantero sekolah saja pernah menaksirku,tapi tidak aku terima karena aku tidak mau.

Mungkin kalian semua akan bertanya mengapa,jawabannya karena itu cinta monyet. Cinta karena fisik dan bukan dari hati,itu namanya cinta monyet,bukan? Aku tidak ingin begitu,masa aku monyet? Hhh..

"Aku pulang duluan,ya!"seru Vita sambil memakai helm yang disodorkan Vino, pacarnya. Aku mengangguk sambil tersenyum.

"Oh,ya ampun! Aku juga udah di tunggu tuh sama Arza,aku pulang ya!"seru Andien. Lagi-lagi aku menangguk. Jangan bilang,Gishel juga udah di jemput?

"Aku juga udah di jemput nih,aku pulang ya,nda!"seru Gishel. Huaaaa,aku sama siapa? Mereka semua udah di jemput sama pacar masing-masing. Lahh aku? Tidak ada pacar,kakak/adik, papa, sama siapa coba?

Kesel,kesel,kesel!!! Kenapa aku anak tunggal? Kenapa aku belum punya pacar? Pokoknya,tahun depan aku harus udah punya pacar supaya gak ngiri mulu. Titik.

Tin..tin..!!

Aku menoleh ke belakang dan mendapati mobil Grand Livina putih. Pasti itu Karel. Aku langsung masuk ke dalam mobilnya.

Gila! Karel ganteng banget,dia pake kemeja biru kotak-kotak dan rompi putih polos. Ya ampun,kau makhluk Tuhan yang paling tampan,Karel. Tak lama,mobil pun melaju cepat,menjauhi sekolahku.

"Udah makan?"tanya Karel. Dia nanya sama siapa? Aku melirik ke kanan dan ke kiri. Tidak ada orang.

"Saya tanya,apa kamu sudah makan?"tanyanya lagi sambil menatapku. Ah, bodoh! pasti dia nanya sama aku lah, secara di mobil ini kan cuma ada aku dan Karel.

"Oh,kakak nanya ke aku?"tanyaku seperti orang bego. Emang bego banget deh aku,udah tau di dalem mobil cuma berdua,masih bingung aja.

"Kita makan dulu"ujarnya sambil membelokkan setir mobilnya menuju cafe. Asik,di ajak makan. Cacing-cacing di perutku juga udah demo minta makan,mulai dari nenek cacing,kakek cacing,ibu cacing,bapak cacing,kakak cacing,adek cacing,tante cacing,dan lain-lain. Kalian saja ya yang menambahkan.

Mobilpun berhenti,aku langsung turun dari mobil dan berlari memilih meja untuk kami berdua. "Hey,mau kemana?!"serunya.

*Karel Pov*

Ada-ada saja anak itu. Saat ku tanya mau kemana,dia malah menarik tanganku dan duduk di salah satu meja.

"Kak,mau makan apa?"tanya Manda,tangannya memegang buku menu.

"Mmm.."mataku mengelilingi menu-nya. Sebenernya,aku itu bukan orang yang kalau makan harus ini-itu. Aku,sih apa saja yang penting kenyang dan sehat juga halal.

"Aku ini deh!"ujar Manda. Aku menatapnya sebentar dan,

"Kalau gitu, saya juga"seruku. Sesekali menjahili-nya tidak apa,kan? Tiba-tiba mata manda menatapku tajam dan kemudian tertawa. Kenapa bocah ini? Ada yang lucu? Kok,leherku malah merinding ya? Jangan-jangan dia gila?!

"Kak!"panggil Manda.

"Ya?"balasku. Mungkin,aku harus sedikit baik pada anak ini karena jika aku berbuat sesuatu-yang tidak mengenakkan hatinya-mungkin dia akan bilang ke papanya untuk memecatku.

"Kenapa kakak setuju dengan ucapan papa kemarin? Bahkan kakak kelihatan tenang," Katanya.

"Mau bagaimana lagi? Papamu kan atasan saya, jadi saya harus terima"jawabku.

"Ohh,gitu"jawabnya.

Setelah beberapa lama menunggu,pesanan kami pun datang. Aku segera menyantap makanannya sebelum pak Adri menelfon untuk segera membawa pulang putrinya.

@@@@@

*Manda's Pov*

Aku merebahkan tubuhku di sofa ruang kerja papa. Sungguh melelahkan karena tadi itu pelajaran olahraga. Papa duduk di sebelahku sambil memberiku minuman dingin. "Manda,besok papa akan pergi ke jerman selama seminggu. Nanti,kamu tinggal di apartmen nya Karel,ya?"ujar papa sambil membelai rambutku.

"Hah? Kenapa gak di rumah kita aja,pa?"tanyaku. Tadi itu aku hampir menyembur air yang ada di dalam mulutku, tapi aku tahan.

"Papa takut karel gak betah,jadi kamu aja yang ke sana. Cuma seminggu kok". Akhirnya ku "Iya"kan saja ucapannya itu.

Setelah itu,aku dan papa pulang ke rumah. Entah kenapa,kok Karel di suruh ikut ke rumah, sih? Toh, kalo nginap juga kan di apartemen-nya Karel.

Saat kutanya,ternyata papa ingin mengajak Karel dinner together alias makan malam bersama di salah satu restaurant.

Papa menjalankan mobilnya bersamaan dengan mobil Karel yang mengikutinya dari belakang. Menurutku, kelakuan papa itu berlebihan, sebenernya Karel itu gak usah di suruh untuk antar-jemput aku kemanapun aku pergi, karena aku sendiri juga jadi gak enak sama Karel. Andai saja mama masih ada,pasti papa gak akan nyuruh Karel untuk antar-jemput aku, karena mama selalu kasih kepercayaan ke aku. Gak kaya papa, putrinya sendiri aja udah kaya ratu yang harus di dampingi oleh para pengawal.

###

TBC

Be Closer To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang